China Siap Buka Sektor Keuangan Berlandaskan Azas Resiprokal
A
A
A
JAKARTA - China siap untuk membuka sektor keuangannya kepada bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan asing atas dasar prinsip resiprokal atau timbal-balik. Pembukaan sektor finansial China juga ditegaskan tidak akan memberi manfaat bagi negara-negara lain yang menerapkan proteksionisme.
Wakil Ketua China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC) Chen Wenhui menegaskan, China ingin mempercepat proses pembukaan, tetapi negara-negara yang takut mengekspos sektor keuangannya sendiri terhadap persaingan tidak akan mendapat manfaat.
Tanpa menyebut nama, Chen mengatakan bahwa ada beberapa negara yang telah memberlakukan pembatasan ekspansi luar negeri lembaga keuangan Cina, sebagian karena bank mereka sendiri tidak dapat beroperasi secara bebas di China.
"Pembukaan negara kita harus didasarkan pada prinsip persamaan dan saling menguntungkan. Itu tidak akan dilakukan atas dasar 'satu ukuran untuk semua', dan harus menekankan saling menguntungkan dan timbal balik," ungkap Chen seperti dikutip Reuters, Minggu (20/5/2018).
Sebelumnya, Gubernur Bank Sentral China Yi Gang mengatakan, negaranya akan mengizinkan perusahaan domestik dan asing untuk bersaing dengan pijakan yang sama dan akan memperluas ruang lingkup bisnis untuk bank asing di China.
Di bagian lain, anggota komite kebijakan moneter Bank Rakyat China Huang Yiping mengatakan, pasar jasa keuangan China harus dibuka lebih jauh ke kompetisi asing, tetapi liberalisasi arus modal lintas batas harus dilakukan lebih hati-hati. Pembukaan sektor keuangan juga harus melalui proses yang teratur untuk mengendalikan risiko yang mungkin timbul.
"Saya pikir pasar jasa keuangan kami memang harus dibuka lebih lanjut. Tetapi kita harus lebih berhati-hati dengan akun modal, dengan aliran modal, " kata Huang.
Sementara, Kepala Kantor Keuangan Beijing Huo Xuewen mengatakan bahwa China membutuhkan lebih banyak kompetisi dari lembaga keuangan asing untuk membuat industri teknologi keuangan China lebih kuat.
Wakil Ketua China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC) Chen Wenhui menegaskan, China ingin mempercepat proses pembukaan, tetapi negara-negara yang takut mengekspos sektor keuangannya sendiri terhadap persaingan tidak akan mendapat manfaat.
Tanpa menyebut nama, Chen mengatakan bahwa ada beberapa negara yang telah memberlakukan pembatasan ekspansi luar negeri lembaga keuangan Cina, sebagian karena bank mereka sendiri tidak dapat beroperasi secara bebas di China.
"Pembukaan negara kita harus didasarkan pada prinsip persamaan dan saling menguntungkan. Itu tidak akan dilakukan atas dasar 'satu ukuran untuk semua', dan harus menekankan saling menguntungkan dan timbal balik," ungkap Chen seperti dikutip Reuters, Minggu (20/5/2018).
Sebelumnya, Gubernur Bank Sentral China Yi Gang mengatakan, negaranya akan mengizinkan perusahaan domestik dan asing untuk bersaing dengan pijakan yang sama dan akan memperluas ruang lingkup bisnis untuk bank asing di China.
Di bagian lain, anggota komite kebijakan moneter Bank Rakyat China Huang Yiping mengatakan, pasar jasa keuangan China harus dibuka lebih jauh ke kompetisi asing, tetapi liberalisasi arus modal lintas batas harus dilakukan lebih hati-hati. Pembukaan sektor keuangan juga harus melalui proses yang teratur untuk mengendalikan risiko yang mungkin timbul.
"Saya pikir pasar jasa keuangan kami memang harus dibuka lebih lanjut. Tetapi kita harus lebih berhati-hati dengan akun modal, dengan aliran modal, " kata Huang.
Sementara, Kepala Kantor Keuangan Beijing Huo Xuewen mengatakan bahwa China membutuhkan lebih banyak kompetisi dari lembaga keuangan asing untuk membuat industri teknologi keuangan China lebih kuat.
(fjo)