Kuartal I/2018, Penjualan DSNG Capai Rp963 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) pada kuartal I/2018 membukukan pendapatan sebesar Rp963 miliar. Pada periode tsrebut, perusahaan mencatat total penjualan minyak sawit mentah (CPO) sebanyak 82.000 ton dan tingkat Free Fatty Acid (FFA) 2,84%, di mana sekitar 80% dari penjualan produk tersebut dikategorikan sebagai super CPO.
Di periode yang sama, perseroan mencatat produksi tandan buah segar (TBS) mencapai 296.000 ton, turun sekitar 24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana produksi pada paruh pertama tahun 2017 mengalami peningkatan pasca El-Nino akibat perubahan siklus produksi.
"Dengan total TBS yang diproses turun menjadi 338 ribu ton, produksi CPO Perseroan juga mengalami penurunan sekitar 19% menjadi 80.000 ton," ujar Direktur Utama Perseroan, Andrianto Oetomo melalui pers rilis, Selasa (1/5/2018).
Penurunan tersebut diimbangi oleh membaiknya tingkat ekstraksi minyak sawit (Oil Extraction Rate/OER) menjadi 23,79% dari 21,90% pada periode yang sama tahun lalu, karena kualitas buah yang dipanen menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Sementara, harga jual rata-rata untuk produk CPO perusahaan melemah menjadi sekitar Rp7,7 juta per ton, dibandingkan dengan harga tertinggi pada kuartal I/2017 yang mencapai Rp8,8 juta per ton.
Dia mengatakan, perseroan telah memperkirakan akan adanya penurunan produksi TBS pada paruh pertama tahun ini, seiring dengan pola produksi tahunan yang mulai normal di wilayah Kalimantan Timur. Pada tahun 2017, berlalunya dampak El-Nino ditandai dengan peningkatan jumlah TBS yang yang cukup signifikan pada semester pertama. Namun pada awal tahun 2018 ini, pola produksi kembali ke normal, yang menyebabkan terjadinya penurunan pada hasil TBS yang dipanen.
"Kami optimistis produksi TBS akan kembali tumbuh pada paruh kedua, dengan adanya pemulihan dari dampak El-Nino dan makin luasnya jumlah kebun yang menghasilkan," kata Andrianto.
Sampai dengan 31 Maret 2018, jumlah kebun menghasilkan (mature area) Perseroan mencapai 79.101hektare dari total lahan tertanam sebanyak 90.288 hektare, dengan usia rata-rata sekitar 9,6 tahun.
Sementara itu, untuk segmen usaha produk kayu, lanjut Andrianto, perseroan mencatat volume penjualan engineered flooring sebesar 270.000 m2 pada kuartal I/2018, turun 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun demikian, harga rata-rata penjualan engineered flooring naik sekitar 9% dibandingkan tahun lalu, yang diakibatkan beralihnya produksi ke produk bernilai tambah tinggi.
Sedangkan volume penjualan panel perseroan pada periode yang sama menurutnya sebesar 19.000 m3, naik 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan harga jual rata-rata panel meningkat sekitar 12% menyusul membaiknya permintaan pasar.
Di periode yang sama, perseroan mencatat produksi tandan buah segar (TBS) mencapai 296.000 ton, turun sekitar 24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana produksi pada paruh pertama tahun 2017 mengalami peningkatan pasca El-Nino akibat perubahan siklus produksi.
"Dengan total TBS yang diproses turun menjadi 338 ribu ton, produksi CPO Perseroan juga mengalami penurunan sekitar 19% menjadi 80.000 ton," ujar Direktur Utama Perseroan, Andrianto Oetomo melalui pers rilis, Selasa (1/5/2018).
Penurunan tersebut diimbangi oleh membaiknya tingkat ekstraksi minyak sawit (Oil Extraction Rate/OER) menjadi 23,79% dari 21,90% pada periode yang sama tahun lalu, karena kualitas buah yang dipanen menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Sementara, harga jual rata-rata untuk produk CPO perusahaan melemah menjadi sekitar Rp7,7 juta per ton, dibandingkan dengan harga tertinggi pada kuartal I/2017 yang mencapai Rp8,8 juta per ton.
Dia mengatakan, perseroan telah memperkirakan akan adanya penurunan produksi TBS pada paruh pertama tahun ini, seiring dengan pola produksi tahunan yang mulai normal di wilayah Kalimantan Timur. Pada tahun 2017, berlalunya dampak El-Nino ditandai dengan peningkatan jumlah TBS yang yang cukup signifikan pada semester pertama. Namun pada awal tahun 2018 ini, pola produksi kembali ke normal, yang menyebabkan terjadinya penurunan pada hasil TBS yang dipanen.
"Kami optimistis produksi TBS akan kembali tumbuh pada paruh kedua, dengan adanya pemulihan dari dampak El-Nino dan makin luasnya jumlah kebun yang menghasilkan," kata Andrianto.
Sampai dengan 31 Maret 2018, jumlah kebun menghasilkan (mature area) Perseroan mencapai 79.101hektare dari total lahan tertanam sebanyak 90.288 hektare, dengan usia rata-rata sekitar 9,6 tahun.
Sementara itu, untuk segmen usaha produk kayu, lanjut Andrianto, perseroan mencatat volume penjualan engineered flooring sebesar 270.000 m2 pada kuartal I/2018, turun 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun demikian, harga rata-rata penjualan engineered flooring naik sekitar 9% dibandingkan tahun lalu, yang diakibatkan beralihnya produksi ke produk bernilai tambah tinggi.
Sedangkan volume penjualan panel perseroan pada periode yang sama menurutnya sebesar 19.000 m3, naik 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan harga jual rata-rata panel meningkat sekitar 12% menyusul membaiknya permintaan pasar.
(fjo)