Banyak Dana Asing Kabur, BI Pede Investasi Jangka Panjang Masih Bertahan

Jum'at, 04 Mei 2018 - 19:22 WIB
Banyak Dana Asing Kabur,...
Banyak Dana Asing Kabur, BI Pede Investasi Jangka Panjang Masih Bertahan
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengakui saat ini terjadi penyesuaian portfolio asing di dalam negeri. Seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terjadi belakangan, banyak dana asing yang kabur dari pasar dalam negeri.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, portfolio asing yang minggat dari Indonesia adalah yang bersifat jangka pendek. Sementara untuk investor yang sifatnya jangka panjang hingga saat ini diyakini imasih bertahan di Indonesia.

"Memang ada penyesuaian portfolio asing di dalam negeri yang sifatnya jangka pendek. Tapi kami lihat long term investment masih ada di Indonesia, (mereka) masih percaya ekonomi Indonesia," katanya saat berbincang dengan media di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Menurutnya, saat ini ekonomi Indonesia sangat jauh berbeda dibanding 2013. Hal ini terlihat dari data neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia yang masih sehat, dan yield obligasi negara yang masih cukup menarik.

"Memang adanya penyesuaian portfolio terjadi di SBN maupun di saham. Tapi yeild obligasi negara kita masih 6,9%," imbuh dia.

Nanang pun meyakini, dana-dana yang kabur dari Indonesia tersebut akan kembali lagi. Apalagi, sangat jarang negara berkembang (emerging market) di dunia yang menawarkan yield imbal hasil yang menarik seperti Indonesia.

Bahkan, meskipun yield-nya sama dengan Indonesia namun fundamental ekonominya jauh berbeda. Indonesia saat ini bisa menjaga angka inflasi nasional di level 3,5%, sementara negara lain jauh di atas itu.

"Bandingkan misalnya dengan Argentina dan Brazil. Inflasi Brazil itu sampai 9%, kita bisa mantain 3,5%. Jadi secara fundamental, dengan yield masih menarik itu, masih bisa jadi magnet daya tarik portfolio," tuturnya.

Masih menurut Nanang, untuk menjaga agar investor tetap bertahan di Indonesia maka pemerintah dan bank sentral harus memastikan kebijakan makro baik moneter dan fiskal tetap kredibel dan konsisten. Dia pun percaya bahwa saat ini, baik kebijakan fiskal maupun moneter di Indonesia sudah sangat kredibel.

"Kebijakan fiskal kita sangat kredibel, kita bisa maintain defisit di bawah 3%. Negara lain defisitnya sudah besar. Jadi secara fiskal bisa kita kelola dengan baik. Kebijakan moneter sudah prove it, kita bisa tekan inflasi di bawah 3,5%. Kita bisa turunkan inflasi dari 7% di 2005. Jadi secara fundamental, kebijakan moneter dan fiskal kita kredibel," ujarnya.

Dan kata Nanang, dengan semua kredit rating yang mengupgrade kredit rating Indonesia, hal itu menjadi modal dasar memperkuat keyakinan ekonomi Indonesia, dimana Indonesia bisa melalui tekanan eksternal dengan cukup baik. "Karena sudah dilalui berkali-kali dan kita melaluinya dengan cukup baik," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1770 seconds (0.1#10.140)