Total Realisasi Investasi BPJS Ketenagakerjaan Naik 100%
A
A
A
JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan pada periode Februari 2018 mencatat total realisasi hasil investasi mencapai sebesar Rp6,68 triliun. Angka itu naik hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp3,44 triliun.
Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja mengatakan, kinerja tersebut diperoleh dari penambahan iuran, strategi pengelolaan dana yang tepat dan kondisi pasar yang sangat mendukung.
"Strategi Investasi yang kami lakukan selalu berorientasi pada hasil yang optimal untuk peserta, dengan risiko yang terukur. Serta tentu saja mengutamakan aspek kepatuhan dan kehati-hatian," kata Utoh dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Dia melanjutkan, sementara total dana yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan saat ini sebesar Rp324,9 triliun, dengan rincian aset alokasi di antaranya deposito (10%), surat utang (60%), saham (19%), reksadana (10%), dan investasi langsung (1%). Menurut dia, dana kelolaan tersebut diinvestasikan pada berbagai segmentasi sektor, seperti sektor keuangan, pertambangan, aneka industri, transportasi, dan infrastruktur.
"Segmentasi penempatan pengelolaan dana pada instrumen terkait sektor infrastruktur per 28 Februari 2018 sebesar Rp73,25 triliun," ungkap dia. Investasi ini bersifat tidak langsung, melalui instrumen surat utang (obligasi) dan saham.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, paling besar ditempatkan pada Surat Berharga Negara mencapai 45%, Obligasi dan Saham BUMN terkait sektor infrastruktur sebesar 55%. Dari pengelolaan investasi diatas, BPJS Ketenagakerjaan memberikan hasil pengembangan Jaminan Hari Tua (JHT) periode Februari 2018 kepada peserta sebesar 9.59%.
Hasil pengembangan tersebut lebih baik dari tingkat suku bunga counter rate deposito bank pemerintah periode yang sama. "Kami selalu mengutamakan kepentingan peserta, setiap investasi yang dilakukan pasti telah melalui proses kajian fundamental, teknikal, manajemen risiko dan compliance yang komprehensif. Namun peserta juga harus memahami, hasil pengembangan dapat fluktuatif sesuai dengan kondisi pasar," pungkas dia.
Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja mengatakan, kinerja tersebut diperoleh dari penambahan iuran, strategi pengelolaan dana yang tepat dan kondisi pasar yang sangat mendukung.
"Strategi Investasi yang kami lakukan selalu berorientasi pada hasil yang optimal untuk peserta, dengan risiko yang terukur. Serta tentu saja mengutamakan aspek kepatuhan dan kehati-hatian," kata Utoh dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Dia melanjutkan, sementara total dana yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan saat ini sebesar Rp324,9 triliun, dengan rincian aset alokasi di antaranya deposito (10%), surat utang (60%), saham (19%), reksadana (10%), dan investasi langsung (1%). Menurut dia, dana kelolaan tersebut diinvestasikan pada berbagai segmentasi sektor, seperti sektor keuangan, pertambangan, aneka industri, transportasi, dan infrastruktur.
"Segmentasi penempatan pengelolaan dana pada instrumen terkait sektor infrastruktur per 28 Februari 2018 sebesar Rp73,25 triliun," ungkap dia. Investasi ini bersifat tidak langsung, melalui instrumen surat utang (obligasi) dan saham.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, paling besar ditempatkan pada Surat Berharga Negara mencapai 45%, Obligasi dan Saham BUMN terkait sektor infrastruktur sebesar 55%. Dari pengelolaan investasi diatas, BPJS Ketenagakerjaan memberikan hasil pengembangan Jaminan Hari Tua (JHT) periode Februari 2018 kepada peserta sebesar 9.59%.
Hasil pengembangan tersebut lebih baik dari tingkat suku bunga counter rate deposito bank pemerintah periode yang sama. "Kami selalu mengutamakan kepentingan peserta, setiap investasi yang dilakukan pasti telah melalui proses kajian fundamental, teknikal, manajemen risiko dan compliance yang komprehensif. Namun peserta juga harus memahami, hasil pengembangan dapat fluktuatif sesuai dengan kondisi pasar," pungkas dia.
(akr)