Sinergi dan Kolaborasi Jamkrindo Dorong UMKM Naik Kelas di Masa Pandemi

Minggu, 20 Juni 2021 - 23:30 WIB
loading...
Sinergi dan Kolaborasi...
Heriyanto (43) salah satu pelaku UMKM binaan Jamkrindo terus melakukan inovasi agar naik kelas meski menghadapi tantangan pandemi covid-19. Foto/Ist.
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun memberikan banyak dampak kurang baik terhadap dunia usaha. Tak hanya sektor usaha besar saja yang mengakami dampak tak menguntungkan akibat pandemi ini, tetapi juga sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Heriyanto (43) tak menyangka pandemi Covid-19 bakal memberikan dampak sangat serius terhadap keberlangsungan usaha Tikar Lipat Bogor yang dirintisnya selama lima tahun terakhir. Omzetnya pun hancur lebur, hingga turun sebesar 80%. Bahkan, dari 30 tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar usahanya, kini Heriyanto hanya mempekerjakan tiga orang saja. ‘’Sejak pandemi covid-19 penjualan melemah. Dulu ada 30 orang yang saya libatkan, sekarang hanya 3 orang,’’ujarnya Minggu (20/6/2021).

(Baca Juga : Prospek Kuliner Diprediksi Makin Moncer, Peluang Bagi Pelaku UMKM Bandung )

Penurunan omzet tersebut bukan lantaran daya beli masyarakat yang turun, tetapi karena Heriyanto kesulitan untuk mengakses pasar. Hal itu terjadi karena adanya kebijakan pembatasan interaksi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga untuk melakukan kegiatan pemasaran melalui ajang pameran, hingga kini belum bisa direalisasikan.

“Untuk produk kerajinan, penjualan banyak terdongkrak di arena pameran. Karena sekarang sepi pameran, otomatis produk kerajinan juga kurang kegiatan pemasarannya,’’ungkapnya. Tak hanya Heriyanto, kondisi serupa juga dialami oleh Daryono (50) perajin tas asal Semarang, Jawa Tengah. Pria yang menggeluti bisnis warisan orang tuanya di kawasan Pusponjolo itu juga mengalami penurunan omzet penjualan. ‘’Menurut saya hampir seluruh UMKM mengalami penurunan omzet di masa pandemi sekarang ini,’’tegasnya.

Jika pada kondisi normal, pria kelahiran April 1971 itu mampu memenuhi pesanan tas beragam model hingga 100 potong per pekan, namun selama pandemi, volumenya menurun drastis.

Namun demikian, meskipun menghadapi penurunan penjualan dan kondisi iklim usaha yang masih tak menentu, Heriyanto maupun Daryono mengaku bersyukur masih bisa mempertahankan kelangsungan usahanya. Berkat pendampingan dan berstatus sebagai mitra binaan PT Jaminan Kredit Indonesia (Persero) atau Jamkrindo, keduanya tak dirisaukan oleh besarnya cicilan pinjaman yang harus dibayarkan. Keduanya juga sudah belajar bagaimana mempertahnaan bisnis di masa sulit dengan tetap menjaga kualitas produk.

‘’Sudah dua tahun kami menjadi mitra Jamkrindo, banyak keuntungan yang kami dapatkan khususnya akses pasar,’’ungkap Heriyato. Tak hanya itu, bagi Heriyanto, Jamkrindo memberikan bantuan secara total kepada para UMKM agar naik kelas dan bisa melakukan penetrasi pasar. ‘’Jamkrindo tulus membantu UMKM, mereka menanggung semua mulai dari stand pameran, akomodasidan lainnya,’’tuturnya.

(Baca Juga : Pastikan Penguatan UMKM di Masa Pandemi, Airlangga Tinjau Pelatihan UMKM di Jogja )

Heriyanto mengatakan, saat sebelum pandemi, Jamkrindo kerap memberikan akses kepada produk Tikar Lipat miliknya agar bisa dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, Jamkrindo juga memberikan beragam pelatihan pemasaran sehingga Heriyanto tetap bisa melakukan inovasi pemasaran di masa sulit seperti saat ini.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1372 seconds (0.1#10.140)