Tanzania Tawarkan Kemudahan Investasi bagi Perusahaan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Republik Indonesia untuk Tanzania, Ratlan Pardede mengatakan Tanzania menawarkan kemudahan investasi bagi perusahaan Indonesia di bidang tekstil, pupuk, infrastruktur, dan perhotelan.
Dalam kunjungannya ke Provinis Simiyu, Tanzania, Ratlan ingin terus meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dengan Tanzania. Hubungan ekonomi kedua negara sangat potensial, terutama kerja sama di sektor kapas dan kemampuan perusahaan Indonesia berperan dalam pembangunan nfrastruktur di Provinsi Simiyu.
"Indonesia berkeinginan kuat untuk dapat meningkatkan hubungan ekonomi dengan Tanzania, khususnya dengan Provinsi Simiyu seperti pada sektor kapas, infrastruktur, pupuk, perhotelan dan pertanian," ujar Ratlan Pardede dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews di Jakarta, Jumat (18/5/2018).
Regional Commissioner (Gubernur) Simiyu, Anthony Mtaka menyampaikan tanggapan positifnya atas tujuan Dubes Ratlan. "Simiyu siap mendorong kehadiran investor dan perusahaan asal Indonesia. Bagi mereka yang serius, Pemda siap memberikan lahan secara cuma-cuma untuk pembangunan pabrik dan lainnya," katanya.
Dalam rangkaian kunjungan di Simiyu, Ratlan juga berkesempatan melakukan kunjugan lapangan ke Alliance Ginnery, pabrik pengolahan kapas terbesar, serta UKM produsen alas kaki dan kapur tulis di Simiyu.
Dari kunjungan ke Alliance Ginnery, diperoleh informasi besarnya biaya penggunaan pupuk yang dalam proses produksi. Mendengar hal tersebut, Ratlan menginformasikan adanya produk pupuk organik Indonesia yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau.
Hal tersebut ditanggapi positif oleh Gubernur Mtaka seraya menantikan kehadiran produk pupuk Indonesia. Rangkaian kunjungan Dubes Ratlan diakhiri dengan melakukan kunjungan ke Taman Nasional Serengeti untuk menjajaki potensi kerja sama pariwisata antara Indonesia dengan Tanzania.
Indonesia dengan Tanzania merupakan negara yang memiliki taman nasional keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Terdapat peluang besar bagi investor Indonesia untuk mendirikan hotel bagi para wisatawan yang akan bersafari ke Taman Nasional Serengeti melalui gerbang selatan yang berada di Provinsi Simiyu.
Simiyu merupakan provinsi yang baru berdiri di Tanzania yang memiliki akses langsung menuju Danau Victoria dan Taman Nasional Serengeti. Provinsi ini juga merupakan penghasil kapas terbesar di Tanzania.
Kapas merupakan komoditas unggulan Tanzania yang diekspor ke Indonesia. Berdasarkan data dari International Trade Center (ITC) dan UN Comtrade, tahun 2017, Indonesia mengimpor kapas dari Tanzania sebesar 6447 ton dengan nilai USD8,5 juta. Adapun, setengah dari produksi kapas Tanzania dihasilkan oleh Provinsi Simiyu.
Tahun ini, Provinsi Simiyu juga akan menjadi tuan rumah utama penyelenggaraan Festival Pertanian Nane-Nane. Festival Nane-Nane merupakan festival dan perayaan pertanian terbesar yang rutin diadakan di Tanzania. Memahami kemampuan Indonesia di bidang pertanian, Gubernur Mtaka mengundang perusahaan Indonesia untuk hadir dalam festival tersebut.
Dalam kunjungannya ke Provinis Simiyu, Tanzania, Ratlan ingin terus meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dengan Tanzania. Hubungan ekonomi kedua negara sangat potensial, terutama kerja sama di sektor kapas dan kemampuan perusahaan Indonesia berperan dalam pembangunan nfrastruktur di Provinsi Simiyu.
"Indonesia berkeinginan kuat untuk dapat meningkatkan hubungan ekonomi dengan Tanzania, khususnya dengan Provinsi Simiyu seperti pada sektor kapas, infrastruktur, pupuk, perhotelan dan pertanian," ujar Ratlan Pardede dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews di Jakarta, Jumat (18/5/2018).
Regional Commissioner (Gubernur) Simiyu, Anthony Mtaka menyampaikan tanggapan positifnya atas tujuan Dubes Ratlan. "Simiyu siap mendorong kehadiran investor dan perusahaan asal Indonesia. Bagi mereka yang serius, Pemda siap memberikan lahan secara cuma-cuma untuk pembangunan pabrik dan lainnya," katanya.
Dalam rangkaian kunjungan di Simiyu, Ratlan juga berkesempatan melakukan kunjugan lapangan ke Alliance Ginnery, pabrik pengolahan kapas terbesar, serta UKM produsen alas kaki dan kapur tulis di Simiyu.
Dari kunjungan ke Alliance Ginnery, diperoleh informasi besarnya biaya penggunaan pupuk yang dalam proses produksi. Mendengar hal tersebut, Ratlan menginformasikan adanya produk pupuk organik Indonesia yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau.
Hal tersebut ditanggapi positif oleh Gubernur Mtaka seraya menantikan kehadiran produk pupuk Indonesia. Rangkaian kunjungan Dubes Ratlan diakhiri dengan melakukan kunjungan ke Taman Nasional Serengeti untuk menjajaki potensi kerja sama pariwisata antara Indonesia dengan Tanzania.
Indonesia dengan Tanzania merupakan negara yang memiliki taman nasional keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Terdapat peluang besar bagi investor Indonesia untuk mendirikan hotel bagi para wisatawan yang akan bersafari ke Taman Nasional Serengeti melalui gerbang selatan yang berada di Provinsi Simiyu.
Simiyu merupakan provinsi yang baru berdiri di Tanzania yang memiliki akses langsung menuju Danau Victoria dan Taman Nasional Serengeti. Provinsi ini juga merupakan penghasil kapas terbesar di Tanzania.
Kapas merupakan komoditas unggulan Tanzania yang diekspor ke Indonesia. Berdasarkan data dari International Trade Center (ITC) dan UN Comtrade, tahun 2017, Indonesia mengimpor kapas dari Tanzania sebesar 6447 ton dengan nilai USD8,5 juta. Adapun, setengah dari produksi kapas Tanzania dihasilkan oleh Provinsi Simiyu.
Tahun ini, Provinsi Simiyu juga akan menjadi tuan rumah utama penyelenggaraan Festival Pertanian Nane-Nane. Festival Nane-Nane merupakan festival dan perayaan pertanian terbesar yang rutin diadakan di Tanzania. Memahami kemampuan Indonesia di bidang pertanian, Gubernur Mtaka mengundang perusahaan Indonesia untuk hadir dalam festival tersebut.
(ven)