Ini Dua Alternatif dari CORE untuk Stabilkan Rupiah

Selasa, 24 April 2018 - 14:59 WIB
Ini Dua Alternatif dari...
Ini Dua Alternatif dari CORE untuk Stabilkan Rupiah
A A A
JAKARTA - Peneliti Center of Reforms on Economics (CORE) Piter Abdullah menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI) sejatinya memiliki alternatif lain untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), selain dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) dan surat berharga negara (SBN).

Dia mengatakan, intervensi memang langkah yang paling cepat yang bisa digunakan BI saat rupiah melemah. Namun sejatinya, BI bisa mengambil kebijakan yang lebih berkelanjutan yaitu capital flows management.

"BI ada beberapa alternatif kebijakan. Pertama, memang intervensi. Ini yang paling cepat dan pasti digunakan BI pada saat rupiah lemah. Tapi sebenarnya ada kebijakan yang lebih sustain yaitu kebijakan capital flows management," katanya di Jakarta, Selasa (24/4/2018).

Namun, cara tersebut tidak bisa digunakan secara mendadak dan harus dilakukan BI sejak jauh hari guna mengantisipasi terjadinya pelemahan. Ini dilakukan dengan cara mengatur aga dana yang masuk tidak mudah keluar.

"Kita tahu capital yang masuk ke Indonesia mostly dalam bentuk portofolio, tapi mereka kita izinkan masuk tanpa dibatasi kapan mereka keluar. Seharusnya diatur masuk dan keluarnya. Jadi masuk dan keluar baik-baik. Keluarnya tidak kita bebaskan begitu saja," imbuh dia.

Dengan cara tersebut, kata dia, aliran dana yang ada di Indonesia tidak mudah keluar begitu saja saat terjadi gejolak di luar seperti rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate).

Piter melanjutkan, alternatif kedua adalah dengan cara capital control. Meskipun kerap dipandang negatif oleh lembaga-lembaga dunia seperti International Monetary Fund (IMF), namun capital control sejatinya bukan melarang orang memiliki devisa, melainkan mewajibkan para eksportir khususnya BUMN untuk menyerahkan hasil devisanya ke pemerintah atau BI.

"Hal seperti ini bisa dilakukan BI, tapi yang mana yang paling tepat itu lihat kondisinya. Kalau BI menahan suku bunga, seharusnya BI menyiapkan lebih awal agar saat the Fed naikkan suku bunga lagi itu tidak ada lonjakan capital outflow. Karena mereka sudah terbatasi dengan ketentuan," tandasnya.
(fjo)
Berita Terkait
Nilai Tukar Rupiah Melemah
Nilai Tukar Rupiah Melemah
Balik Arah, Rupiah Menguat...
Balik Arah, Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.251 Sore Ini
Nilai Tukar Rupiah Melemah...
Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp15.036
Rupiah Tertekan Meski...
Rupiah Tertekan Meski Indeks Dolar AS Melemah
Rupiah Punya Peluang...
Rupiah Punya Peluang Saat Penguatan Dollar AS Tertahan di Tengah Sikap Wait and See
Rupiah Tengah Pekan...
Rupiah Tengah Pekan Dibuka Loyo ke Rp14.853/USD Iringi Kejatuhan Pounds
Berita Terkini
Prudential Dukung Keberlanjutan...
Prudential Dukung Keberlanjutan Lingkungan di Kepulauan Seribu
1 jam yang lalu
Deretan Gedung Pendidikan...
Deretan Gedung Pendidikan Garapan Waskita, Lengkap dengan Nilai Proyeknya
1 jam yang lalu
Genjot Transformasi...
Genjot Transformasi Digital, Anak Usaha Raksasa Telekomunikasi Jerman Perluas Pasar di RI
2 jam yang lalu
LG Batal Bangun Pabrik...
LG Batal Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di RI, Menteri Rosan Ungkap Penggantinya
2 jam yang lalu
Deposito Emas Pegadaian...
Deposito Emas Pegadaian Capai 1 Ton, Direktur Utama Dorong Masyarakat untuk Investasi Aktif
2 jam yang lalu
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
3 jam yang lalu
Infografis
Smartphone dan Komputer...
Smartphone dan Komputer akan Bebas dari Tarif Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved