Pikat Pemuda Bertani, HKTI Akan Gandeng Pendawa Kencana Multi Farm
A
A
A
YOGYAKARTA - Langkah-langkah untuk memajukan sektor pertanian di masyarakat terus dilakukan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Tidak hanya dengan program-program yang dihasilkan sendiri, tapi juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak sehingga dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan.
Seperti yang dilakukan Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko pada akhir pekan kemarin. Usai melantik DPP HKTI DI Yogyakarta, Moeldoko menyempatkan diri mengunjungi balai penelitian dan pusat pelatihan pertanian Pendawa Kencana Multi Farm di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
Didampingi pengurus nasional HKTI dan pengurus HKTI DIY, Moeldoko mewacanakan kerja sama dengan Pendawa Kencana Multi Farm. Nantinya kerja sama diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan anak muda ke bidang pertanian. "Ada wacana HKTI akan melakukan kerja sama dengan balai Pendawa Kencana Multi Farm, khususnya dalam bidang pelatihan-pelatihan," ujar Moeldoko.
Mantan Panglima TNI ini mengungkapkan, Pendawa Kencana Multi Farm terbukti telah berhasil melakukan pengembangan budidaya tomat, jagung, jeruk, buah naga, pepaya dan nangka. Serta tidak ketinggalan budidaya ikan, belut, kepiting, ayam dan lainnya. Selain itu juga ada proses pembuatan pupuk organik.
Pendawa Kencana Multi Farm juga memproduksi berbagai macam produk. Di antaranya susu murni, pupuk kompos, pakan ternak, bibit padi organik, tanaman hias, tanaman buah-buahan dan lain-lain.
"Dengan kerja sama ini maka diharapkan transfer of knowledge serta transfer of technology dapat dilakukan dengan baik. Sehingga akan lebih banyak lagi petani-petani di berbagai daerah tanah air yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam meningkatkan produksi pertanian," paparnya.
Apalagi, lanjut dia, Pendawa Kencana Multi Farm memiliki sistem pertanian organik, peternakan terpadu dengan menggunakan bakteri khusus, perikanan dan perkebunan. Pendawa Kencana Multi Farm sendiri berdiri sejak 2009. Balai penelitian dan pelatihan ini didirikan oleh Prof DR Gembong Danudiningrat, lulusan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Meski masih dalam tahap wacana, kerja sama ini nantinya diharapkan akan dapat lebih banyak lagi menarik minat anak muda mencintai dunia pertanian. Sebab terang dia, regenerasi petani merupakan persoalan serius di banyak negara termasuk di Indonesia.
Moeldoko menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, jumlah petani muda di mencapai Indonesia 3.359.587 dan tiap tahun terus berkurang. Sementara luas lahan pertanian di Indonesia 7,78 juta hektar.
Pemuda yang enggan mengolah lahan membuat jumlah petani menyusut hingga lima juta orang dalam kurun 2003-20013. Secara umum 60,8 persen petani di Indonesia berada dalam usia di atas 45 tahun atau usia kurang produktif untuk bidang pertanian. Apalagi, 73,97 persennya berpendidikan hanya sampai SD. Oleh karenanya, hal tersebut menjadi tantangan serius yang harus dijawab semua pihak, termasuk HKTI.
"HKTI sendiri telah membentuk organisasi sayap pemuda tani. Dimana organisasi sayap ini membuat program-program yang bisa memotivasi dan menyemangati generasi milenial menyukai dan mencintai dunia pertanian,” ucapnya.
Bisa saja nantinya program yang dilahirkan salah satunya didasarkan dari kerja sama dengan Pendawa Kencana Multi Farm. "Inovasi-inovasi teknologi pertanian nantinya diharapkan dapat menarik minat pemuda zaman now untuk terjun ke dunia pertanian. Sehingga dapat menjadi solusi untuk menjaga regenerasi petani," ujar Moeldoko.
Seperti yang dilakukan Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko pada akhir pekan kemarin. Usai melantik DPP HKTI DI Yogyakarta, Moeldoko menyempatkan diri mengunjungi balai penelitian dan pusat pelatihan pertanian Pendawa Kencana Multi Farm di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
Didampingi pengurus nasional HKTI dan pengurus HKTI DIY, Moeldoko mewacanakan kerja sama dengan Pendawa Kencana Multi Farm. Nantinya kerja sama diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan anak muda ke bidang pertanian. "Ada wacana HKTI akan melakukan kerja sama dengan balai Pendawa Kencana Multi Farm, khususnya dalam bidang pelatihan-pelatihan," ujar Moeldoko.
Mantan Panglima TNI ini mengungkapkan, Pendawa Kencana Multi Farm terbukti telah berhasil melakukan pengembangan budidaya tomat, jagung, jeruk, buah naga, pepaya dan nangka. Serta tidak ketinggalan budidaya ikan, belut, kepiting, ayam dan lainnya. Selain itu juga ada proses pembuatan pupuk organik.
Pendawa Kencana Multi Farm juga memproduksi berbagai macam produk. Di antaranya susu murni, pupuk kompos, pakan ternak, bibit padi organik, tanaman hias, tanaman buah-buahan dan lain-lain.
"Dengan kerja sama ini maka diharapkan transfer of knowledge serta transfer of technology dapat dilakukan dengan baik. Sehingga akan lebih banyak lagi petani-petani di berbagai daerah tanah air yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam meningkatkan produksi pertanian," paparnya.
Apalagi, lanjut dia, Pendawa Kencana Multi Farm memiliki sistem pertanian organik, peternakan terpadu dengan menggunakan bakteri khusus, perikanan dan perkebunan. Pendawa Kencana Multi Farm sendiri berdiri sejak 2009. Balai penelitian dan pelatihan ini didirikan oleh Prof DR Gembong Danudiningrat, lulusan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Meski masih dalam tahap wacana, kerja sama ini nantinya diharapkan akan dapat lebih banyak lagi menarik minat anak muda mencintai dunia pertanian. Sebab terang dia, regenerasi petani merupakan persoalan serius di banyak negara termasuk di Indonesia.
Moeldoko menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, jumlah petani muda di mencapai Indonesia 3.359.587 dan tiap tahun terus berkurang. Sementara luas lahan pertanian di Indonesia 7,78 juta hektar.
Pemuda yang enggan mengolah lahan membuat jumlah petani menyusut hingga lima juta orang dalam kurun 2003-20013. Secara umum 60,8 persen petani di Indonesia berada dalam usia di atas 45 tahun atau usia kurang produktif untuk bidang pertanian. Apalagi, 73,97 persennya berpendidikan hanya sampai SD. Oleh karenanya, hal tersebut menjadi tantangan serius yang harus dijawab semua pihak, termasuk HKTI.
"HKTI sendiri telah membentuk organisasi sayap pemuda tani. Dimana organisasi sayap ini membuat program-program yang bisa memotivasi dan menyemangati generasi milenial menyukai dan mencintai dunia pertanian,” ucapnya.
Bisa saja nantinya program yang dilahirkan salah satunya didasarkan dari kerja sama dengan Pendawa Kencana Multi Farm. "Inovasi-inovasi teknologi pertanian nantinya diharapkan dapat menarik minat pemuda zaman now untuk terjun ke dunia pertanian. Sehingga dapat menjadi solusi untuk menjaga regenerasi petani," ujar Moeldoko.
(akr)