Rupiah Diprediksi Rentan Melemah
A
A
A
JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (USD) kembali berpeluang terapresiasi menjelang rilis pertemuan The Fed. Hal ini membuat laju rupiah cenderung tertahan. Diharapkan rilis pertemuan The Fed dapat diantisipasi dengan baik dan tidak berdampak sangat buruk pada pasar.
Di sisi lain, pergerakan rupiah diperkirakan masih rentan terjadi pelemahan seiring masih tingginya volume beli pelaku pasar terhadap USD.
"Diharapkan sentimen dari dalam negeri dapat lebih positif untuk menarik minat pelaku pasar terhadap rupiah sehingga pelemahannya dapat tertahan," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Rupiah diestimasikan Reza akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.954 per USD dan resisten Rp13.932 per USD.
Sementara, rilis positif dari inflasi yang tercatat lebih rendah dari bulan sebelumnya, tampaknya belum membuat laju rupiah mampu kembali menapak di zona hijau.
Padahal pemerintah juga turut mengapresiasi rilis inflasi tersebut. Pemerintah menilai laju inflasi pada April 2018 sebesar 0,10% merupakan pencapaian yang baik.
"Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, angka tersebut jauh lebih bagus dari target pemerintah sebesar 0,3%. Pergerakan USD kembali melonjak jelang pertemuan The Fed. Tidak hanya itu, perkiraan akan membaiknya ekonomi AS dan masih adanya penilaian akan perlambatan ekonomi di Zona Eropa memberikan dorongan pada laju USD. Akibatnya rupiah pun kian terempas," pungkasnya.
Di sisi lain, pergerakan rupiah diperkirakan masih rentan terjadi pelemahan seiring masih tingginya volume beli pelaku pasar terhadap USD.
"Diharapkan sentimen dari dalam negeri dapat lebih positif untuk menarik minat pelaku pasar terhadap rupiah sehingga pelemahannya dapat tertahan," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Rupiah diestimasikan Reza akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.954 per USD dan resisten Rp13.932 per USD.
Sementara, rilis positif dari inflasi yang tercatat lebih rendah dari bulan sebelumnya, tampaknya belum membuat laju rupiah mampu kembali menapak di zona hijau.
Padahal pemerintah juga turut mengapresiasi rilis inflasi tersebut. Pemerintah menilai laju inflasi pada April 2018 sebesar 0,10% merupakan pencapaian yang baik.
"Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, angka tersebut jauh lebih bagus dari target pemerintah sebesar 0,3%. Pergerakan USD kembali melonjak jelang pertemuan The Fed. Tidak hanya itu, perkiraan akan membaiknya ekonomi AS dan masih adanya penilaian akan perlambatan ekonomi di Zona Eropa memberikan dorongan pada laju USD. Akibatnya rupiah pun kian terempas," pungkasnya.
(ven)