Permintaan Apartemen dan Kantor Meningkat, Sektor Properti Jabar Naik

Sabtu, 19 Mei 2018 - 01:41 WIB
Permintaan Apartemen...
Permintaan Apartemen dan Kantor Meningkat, Sektor Properti Jabar Naik
A A A
BANDUNG - Sektor properti di Jawa Barat pada kuartal I 2018 mengalami pertumbuhan 5,89% (yoy). Kondisi tersebut tercermin dari kenaikan harga properti residensial pada periode tersebut.

Kepala Group Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Ismet Inono mengatakan, pertumbuhan sektor properti terjadi pada seluruh tipe rumah, yaitu kecil, menengah, dan besar. Masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 6,06% (yoy), 6,77% (yoy), dan 4,82% (yoy).

"Pertumbuhan sektor properti di Jabar dipicu oleh naiknya harga bahan bangunan dan upah pekerja, serta biaya perizinan yang cukup tinggi. Walaupun dilihat dari sisi volume, penjualan properti residensial pada kuartal I tahun 2018 cenderung mengalami penurunan, khususnya pada rumah tipe menengah dan tipe besar," pungkas dia di Bandung, Jumat (18/5/2018).

Sementara itu, Indeks Harga Properti Komersial (IHPK) pada kuartal I 2018 tumbuh 0,38% (yoy). Pertumbuhan harga yang lebih tinggi, khususnya terjadi pada segmen ritel dan apartemen. Hal itu dipicu peningkatan harga jual pada kedua segmen tersebut dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Disamping itu, tingginya permintaan terhadap segmen apartemen dan perkantoran juga menjadi penyebab naiknya harga properti komersial. Adapun indeks permintaan properti komersial dan indeks pasokan properti komersial, masing-masing tumbuh 1,89% (yoy) dan 3,31% (yoy)," jelas dia.

Menurut Ismet, pembiayaan properti residensial mayoritas dilakukan melalui mekanisme Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pada kuartal I 2018, total penyaluran KPR oleh perbankan di Provinsi Jawa Barat tercatat meningkat menjadi Rp112,05 triliun atau tumbuh sebesar 15,91% (yoy).

Penurunan suku bunga kredit dari 11,02% pada kuartal sebelumnya menjadi 10,89% pada kuartal ini, menjadi pendorong utama meningkatnya KPR. Selanjutnya, masifnya perkembangan infrastruktur di Jawa Barat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian di bidang properti.

Juga optimisme terhadap penurunan suku bunga perbankan serta faktor lainnya yang mendukung fundamental sektor properti, diperkirakan akan mendorong kinerja sektor properti residensial tumbuh lebih tinggi pada kuartal II 2018.

"Kami memperkirakan, angka pertumbuhan sebesar 6,95% (yoy). Walaupun secara sektoral, kinerja sektor properti residensial yang diprediksikan tumbuh lebih tinggi, khususnya terjadi pada rumah tipe kecil dan tipe menengah," imbuh dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4386 seconds (0.1#10.140)