Defisit APBN Capai Rp55,12 Tiliun hingga Akhir April 2018
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa realisasi defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga akhir April 2018 mencapai Rp55,12 triliun. Realisasi ini secara nominal maupun persentase lebih kecil 0,37% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dia mengatakan, realisasi defisit ini diperoleh karena peneriman perpajakan hingga akhir April 2018 mencapai Rp416,9 triliun atau lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebesar RP375 triliun. Sementara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) realisasinya hingga akhir April 2018 sebesar Rp109,9 triliun atau lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang sebear Rp90,8 triliun.
"Sementara dari sisi belanja negara, baik secara nominal dan persentase juga mengalami perbaikan dibanding tahun lalu. Ini didorong oleh belanja K/L yang jauh lebih cepat," katanya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Hingga akhir April 2018, belanja kementerian dan lembaga (K/L) mencapai Rp165,9 triliun. Secara persentase, realisasi ini 20% dari target di APBN 2018 atau jauh lebih tinggi dibanding realisais belanja periode sama tahun lalu yang sebesar Rp135,1 triliun atau 16,9% dari target. Sementara itu, realisasi transfer ke daerah hingga akhir April 2018 sebesar Rp251,6 triliun dan dana desa Rp14,3 triliun.
Dengan realisasi tersebut, defisit APBN 2018 mencapai Rp55,12 triliun atau jauh lebih kecil dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp72,2 triliun. Adapun keseimbangan primer mengalami surplus RP24,2 triliun atau naik dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar RP3,7 triliun.
"Kalau dilihat dari chart ini, APBN kita dari sisi defisit realisasinya mengalami perbaikan yang sangat konsisten dan ini yang selalu saya sampaikan. Ini konsistensi dengan keinginan pemerintah untuk menjaga APBN secara hati-hati dan efektif namun mendukung perekonomian. Ini juga konsisten dengan langkah pemerintah jaga kebijakan utang yang selama ini sering dijadikan sorotan oleh beberapa pihak," tandasnya.
Dia mengatakan, realisasi defisit ini diperoleh karena peneriman perpajakan hingga akhir April 2018 mencapai Rp416,9 triliun atau lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebesar RP375 triliun. Sementara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) realisasinya hingga akhir April 2018 sebesar Rp109,9 triliun atau lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang sebear Rp90,8 triliun.
"Sementara dari sisi belanja negara, baik secara nominal dan persentase juga mengalami perbaikan dibanding tahun lalu. Ini didorong oleh belanja K/L yang jauh lebih cepat," katanya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Hingga akhir April 2018, belanja kementerian dan lembaga (K/L) mencapai Rp165,9 triliun. Secara persentase, realisasi ini 20% dari target di APBN 2018 atau jauh lebih tinggi dibanding realisais belanja periode sama tahun lalu yang sebesar Rp135,1 triliun atau 16,9% dari target. Sementara itu, realisasi transfer ke daerah hingga akhir April 2018 sebesar Rp251,6 triliun dan dana desa Rp14,3 triliun.
Dengan realisasi tersebut, defisit APBN 2018 mencapai Rp55,12 triliun atau jauh lebih kecil dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp72,2 triliun. Adapun keseimbangan primer mengalami surplus RP24,2 triliun atau naik dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar RP3,7 triliun.
"Kalau dilihat dari chart ini, APBN kita dari sisi defisit realisasinya mengalami perbaikan yang sangat konsisten dan ini yang selalu saya sampaikan. Ini konsistensi dengan keinginan pemerintah untuk menjaga APBN secara hati-hati dan efektif namun mendukung perekonomian. Ini juga konsisten dengan langkah pemerintah jaga kebijakan utang yang selama ini sering dijadikan sorotan oleh beberapa pihak," tandasnya.
(akr)