Bersinergi, BPS-Bulog Tingkatkan Kualitas Data Pangan
Bersinergi, BPS-Bulog Tingkatkan Kualitas Data Pangan
A
A
A
JAKARTA - Perum Bulog dan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) tentang penyediaan, pemanfaatan, serta pengembangan data dan informasi statistik di bidang pangan.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, data BPS yang diamati dan dirilis akan menjadi bagian dari early warning system. Data-data BPS juga akan menjadi salah satu alat bagi Perum Bulog dalam menentukan strategi penugasan dan komersialnya.
"Tujuan kerja sama ini agar kedua belah pihak dapat saling bertukar informasi yang saling mendukung dan dibutuhkan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemerintah," ujar Djarot di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Kepala BPS Suhariyanto menambahkan, melalui penandatangan nota kesepahaman ini diharapkan independensi BPS tetap terjaga sehingga data dan informasi dapat digunakan oleh pengambil keputusan kebijakan di pemerintah. Selain itu, dengan data yang disediakan, diharapkan Bulog dapat melakukan analisa, perencanaan dan menyiapkan program yang sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
"Ke depan sinergi BPS dan Bulog dapat memperbaiki kualitas data agar dapat menjaga ketahanan dan kesediaan pangan," katanya.
Nota kesepahaman tersebut memang juga ditujukan untuk mendukung stabilitas pangan, terutama pada delapan bahan pangan utama yaitu gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam dan telur.
Adapun butir-butir kesepakatan yang terdiri dari delapan ruang lingkup strategis, antara lain mengenai penyediaan data dan informasi statistik melalui kegiatan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, analisis, serta penyajian data dan informasi stastik di bidang pangan. termasuk juga pemanfaatan data dan informasi stastik di bidang pangan.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, data BPS yang diamati dan dirilis akan menjadi bagian dari early warning system. Data-data BPS juga akan menjadi salah satu alat bagi Perum Bulog dalam menentukan strategi penugasan dan komersialnya.
"Tujuan kerja sama ini agar kedua belah pihak dapat saling bertukar informasi yang saling mendukung dan dibutuhkan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemerintah," ujar Djarot di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Kepala BPS Suhariyanto menambahkan, melalui penandatangan nota kesepahaman ini diharapkan independensi BPS tetap terjaga sehingga data dan informasi dapat digunakan oleh pengambil keputusan kebijakan di pemerintah. Selain itu, dengan data yang disediakan, diharapkan Bulog dapat melakukan analisa, perencanaan dan menyiapkan program yang sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
"Ke depan sinergi BPS dan Bulog dapat memperbaiki kualitas data agar dapat menjaga ketahanan dan kesediaan pangan," katanya.
Nota kesepahaman tersebut memang juga ditujukan untuk mendukung stabilitas pangan, terutama pada delapan bahan pangan utama yaitu gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam dan telur.
Adapun butir-butir kesepakatan yang terdiri dari delapan ruang lingkup strategis, antara lain mengenai penyediaan data dan informasi statistik melalui kegiatan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, analisis, serta penyajian data dan informasi stastik di bidang pangan. termasuk juga pemanfaatan data dan informasi stastik di bidang pangan.
(fjo)
Explore More