Bawang Putih Langka di Pasaran Bikin Resah Pedagang

Rabu, 11 April 2018 - 12:49 WIB
Bawang Putih Langka di Pasaran Bikin Resah Pedagang
Bawang Putih Langka di Pasaran Bikin Resah Pedagang
A A A
JAKARTA - Kelangkaan bawang putih lokal di pasar dalam negeri dipertanyakan oleh kalangan pedagang, yang kemudian mengadukan hal tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Target swasembada bawang yang kerap digaungkan, justru berbanding terbalik saat para pedagang justru mengaku lebih sering mendapatkan pasokan bawang impor.

"Sampai hari ini saya belum pernah menjual bawang putih lokal dan saya tidak pernah terima. Barangnya tidak ada, yang katanya panen itu mana buktinya kami itu butuh bukti bukan ngomong aja," kata Hajah Khairulus, salah seorang pedagang di Pasar Induk Kramatjati saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI di komplek Parlemen Senayan.

Ia mengaku, selalu mendapatkan kiriman bawang putih impor dan selama ini tidak pernah menjual bawang putih lokal. Sampai saat ini pun, pedagang mengeluhkan minimnya pasokan ketika permintaan justru tinggi. Hajah mengaku dijanjikan mendapatkan tujuh kontainer setiap pekannya, akan tetapi kenyataannya hanya satu hingga tiga kontainer yang datang kepadanya.

"Alasannya karena pengurusan Bea Cukai susah, kemudian lab-nya berbelit-belit. Semua kontainer harus dilab tapi kebenarannya wallahualam. Sekali datang yang saya dengar setiap minggu kisaran 60 sampai 100 kontainer. Tapi yang sampai ke sini tertunda-tunda kadang satu kadang dua, alasannya kapal delay," lanjut Khairul.

Hal senada disampaikan oleh pedagang bawang putih dari Pasar Induk Kemang Bogor, Suparta yang mengutarakan, meskipun kekurangan pasokan barang, namun tetap tidak bisa menaikan harga. Pasalnya Ia takut apabila menaikkan harga justru dianggap pedagang yang bermasalah. "Kalau kita jual tinggi takutnya jadi gimana gitu kan seperti tahun. Kemarin jual tinggi dikira penjualnya tidak benar," kata Suparta.

Terhadap para pedagang, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi menyatakan akan memanggil lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian (Kementan) berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri dan Badan Urusan Logistik (Bulog). Viva menyayangkan, jika ada pihak tertentu yang berupaya mengendalikan harga dan pasokan kepada pedagang .

Dirinya juga mendesak Satgas Pangan Polri mengusut tuntas tata niaga bawang putih, terlebih Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menemukan sembilan kejanggalan niaga pangan. Lebih lanjut Ia juga menyoroti, bahwa pedagang tidak menerima pasokan bawang putih lokal sehingga harus menjual bawang putih impor di pasaran.

Pada 2017, pemerintah, khususnya Kementan menargetkan, swasembada bawang putih sebanyak 450.000 ton dengan mayoritas 97% produk impor. Kemudian pemerintah menurunkan target swasembada menjadi 300.000 ton pada 2018.

Kini, kebutuhan bawang putih di Indonesia mencapai 500.000 ton per tahun., Namun produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 20%. Untuk memenuhi kebutuhan bawang putih, Indonesia masih mengimpor dari China, Mesir, India, Filipina, Thailand, hingga Taiwan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7648 seconds (0.1#10.140)