Jokowi: Revolusi Industri Bakal Ciptakan Banyak Lapangan Kerja
A
A
A
JAKARTA - Lembaga riset Internasional, McKinsey Global Institute menilai bahwa 800 juta orang di dunia diprediksi akan kehilangan mata pencarian pada 2030 karena pekerjaan mereka digantikan oleh robot. Studi yang dilakukan di 46 negara melibatkan 800 bidang pekerjaan yang dilakukan McKinsey Global Institute menyebut, 20% atau satu per lima angkatan kerja di dunia akan terkena dampaknya.
Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak percaya dengan penelitian dari Mckinsey. Pasalnya, revolusi industri 4.0 menurut Presiden justru akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang hilang.
"McKinsey mengatakan 800 juta pekerja di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan karena diambil alih oleh robot dan mesin dalam 12 tahun ke depan. Kalau yang ini saya nggak percaya, nggak percaya. Kalau yang pesimis saya nggak percaya atau paling nggak rada nggak percaya, revolusi industri 4.0 akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang hilang," ujar Jokowi di JCC, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Lebih lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai bahwa revolusi Industri juga mampu meningkatkan peluang ekonomi. Meski semuanya itu tergantung kepada bagaimana mengimplementasikan revolusi industri dengan baik.
"Apakah revolusi industri ini sebuah peluang besar? Jawaban saya, Iya. Kalau kita mempersiapkan, merencanakan dan bisa mengantisipasi hal ini. Apakah revolusi 4.0 ini sebuah ancaman? Menurut saya jawabannya, iya dan tidak. Bisa iya bisa tidak, tergantung kita," katanya.
Adapun Iima teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing bakal membuat Indonesia akan lebih maju dan kreatif.
"Saya tetapkan sebagai salah satu agenda nasional bangsa Indonesia dan Kementerian Perindustrian akan menjadi Leading Sector dan saya minta pada kementerian dan lembaga lainnya, pemerintah daerah dan pelaku-pelaku usaha untuk mendukung penuh program ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Demi kesuksesan dan kemajuan bangsa yang kita cintai ini. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan," tukasnya.
Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak percaya dengan penelitian dari Mckinsey. Pasalnya, revolusi industri 4.0 menurut Presiden justru akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang hilang.
"McKinsey mengatakan 800 juta pekerja di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan karena diambil alih oleh robot dan mesin dalam 12 tahun ke depan. Kalau yang ini saya nggak percaya, nggak percaya. Kalau yang pesimis saya nggak percaya atau paling nggak rada nggak percaya, revolusi industri 4.0 akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang hilang," ujar Jokowi di JCC, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Lebih lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai bahwa revolusi Industri juga mampu meningkatkan peluang ekonomi. Meski semuanya itu tergantung kepada bagaimana mengimplementasikan revolusi industri dengan baik.
"Apakah revolusi industri ini sebuah peluang besar? Jawaban saya, Iya. Kalau kita mempersiapkan, merencanakan dan bisa mengantisipasi hal ini. Apakah revolusi 4.0 ini sebuah ancaman? Menurut saya jawabannya, iya dan tidak. Bisa iya bisa tidak, tergantung kita," katanya.
Adapun Iima teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing bakal membuat Indonesia akan lebih maju dan kreatif.
"Saya tetapkan sebagai salah satu agenda nasional bangsa Indonesia dan Kementerian Perindustrian akan menjadi Leading Sector dan saya minta pada kementerian dan lembaga lainnya, pemerintah daerah dan pelaku-pelaku usaha untuk mendukung penuh program ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Demi kesuksesan dan kemajuan bangsa yang kita cintai ini. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan," tukasnya.
(akr)