Gemajipi Inside, Mimpi Sumbawa Jadi Kabupaten Berbasis Agroindustri

Senin, 26 Maret 2018 - 18:49 WIB
Gemajipi Inside, Mimpi Sumbawa Jadi Kabupaten Berbasis Agroindustri
Gemajipi Inside, Mimpi Sumbawa Jadi Kabupaten Berbasis Agroindustri
A A A
SUBAWA - Ekspor jagung Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin meningkat untuk menjadi yang terbaik setelah Gorontalo dan Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapatkan apresiasi dari Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Zainul Majdi. Bahkan Nusa Tenggara Barat optimistis mampu mencapai target ekspor jagung hingga 300.000 ton pada tahun ini.

Sepertiganya atau sekitar 100.000 ton berasal dari Kabupaten Sumbawa. "Ekspor jagung dari NTB ke Filipina ini membesarkan hati sekaligus membuktikan kontribusi positif provinsi NTB bagi pembangunan Nasional," kata Zainul Majdi melalui keterangan yang diterima SINDOnews, Senin (26/3/2018).

"Kunci kesejahteraan petani itu terletak pada peningkatan pendapatan petani. Pemerintah akan melakukan perbagai kebijakan untuk mencapai tujuan itu. Ekspor ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan harga yang pantas bagi petani NTB," sambung Gubernur lulusan Al Azhar Mesir itu.

Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi yang hadir mewakili Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan NTB merupakan salah satu dari lima provinsi yang memiliki kapasitas produksi jagung terbesar.

Impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak menunjukkan grafik yang terus berkurang. Pada 2015 kita masih impor 3,26 juta ton, tetapi pada 2016 sudah turun 62% menjadi 1,13 juta ton. “Pada 2017 kita sudah sama sekali tidak impor jagung. Dan sekarang, Tahun 2018 kita gantian ekspor ke negara-negara tetangga," jelas Agung.

Gemajipi Inside


Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sumbawa HM Husni Djibril mengatakan Kabupaten Sumbawa bertekad akan mampu mencapai target satu juta ton jagung pipilan sesuai arahan Gubernur NTB.

Sumbawa mempunyai Gemajipi (Gerakan masyarakat jagung integrasi sapi), sebuah instrumen kinerja terpadu yang dapat menggerakkan SDA dan SDM untuk mencapai tujuan bersama yakni memwujudkan Sumbawa menjadi Kabupaten berbasis Agroindustri.

"Basis komoditas utama Sumbawa adalah jagung. Dari jagung Sumbawa akan bangun banyak dryer dan silo yang dekat dengan lahan petani. Itu untuk memastikan hasil panen petani berkualitas grade A, bebas aflatoksin dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Pemerintah akan membantu membuka pasar jagung baik domestik maupun ekspor agar harga jagung di Sumbawa terjaga baik," ungkap Husni

“Bila perlu kita undang Feedmill untuk bangun di Sumbawa sekaligus investasi pabrik pengolahan pangan berbasis jagung,” katanya. "Populasi sapi akan kita dorong juga di Sumbawa. Petani jagung kita edukasi juga untuk beternak sapi potong, karena daun dari tanaman jagung yang telah di panen bisa dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak," sambungnya.

Pemerintah telah membangun Rumah Potong Hewan (RPH) di Sumbawa yang akan dimodernisasi sesuai perkembangan daerah. “Kita tidak hanya kirim sapi hidup ke luar daerah seperti yang selama ini telah dilakukan, tetapi juga sudah dalam potongan daging premium yang kami branding Sumbawa Beef,” jelasnya.

“Kami di Sumbawa menyebutnya Gemajipi inside, sebuah chip perubahan kinerja untuk mencapai tujuan bersama mewujudkan Sumbawa sebagai daerah Agroindustri,” ujar Bupati.

Pemkab Sumbawa memberikan dukungan penuh secara politik, dari mulai kebijakan anggaran pro petani hingga perubahan perilaku dan etos kerja petani di pelosok-pelosok desa agar siap dibawa ke arah yang lebih maju.

“Tentu saja Sumbawa tak mampu sendiri membangun, Pemkab membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat untuk membangun berbagai sarana pertanian, seperti dryer dan silo itu tadi sehingga efektif stok nasional dalam swasembada jagung,” sambung Bupati.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Tarunawan, menjelaskan target jagung yang akan diekspor tahun ini mencapai 35.000 ton. Selama tujuh tahun terakhir, baik luas tanam maupun produktivitas jagung melonjak pesat di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Tarunawan, menjelaskan target jagung yang akan diekspor tahun ini mencapai 35.000 ton. Selama tujuh tahun terakhir, baik luas tanam maupun produktivitas jagung melonjak pesat di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Pada tahun 2017 NTB mengembangkan budidaya jagung di lahan seluas 400.000 hektar, terutama di Pulau Sumbawa. Jagung dibudidayakan di areal persawahan seluas 215.553 hektar dan lahan bukan sawah seluas 185.000 hektar. "Sumbawa menghasilkan jagung dari areal seluas 97 ribu hektar, dengan rata-rata hasil panen sejumlah tujuh kilogram per hektarnya. "Lebih kurang 700.000 ton jagung dihasilkan Kabupaten Sumbawa," kata Tarunawan .

Biasanya, hasil panen Sumbawa ditampung oleh pabrik pakan ternak yang ada di Pulau Jawa. Selama Maret dan April, pabrik pakan ternak tersebut belum menyerap jagung dari petani Sumbawa. Kecenderungan petani untuk memilih tanaman jagung tidak bisa dibendung karena faktor harga yang menggiurkan.

Selain itu, pemerintah berani menetapkan Harga Pokok Pembelian Pemerintah (HPP) membuat harga jagung stabil. Harga jagung keri ng panen Rp 3.150 per kilogram."Salah satu strategi untuk menstabilkan harga adalah saat pasar dalam negeri tutup, jagung di lempar ke luar negeri," katanya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6168 seconds (0.1#10.140)