Sillo Maritime Berencana Private Placement Rp174,88 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) berencana melakukan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement sekitar Rp174,88 miliar.
Direktur Utama Sillo Maritime Perdana, Herjati mengatakan pada aksi korporasi ini, perseroan maksimal akan menawarkan saham sebanyak 219,7 juta lembar diharga Rp796 per saham. Dananya akan digunakan untuk ekspansi dan memperkuat struktur modal anak usaha.
Dia juga menjelaskan, dana private placement tersebut akan dipergunakan untuk mendanai belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan pada tahun ini yang disiapkan sebesar USD57 juta.
"Dana capex tersebut, selain berasal dari private placement juga bersumber dari pinjaman perbankan seperti Bank BNI dan KEB Hana Bank Korea," kata Herjati dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Senin (21/5/2018).
Menurut dia, dana private placement akan digunakan untuk penyertaan modal pada anak usaha yakni PT Suasa Benua Sukses (SBS) untuk memperkuat struktur permodalan.
Untuk capex, Herjati merincikan, sebesar USD45 juta untuk membeli kapal floating storage dan offloading (FSO) untuk perusahaan migas Petrochina. Selain itu, perusahaan juga membeli kapal tanker LPG untuk mendukung kontrak PT Pertamina (Persero).
"Jadi hingga akhir tahun ini, kapal yang kami punya akan ada 15 dari saat ini 13 kapal," kata dia.
Dengan aksi korporasi tersebut, Sillo Maritime menargetkan pendapatan sebesar USD62,52 juta pada tahun 2018, atau meningkat 35% dibandingkan realisasi pendapatan pada tahun sebelumnya, USD46,31 juta.
Direktur Independen Sillo Maritime Perdana, Sumanto Hartanto mengaku, kinerja perusahaan pada 2017 ditopang kenaikan harga minyak mentah dunia. Tahun lalu, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) rata-rata USD51,91 per barel atau naik 27% dari ICP 2016 di level USD40,13 per barel.
"Tahun ini, kami optimistis harga minyak dan gas stabil dan cenderung naik. Ini akan berkontribusi positif pada aktivitas produksi hulu migas," ungkapnya.
Sebagai informasi, Sillo Maritime Perdana berhasil mencetak pendapatan sebesar USD12,33 juta pada kuartal I 2018, atau naik 33% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, USD9,29 juta. Hal itu mendorong laba bersih perusahaan menjadi USD2,03 juta.
"Seluruh pendapatan perseroan diperoleh dari bisnis charter atau jasa penyewaan kapal dari klien terbesar yakni CNOOC SES Ltd dan Petrochina International Jabung Ltd," pungkasnya.
Direktur Utama Sillo Maritime Perdana, Herjati mengatakan pada aksi korporasi ini, perseroan maksimal akan menawarkan saham sebanyak 219,7 juta lembar diharga Rp796 per saham. Dananya akan digunakan untuk ekspansi dan memperkuat struktur modal anak usaha.
Dia juga menjelaskan, dana private placement tersebut akan dipergunakan untuk mendanai belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan pada tahun ini yang disiapkan sebesar USD57 juta.
"Dana capex tersebut, selain berasal dari private placement juga bersumber dari pinjaman perbankan seperti Bank BNI dan KEB Hana Bank Korea," kata Herjati dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Senin (21/5/2018).
Menurut dia, dana private placement akan digunakan untuk penyertaan modal pada anak usaha yakni PT Suasa Benua Sukses (SBS) untuk memperkuat struktur permodalan.
Untuk capex, Herjati merincikan, sebesar USD45 juta untuk membeli kapal floating storage dan offloading (FSO) untuk perusahaan migas Petrochina. Selain itu, perusahaan juga membeli kapal tanker LPG untuk mendukung kontrak PT Pertamina (Persero).
"Jadi hingga akhir tahun ini, kapal yang kami punya akan ada 15 dari saat ini 13 kapal," kata dia.
Dengan aksi korporasi tersebut, Sillo Maritime menargetkan pendapatan sebesar USD62,52 juta pada tahun 2018, atau meningkat 35% dibandingkan realisasi pendapatan pada tahun sebelumnya, USD46,31 juta.
Direktur Independen Sillo Maritime Perdana, Sumanto Hartanto mengaku, kinerja perusahaan pada 2017 ditopang kenaikan harga minyak mentah dunia. Tahun lalu, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) rata-rata USD51,91 per barel atau naik 27% dari ICP 2016 di level USD40,13 per barel.
"Tahun ini, kami optimistis harga minyak dan gas stabil dan cenderung naik. Ini akan berkontribusi positif pada aktivitas produksi hulu migas," ungkapnya.
Sebagai informasi, Sillo Maritime Perdana berhasil mencetak pendapatan sebesar USD12,33 juta pada kuartal I 2018, atau naik 33% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, USD9,29 juta. Hal itu mendorong laba bersih perusahaan menjadi USD2,03 juta.
"Seluruh pendapatan perseroan diperoleh dari bisnis charter atau jasa penyewaan kapal dari klien terbesar yakni CNOOC SES Ltd dan Petrochina International Jabung Ltd," pungkasnya.
(ven)