REI Jajaki Investasi Properti di Hanoi Vietnam
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata yang juga Presiden FIABCI Asia Pasifik, mengatakan REI tertarik untuk melakukan investasi bidang properti di Hanoi, ibu kota Vietnam.
Menurut Eman, panggilan akrabnya, pertumbuhan sektor properti di Vietnam berkembang dengan pesat. Dan lanjut Eman, kerja sama ini seiring dengan pembentukan FIABCI Chapter Vietnam, dimana Soelaeman hadir mendampingi Presiden World FIABCI Farook Mahmood.
Adapun rencana kerja sama REI dengan Vietnam, Eman didampingi oleh Wakil Ketua Umum REI bidang Hubungan Internasional Rusmin Lawin dan Wakil Ketua Umum REI bidang Pertanahan Adri Istambul Lingga Gayo. Rombongan REI mendapat dukungan dari Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi.
Ibnu Hadi mengatakan Kedubes Indonesia di Vietnam mendukung langkah REI untuk menjajaki kerja sama bidang properti di Hanoi. "Apalagi salah satu pionir pembangunan sektor properti di Vietnam adalah pengusaha properti asal Indonesia yang juga pendiri REI yakni pak Ciputra, dimulai dari tahun 1994 yang sekarang tumbuh pesat dengan proyek kawasan Ciputra Hanoi Internasional City,” ujar Ibnu, Senin (16/4/2018).
Kedutaan Besar Indonesia di Vietnam, kata Ibnu, akan memfasilitasi REI dengan menggelar business meeting untuk melihat peluang dan tantangan bisnis properti di Vietnam yang dihadiri pengusaha real estat Indonesia dengan pengusaha dan pemerintah Vietnam. "Saya akan gelar karpet merah untuk investor anggota REI," sambungnya.
Dubes Ibnu menjelaskan keunggulan berinvestasi di Vietnam adalah cukup dengan dua syarat, yakni investment permit dan business permit. Menariknya hal itu cukup dilakukan di tingkat selevel gubernur, tidak perlu harus ke pemerintah pusat. Dan prosesnya, cerita dia, tidak bertele-tele.
Dubes Ibnu menambahkan, kehadiran REI sangat positif seiring dengan kebijakan pemerintah Vietnam yang terbuka terhadap investor dari luar negeri. Negeri Paman Ho ini berharap kehadiran investor asing tidak sekadar berinvestasi juga memberi tansfer of knowledge kepada pengusaha properti lokal Vietnam.
Sementara itu, Soelaeman menjelaskan dengan investasi di bidang properti akan memberi dampak ganda, pasalnya ada 174 bisnis ikutan di dalamnya. Sehingga membawa pengaruh besar terhadap perekonomian suatu negara. Terlebih, sektor properti tidak sebatas membangun rumah melainkan juga sebuah kawasan yang holistik, dan juga bagian tidak terpisahkan dari tourism development.
Menurut Eman, panggilan akrabnya, pertumbuhan sektor properti di Vietnam berkembang dengan pesat. Dan lanjut Eman, kerja sama ini seiring dengan pembentukan FIABCI Chapter Vietnam, dimana Soelaeman hadir mendampingi Presiden World FIABCI Farook Mahmood.
Adapun rencana kerja sama REI dengan Vietnam, Eman didampingi oleh Wakil Ketua Umum REI bidang Hubungan Internasional Rusmin Lawin dan Wakil Ketua Umum REI bidang Pertanahan Adri Istambul Lingga Gayo. Rombongan REI mendapat dukungan dari Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi.
Ibnu Hadi mengatakan Kedubes Indonesia di Vietnam mendukung langkah REI untuk menjajaki kerja sama bidang properti di Hanoi. "Apalagi salah satu pionir pembangunan sektor properti di Vietnam adalah pengusaha properti asal Indonesia yang juga pendiri REI yakni pak Ciputra, dimulai dari tahun 1994 yang sekarang tumbuh pesat dengan proyek kawasan Ciputra Hanoi Internasional City,” ujar Ibnu, Senin (16/4/2018).
Kedutaan Besar Indonesia di Vietnam, kata Ibnu, akan memfasilitasi REI dengan menggelar business meeting untuk melihat peluang dan tantangan bisnis properti di Vietnam yang dihadiri pengusaha real estat Indonesia dengan pengusaha dan pemerintah Vietnam. "Saya akan gelar karpet merah untuk investor anggota REI," sambungnya.
Dubes Ibnu menjelaskan keunggulan berinvestasi di Vietnam adalah cukup dengan dua syarat, yakni investment permit dan business permit. Menariknya hal itu cukup dilakukan di tingkat selevel gubernur, tidak perlu harus ke pemerintah pusat. Dan prosesnya, cerita dia, tidak bertele-tele.
Dubes Ibnu menambahkan, kehadiran REI sangat positif seiring dengan kebijakan pemerintah Vietnam yang terbuka terhadap investor dari luar negeri. Negeri Paman Ho ini berharap kehadiran investor asing tidak sekadar berinvestasi juga memberi tansfer of knowledge kepada pengusaha properti lokal Vietnam.
Sementara itu, Soelaeman menjelaskan dengan investasi di bidang properti akan memberi dampak ganda, pasalnya ada 174 bisnis ikutan di dalamnya. Sehingga membawa pengaruh besar terhadap perekonomian suatu negara. Terlebih, sektor properti tidak sebatas membangun rumah melainkan juga sebuah kawasan yang holistik, dan juga bagian tidak terpisahkan dari tourism development.
(ven)