Jamkrindo Catat Pertumbuhan 17% untuk Penjaminan Konstruksi
A
A
A
JAKARTA - Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mencatatkan pertumbuhan bisnis penjaminan di sektor konstruksi di kuartal pertama 2018. Kinerja di sektor konstruksi berhasil tumbuh 17% dibandingkan periode sama tahun 2017.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto mengatakan, untuk menggarap penjaminan kredit kontruksi, pihaknya bekerja sama dengan banyak pihak. Baik dengan perbankan maupun secara langsung dengan penggarap proyek kontruksi.
Dengan perbankan pihaknya sudah menggandeng Bank Mandiri, BRI, BNI dan bank yang tergabung di Himbara termasuk dengan pihak swasta. “Sektor kontruksi dalam tiga bulan bisa on track dibanding tahun lalu, tumbuhnya sudah 17%. Kita terus tingkatkan sinergi dengan BUMN lainnya. Prinsip kami kecepatan, keakuratan assesment, dan price," kata Randi di Jakarta.
Perseroan membidik pertumbuhan penjaminan kredit hingga akhir 2018, sebesar 15 sampai 17%. Target pertumbuhan tersebut khususnya akan menyasar kredit segmen UMKM dan Koperasi, serta kredit kontruksi. Tahun lalu Perum Jamkrindo menutup penyaluran penjaminan kredit dengan angka Rp130 triliun.
Salah satu ekspansi Jamkrindo yang dilakukan yakni menggandeng Bank Mandiri dalam penjaminan Kredit Konstruksi dan proyek pengadaan barang jasa. Nilai proyek yang siap dijamin maksimal sebesar Rp5 Miliar.Perseroan telah mencatatkan volume penjaminan kredit untuk Bank Mandiri dari tahun 2015 hingga 2017 mencapai Rp19, 2 triliun.
Penjaminan dilakukan di antaranya untuk kredit business banking sebesar Rp159, 8 miliar, kredit konstruksi dan pengadaan Barang/Jasa senilai Rp13,4 miliiar, lredit kontra bank garansi sebesar Rp461,7 miliar, kredit mikro sebesar Rp356,4 miliar.
Selanjutnya kredit multiguna sebesar Rp42,5 miliar, kredit serbaguna mikro mandiri sebesar Rp24,3 miliar, kredit tanpa Agunan sebesar Rp43,9 miliar, kredit umum sebesar Rp3,5 miliar, kredit usaha rakyat 2015 sebesar Rp18 miliar dan pembiayaan invoice sebesar Rp92, 8 miliar.
Selama tahun 2017, Perum Jamkrindo berhasil mencatatkan laba sebesar Rp1,02 triliun meningkat dari tahun sebelumnya Rp941,4 miliar. Demikian juga aset perusahaan tumbuh dari Rp 13,4 triliun pada 2016 menjadi Rp 14,6 triliun pada 2017.
Tahun 2018 ini, Perum Jamkrindo terus berbenah dengan mengedepankan efisiensi dan efektifitas dalam menghadapi tantangan bisnis yang makin besar dan menuntut kesiapan dari semua unsur di dalam perusahaan untuk lebih baik dalam melaksanakan bisnis, tanpa meninggalkan core competency di sektor UMKMK.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto mengatakan, untuk menggarap penjaminan kredit kontruksi, pihaknya bekerja sama dengan banyak pihak. Baik dengan perbankan maupun secara langsung dengan penggarap proyek kontruksi.
Dengan perbankan pihaknya sudah menggandeng Bank Mandiri, BRI, BNI dan bank yang tergabung di Himbara termasuk dengan pihak swasta. “Sektor kontruksi dalam tiga bulan bisa on track dibanding tahun lalu, tumbuhnya sudah 17%. Kita terus tingkatkan sinergi dengan BUMN lainnya. Prinsip kami kecepatan, keakuratan assesment, dan price," kata Randi di Jakarta.
Perseroan membidik pertumbuhan penjaminan kredit hingga akhir 2018, sebesar 15 sampai 17%. Target pertumbuhan tersebut khususnya akan menyasar kredit segmen UMKM dan Koperasi, serta kredit kontruksi. Tahun lalu Perum Jamkrindo menutup penyaluran penjaminan kredit dengan angka Rp130 triliun.
Salah satu ekspansi Jamkrindo yang dilakukan yakni menggandeng Bank Mandiri dalam penjaminan Kredit Konstruksi dan proyek pengadaan barang jasa. Nilai proyek yang siap dijamin maksimal sebesar Rp5 Miliar.Perseroan telah mencatatkan volume penjaminan kredit untuk Bank Mandiri dari tahun 2015 hingga 2017 mencapai Rp19, 2 triliun.
Penjaminan dilakukan di antaranya untuk kredit business banking sebesar Rp159, 8 miliar, kredit konstruksi dan pengadaan Barang/Jasa senilai Rp13,4 miliiar, lredit kontra bank garansi sebesar Rp461,7 miliar, kredit mikro sebesar Rp356,4 miliar.
Selanjutnya kredit multiguna sebesar Rp42,5 miliar, kredit serbaguna mikro mandiri sebesar Rp24,3 miliar, kredit tanpa Agunan sebesar Rp43,9 miliar, kredit umum sebesar Rp3,5 miliar, kredit usaha rakyat 2015 sebesar Rp18 miliar dan pembiayaan invoice sebesar Rp92, 8 miliar.
Selama tahun 2017, Perum Jamkrindo berhasil mencatatkan laba sebesar Rp1,02 triliun meningkat dari tahun sebelumnya Rp941,4 miliar. Demikian juga aset perusahaan tumbuh dari Rp 13,4 triliun pada 2016 menjadi Rp 14,6 triliun pada 2017.
Tahun 2018 ini, Perum Jamkrindo terus berbenah dengan mengedepankan efisiensi dan efektifitas dalam menghadapi tantangan bisnis yang makin besar dan menuntut kesiapan dari semua unsur di dalam perusahaan untuk lebih baik dalam melaksanakan bisnis, tanpa meninggalkan core competency di sektor UMKMK.
(akr)