OMG! Rupiah Tembus Rp14.000/USD
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,06% pada kuartal I 2018 belum cukup untuk menarik pelaku pasar terhadap rupiah. Mata uang NKRI pada perdagangan Senin (7/5/2018) tembus ke level Rp14.000 per USD.
Rupiah di indeks Bloomberg berakhir jatuh 56 poin atau 0,40% ke level R14.001 per USD, dibanding penutupan Jumat di Rp13.945 per USD. Senin ini, rupiah diperdagangkan di level Rp13.949-Rp14.003 per USD.
Sementara itu, data Yahoo Finance pada Senin petang ini, rupiah terpantau terdepresiasi 59 poin atau 0,42% ke level Rp13.994 per USD, dibanding penutupan akhir pekan di Rp13.935 per USD. Hari ini, rupiah berada di level Rp13.933-Rp14.000 per USD.
Keperkasaan dolar AS belakangan ini, semakin memuncak imbas data perekonomian AS yang menguat. Melansir Reuters, Senin (7/5/2018), indeks USD berada di level 92,461, mendekati level tertinggi pada akhir pekan lalu di 92,908, yang merupakan level tertinggi greenback sejak akhir Desember 2017.
Indeks USD telah menguat selama tiga pekan berturut-turut, ditambah data pekerjaan dan upah di negaranya Donald Trump yang menguat. Upah per jam di AS naik sekitar 0,1% pada April. Sedangkan tingkat pengangguran mendekati level terendah 17½ tahun, menjadi level 3,9%.
Rupiah di indeks Bloomberg berakhir jatuh 56 poin atau 0,40% ke level R14.001 per USD, dibanding penutupan Jumat di Rp13.945 per USD. Senin ini, rupiah diperdagangkan di level Rp13.949-Rp14.003 per USD.
Sementara itu, data Yahoo Finance pada Senin petang ini, rupiah terpantau terdepresiasi 59 poin atau 0,42% ke level Rp13.994 per USD, dibanding penutupan akhir pekan di Rp13.935 per USD. Hari ini, rupiah berada di level Rp13.933-Rp14.000 per USD.
Keperkasaan dolar AS belakangan ini, semakin memuncak imbas data perekonomian AS yang menguat. Melansir Reuters, Senin (7/5/2018), indeks USD berada di level 92,461, mendekati level tertinggi pada akhir pekan lalu di 92,908, yang merupakan level tertinggi greenback sejak akhir Desember 2017.
Indeks USD telah menguat selama tiga pekan berturut-turut, ditambah data pekerjaan dan upah di negaranya Donald Trump yang menguat. Upah per jam di AS naik sekitar 0,1% pada April. Sedangkan tingkat pengangguran mendekati level terendah 17½ tahun, menjadi level 3,9%.
(ven)