Pertumbuhan Pesat, Ekonomi India Menuju Dua Digit
A
A
A
NEW DELHI - India menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di dunia belakangan ini. Raksasa di Asia Selatan itu, diprediksi akan mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit pada tahun-tahun mendatang.
Ketua dan Direktur Pelaksana Havells--perusahaan pembangkit listrik terbesar di India--Anil Rai Gupta, mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit bukan hal mustahil bagi India.
"Saat ini tingkat pertumbuhan ekonomi sudah kuat, di atas 7%. Dan keputusan regulasi (pemerintah) sangat mendukung manufaktur untuk menciptakan lapangan kerja. Pemerintah sangat ramah terhadap bisnis," ujarnya kepada CNBC, Senin (16/4/2018).
Untuk mencapai PDB (produk domestik bruto) sebesar 10%, India membutuhkan pertumbuhan sektor jasa sebesar 20%, pertanian tumbuh 4%, dan industri harus tumbuh 8%. Dan fundamental ekonomi India, kata dia, sangat cukup untuk mencapai itu.
Munisi India untuk mencapai PDB 10% berkat adanya kampanye "Make In India" alias produksi dalam negeri dan bonus demografi. Pertumbuhan angkatan kerja muda India bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menuju dua digit. India merupakan negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia setelah China. Saat ini penduduk India diperkirakan mencapai 1,3 miliar orang.
Produksi dalam negeri dan bonus demografi ini ditambah dengan kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi. Ia mengadakan penarikan uang pecahan 500 dan 1.000 rupee untuk memberantas pemalsuan, korupsi, dan pendanaan terorisme. Kebijakan demonetisasi ini awalnya menyulitkan namun seiring waktu, reformasi ekonomi yang dilakukan Modi berjalan baik. Juli tahun lalu, Modi melakukan reformasi pajak dengan menyatukan pajak penjualan di seluruh India.
Sementara itu, ahli ekonomi India yang bekerja di American Enterprise Institute, Derek Scissors mengatakan ekonomi India ditopang oleh tenaga kerja yang terus tumbuh. "Dan kebanyakan mereka masih muda," ujarnya kepada CNBC.
Sayangnya, kata dia, angkatan kerja yang besar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Masalah undang-undang ketenagakerjaan menjadi penyebabnya. Undang-undang ketenagakerjaan di India yang dinilai birokratis, menjadi penghambat bagi perusahaan-perusahaan dalam mempekerjakan tenaga kerja.
"Seharusnya India bisa tumbuh lebih cepat dari saat ini," katanya. Namun, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 10%, kata Derek, salah satu tantangan terbesar adalah lonjakan inflasi. "Begitu sampai ke lonjakan inflasi, kapasitas pasokan tidak memadai untuk memenuhi laju peningkatan permintaan," analisa dia.
Ketua dan Direktur Pelaksana Havells--perusahaan pembangkit listrik terbesar di India--Anil Rai Gupta, mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit bukan hal mustahil bagi India.
"Saat ini tingkat pertumbuhan ekonomi sudah kuat, di atas 7%. Dan keputusan regulasi (pemerintah) sangat mendukung manufaktur untuk menciptakan lapangan kerja. Pemerintah sangat ramah terhadap bisnis," ujarnya kepada CNBC, Senin (16/4/2018).
Untuk mencapai PDB (produk domestik bruto) sebesar 10%, India membutuhkan pertumbuhan sektor jasa sebesar 20%, pertanian tumbuh 4%, dan industri harus tumbuh 8%. Dan fundamental ekonomi India, kata dia, sangat cukup untuk mencapai itu.
Munisi India untuk mencapai PDB 10% berkat adanya kampanye "Make In India" alias produksi dalam negeri dan bonus demografi. Pertumbuhan angkatan kerja muda India bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menuju dua digit. India merupakan negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia setelah China. Saat ini penduduk India diperkirakan mencapai 1,3 miliar orang.
Produksi dalam negeri dan bonus demografi ini ditambah dengan kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi. Ia mengadakan penarikan uang pecahan 500 dan 1.000 rupee untuk memberantas pemalsuan, korupsi, dan pendanaan terorisme. Kebijakan demonetisasi ini awalnya menyulitkan namun seiring waktu, reformasi ekonomi yang dilakukan Modi berjalan baik. Juli tahun lalu, Modi melakukan reformasi pajak dengan menyatukan pajak penjualan di seluruh India.
Sementara itu, ahli ekonomi India yang bekerja di American Enterprise Institute, Derek Scissors mengatakan ekonomi India ditopang oleh tenaga kerja yang terus tumbuh. "Dan kebanyakan mereka masih muda," ujarnya kepada CNBC.
Sayangnya, kata dia, angkatan kerja yang besar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Masalah undang-undang ketenagakerjaan menjadi penyebabnya. Undang-undang ketenagakerjaan di India yang dinilai birokratis, menjadi penghambat bagi perusahaan-perusahaan dalam mempekerjakan tenaga kerja.
"Seharusnya India bisa tumbuh lebih cepat dari saat ini," katanya. Namun, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 10%, kata Derek, salah satu tantangan terbesar adalah lonjakan inflasi. "Begitu sampai ke lonjakan inflasi, kapasitas pasokan tidak memadai untuk memenuhi laju peningkatan permintaan," analisa dia.
(ven)