IHSG Kalah 16,95 Poin, Bursa Asia Menyerah Tertekan Perang Dagang
A
A
A
JAKARTA - Pekan ini menjadi hal buruk bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG pada perdagangan Jumat (16/3/2018) berakhir kalah 16,95 poin atau 0,27% menjadi 6.304,95. Ini merupakan penurunan selama lima hari berturut-turut.
Sebelumnya, indeks dibuka naik tipis 1,51 poin alias 0,02% menjadi 6.323,41, namun berbalik menunduk 70,37 poin atau 1,11% ke level 6.251,53 pada pukul 09.15 WIB. Jumat ini, indeks bergerak di 6.236,24-6.328,79.
Tujuh sektor saham utama berakhir terkoreksi sehingga menekan indeks. Sektor infrastruktur melorot 1,87% disusul saham perkebunan yang rontok 1,68%. Tidak adanya sentimen positif di dalam negeri, membuat indeks seperti betah di zona merah.
Dari 492 saham, 242 tertekan, 114 stagnan, dan 136 menguat. Nilai transaksi saham Rp11,23 triliun dari 9,81 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing sebesar minus Rp1,01 triliun, dengan aksi jual asing Rp7 triliun dan aksi beli asing Rp5,98 triliun.
Sementara itu, mayoritas pasar Asia ditutup menyerah seiring perkembangan perang dagang. Melansir CNBC, Jumat (16/3/2018), indeks Nikkei 225 Jepang surut 0,58% atau 127,44 poin ke level 21.676,51. Meski menurun, selama sepekan ini Nikkei telah naik 1%. Indeks Topix berkurang 0,4%.
Di Seoul, indeks Kospi berakhir lebih tinggi 0,06% menjadi 2.493,97 karena saham keuangan berakhir menguat. Adapun pasar Australia, S&P/ASX 200 naik 0,48% ditutup menjadi 5.949,40 berkat kenaikan mayoritas sektor saham.
Pasar China berakhir lebih surut, dengan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,44%, disebabkan kerugian pada saham properti dan energi. Indeks Shanghai melemah 0,63% menjadi 3.270,39 dan Shenzhen turun tipis 0,61% menjadi 1.863,03.
Sebelumnya, indeks dibuka naik tipis 1,51 poin alias 0,02% menjadi 6.323,41, namun berbalik menunduk 70,37 poin atau 1,11% ke level 6.251,53 pada pukul 09.15 WIB. Jumat ini, indeks bergerak di 6.236,24-6.328,79.
Tujuh sektor saham utama berakhir terkoreksi sehingga menekan indeks. Sektor infrastruktur melorot 1,87% disusul saham perkebunan yang rontok 1,68%. Tidak adanya sentimen positif di dalam negeri, membuat indeks seperti betah di zona merah.
Dari 492 saham, 242 tertekan, 114 stagnan, dan 136 menguat. Nilai transaksi saham Rp11,23 triliun dari 9,81 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing sebesar minus Rp1,01 triliun, dengan aksi jual asing Rp7 triliun dan aksi beli asing Rp5,98 triliun.
Sementara itu, mayoritas pasar Asia ditutup menyerah seiring perkembangan perang dagang. Melansir CNBC, Jumat (16/3/2018), indeks Nikkei 225 Jepang surut 0,58% atau 127,44 poin ke level 21.676,51. Meski menurun, selama sepekan ini Nikkei telah naik 1%. Indeks Topix berkurang 0,4%.
Di Seoul, indeks Kospi berakhir lebih tinggi 0,06% menjadi 2.493,97 karena saham keuangan berakhir menguat. Adapun pasar Australia, S&P/ASX 200 naik 0,48% ditutup menjadi 5.949,40 berkat kenaikan mayoritas sektor saham.
Pasar China berakhir lebih surut, dengan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,44%, disebabkan kerugian pada saham properti dan energi. Indeks Shanghai melemah 0,63% menjadi 3.270,39 dan Shenzhen turun tipis 0,61% menjadi 1.863,03.
(ven)