Tahun Ini PLN Pastikan Seluruh Desa di Kaltim-Kaltara Berlistrik
A
A
A
JAKARTA - Program kelistrikan untuk menerangi desa di seluruh pelosok Indonesia terus dilaksanakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Termasuk di Kalimantan, PLN gencar mengupayakan agar wilayah di pulau kedua terbesar di Indonesia tersebut terlistriki sepenuhnya.
Guna memastikan listrik benar-benar dinikmati warga, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon hari ini mengunjungi Desa Beringin Agung dan Desa Bukit Merdeka di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kedua desa yang berjarak sekitar 44 km dari Kota Balikpapan ini merupakan salah satu lokasi proyek Listrik Desa (LISSA) yang dirampungkan pada 26 Desember 2017. Proyek yang dimulai pada Oktober 2017 ini diresmikan bersamaan dengan 20 titik listrik desa lainnya di Kalimantan Timur.
"Dengan masuknya listrik ke desa ini selama 24 jam penuh, maka kualitas kehidupan masyarakat akan semakin meningkat," ujar Machnizon melalui keterangan tertulis, Kamis (26/4/2018).
Sebelum listrik PLN masuk desa, jelas dia, warga mendapatkan listrik dari bantuan perusahaan tambang yang beroperasi di sekitar pemukiman penduduk. Saat itu warga harus membayar iuran sebesar Rp100.000-250.000 per bulan untuk menikmati listrik yang hanya menyala paling lama 4 jam sehari.
Belum lagi, aliran listrik tak stabil dan tidak jarang padam sehingga warga tidak sepenuhnya menikmati listrik. Karena itu, masuknya listrik PLN ke desa-desa disambut antusias oleh warga.
"Sekarang kami bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh dan tentunya biaya bulanan yang kita keluarkan menjadi jauh lebih hemat daripada saat menggunakan genset pribadi. Anak-anak juga bisa belajar dengan nyaman karena lampu terus menyala. Untuk itu kami sangat berterima kasih pada PLN," ungkap salah seorang warga Desa Beringin Agung, Suryanto.
Listrik Desa Beringin Agung dan Desa Bukit Merdeka dibangun melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 4,67 kilometer sitkit (kms) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 5,35 kms, dengan total daya sebesar 200 kilo Volt Ampere (kVA). Total nilai investasi PLN atas proyek ini mencapai Rp3,1 miliar. Saat ini, terdata 186 pelanggan di kedua desa tersebut dan masih terdapat potensi penambahan pelanggan lainnya.
Sementara, pasokan listrik disuplai penuh oleh Sistem Kelistrikan Mahakam, yakni sistem kelistrikan yang memasok listrik untuk Balikpapan, Samarinda, Tenggarong dan Bontang. Pada April 2018, daya mampu Sistem Mahakam tercatat 484 MW dengan beban puncak berkisar 370 MW. Angka daya mampu tersebut belum termasuk dengan pembangkit-pembangkit yang saat ini dalam fase pemeliharaan untuk keandalan operasi jelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Terkait proyek LISSA di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Machnizon mengatakan bahwa saat ini 100% atau sejumlah 1.520 desa sudah berlistrik. Desa ini tersebar di Kaltim sebanyak 1.038 desa dan Kaltara sebanyak 482 desa.
"Hal ini sesuai dengan timeline dan target kami, bahwa di tahun 2018 seluruh desa di Kaltim dan Kaltara sudah 100% berlistrik. Saat ini kami tinggal memperluas jaringan (listrik) pada titiik-titik yang belum berlistrik, sehingga warga benar-benar dapat menikmati listrik. Kami pastikan pekerjaan ini akan selesai di tahun 2018," pungkas Machnizon.
Guna memastikan listrik benar-benar dinikmati warga, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon hari ini mengunjungi Desa Beringin Agung dan Desa Bukit Merdeka di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kedua desa yang berjarak sekitar 44 km dari Kota Balikpapan ini merupakan salah satu lokasi proyek Listrik Desa (LISSA) yang dirampungkan pada 26 Desember 2017. Proyek yang dimulai pada Oktober 2017 ini diresmikan bersamaan dengan 20 titik listrik desa lainnya di Kalimantan Timur.
"Dengan masuknya listrik ke desa ini selama 24 jam penuh, maka kualitas kehidupan masyarakat akan semakin meningkat," ujar Machnizon melalui keterangan tertulis, Kamis (26/4/2018).
Sebelum listrik PLN masuk desa, jelas dia, warga mendapatkan listrik dari bantuan perusahaan tambang yang beroperasi di sekitar pemukiman penduduk. Saat itu warga harus membayar iuran sebesar Rp100.000-250.000 per bulan untuk menikmati listrik yang hanya menyala paling lama 4 jam sehari.
Belum lagi, aliran listrik tak stabil dan tidak jarang padam sehingga warga tidak sepenuhnya menikmati listrik. Karena itu, masuknya listrik PLN ke desa-desa disambut antusias oleh warga.
"Sekarang kami bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh dan tentunya biaya bulanan yang kita keluarkan menjadi jauh lebih hemat daripada saat menggunakan genset pribadi. Anak-anak juga bisa belajar dengan nyaman karena lampu terus menyala. Untuk itu kami sangat berterima kasih pada PLN," ungkap salah seorang warga Desa Beringin Agung, Suryanto.
Listrik Desa Beringin Agung dan Desa Bukit Merdeka dibangun melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 4,67 kilometer sitkit (kms) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 5,35 kms, dengan total daya sebesar 200 kilo Volt Ampere (kVA). Total nilai investasi PLN atas proyek ini mencapai Rp3,1 miliar. Saat ini, terdata 186 pelanggan di kedua desa tersebut dan masih terdapat potensi penambahan pelanggan lainnya.
Sementara, pasokan listrik disuplai penuh oleh Sistem Kelistrikan Mahakam, yakni sistem kelistrikan yang memasok listrik untuk Balikpapan, Samarinda, Tenggarong dan Bontang. Pada April 2018, daya mampu Sistem Mahakam tercatat 484 MW dengan beban puncak berkisar 370 MW. Angka daya mampu tersebut belum termasuk dengan pembangkit-pembangkit yang saat ini dalam fase pemeliharaan untuk keandalan operasi jelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Terkait proyek LISSA di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Machnizon mengatakan bahwa saat ini 100% atau sejumlah 1.520 desa sudah berlistrik. Desa ini tersebar di Kaltim sebanyak 1.038 desa dan Kaltara sebanyak 482 desa.
"Hal ini sesuai dengan timeline dan target kami, bahwa di tahun 2018 seluruh desa di Kaltim dan Kaltara sudah 100% berlistrik. Saat ini kami tinggal memperluas jaringan (listrik) pada titiik-titik yang belum berlistrik, sehingga warga benar-benar dapat menikmati listrik. Kami pastikan pekerjaan ini akan selesai di tahun 2018," pungkas Machnizon.
(fjo)