Kinerja Bank Banten di 2017 Meningkat, Ini Capaiannya
A
A
A
SERANG - PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Bank Banten) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Kota Serang, Rabu (11/4/2018). Dalam RUPST tersebut, manajemen memaparkan peningkatan kinerja keuangan perseroan sepanjang tahun 2017.
Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan, sejumlah indikator kinerja keuangan Bank Banten menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Antara lain, penyaluran kredit meningkat 56,32% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp3,27 triliun pada 2016 menjadi Rp5,11 triliun pada 2017, yang dihasilkan dari pengembangan kredit konsumer dan kredit komersial.
"Pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat sebesar 42,53% dari Rp3,9 triliun pada 2016 menjadi Rp5,55 triliun pada 2017," jelasnya.
Sementara, total aset meningkat sebesar 45,85% dari Rp5,25 triliun pada 2016 menjadi Rp7,66 triliun pada 2017. "Pertumbuhan aset tersebut berada di atas rata-rata perbankan nasional yang berada di angka 9,77%," imbuhnya.
Perbaikan kinerja keuangan tersebut diikuti dengan penurunan rugi bersih pada 2017 menjadi sebesar Rp76,3 miliar, atau turun 81,17% secara dari tahun 2016 sebesar Rp405,12 miliar. Rugi bersih perseroan turun seiring dengan meningkatnya pendapatan bunga bersih, pendapatan operasional lainnya dan efisiensi beban operasional.
Ke depan, lanjut Fahmi, Bank Banten tetap berkomitmen untuk memberikan layanan yang sejalan dengan kebutuhan nasabah, untuk mengakomodasi kebutuhan dalam mengakses layanan perbankan yang semakin canggih. "Untuk melengkapi layanan perbankan yang mudah diakses nasabah, perseroan mengembangkan mobile banking dan melakukan pengembangan terhadap aplikasi perbankan core banking melalui pengembangan produk," katanya.
Dari sisi pendanaan, perseroan akan meningkatkan porsi dana murah dengan melakukan berbagai strategi untuk mengoptimalisasi penghimpunan giro yang berasal dari dana APBD yang dimiliki Pemprov, Pemkot, dan Pemkab Provinsi Banten.
Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah pemerintahan/institusi, perseroan akan mengembangkan integrated payment system seperti yang telah direalisasikan pada tahun 2017.
Kemudian, dalam rangka meningkatkan fungsi intermediasi dan mendorong pembangunan daerah, perseroan memfokuskan penyaluran kredit kepada sektor produktif. "Dengan menyalurkan kredit produktif diharapkan dapat menambah penyerapan anggaran pemerintah pada sektor riil terutama infrastruktur yang menjadi kebutuhan utama masyarakat terutama di wilayah Banten," jelasnya.
Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan, sejumlah indikator kinerja keuangan Bank Banten menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Antara lain, penyaluran kredit meningkat 56,32% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp3,27 triliun pada 2016 menjadi Rp5,11 triliun pada 2017, yang dihasilkan dari pengembangan kredit konsumer dan kredit komersial.
"Pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat sebesar 42,53% dari Rp3,9 triliun pada 2016 menjadi Rp5,55 triliun pada 2017," jelasnya.
Sementara, total aset meningkat sebesar 45,85% dari Rp5,25 triliun pada 2016 menjadi Rp7,66 triliun pada 2017. "Pertumbuhan aset tersebut berada di atas rata-rata perbankan nasional yang berada di angka 9,77%," imbuhnya.
Perbaikan kinerja keuangan tersebut diikuti dengan penurunan rugi bersih pada 2017 menjadi sebesar Rp76,3 miliar, atau turun 81,17% secara dari tahun 2016 sebesar Rp405,12 miliar. Rugi bersih perseroan turun seiring dengan meningkatnya pendapatan bunga bersih, pendapatan operasional lainnya dan efisiensi beban operasional.
Ke depan, lanjut Fahmi, Bank Banten tetap berkomitmen untuk memberikan layanan yang sejalan dengan kebutuhan nasabah, untuk mengakomodasi kebutuhan dalam mengakses layanan perbankan yang semakin canggih. "Untuk melengkapi layanan perbankan yang mudah diakses nasabah, perseroan mengembangkan mobile banking dan melakukan pengembangan terhadap aplikasi perbankan core banking melalui pengembangan produk," katanya.
Dari sisi pendanaan, perseroan akan meningkatkan porsi dana murah dengan melakukan berbagai strategi untuk mengoptimalisasi penghimpunan giro yang berasal dari dana APBD yang dimiliki Pemprov, Pemkot, dan Pemkab Provinsi Banten.
Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah pemerintahan/institusi, perseroan akan mengembangkan integrated payment system seperti yang telah direalisasikan pada tahun 2017.
Kemudian, dalam rangka meningkatkan fungsi intermediasi dan mendorong pembangunan daerah, perseroan memfokuskan penyaluran kredit kepada sektor produktif. "Dengan menyalurkan kredit produktif diharapkan dapat menambah penyerapan anggaran pemerintah pada sektor riil terutama infrastruktur yang menjadi kebutuhan utama masyarakat terutama di wilayah Banten," jelasnya.
(fjo)