Pastikan Karyawan Bekerja dengan Senang

Kamis, 24 Mei 2018 - 13:30 WIB
Pastikan Karyawan Bekerja dengan Senang
Pastikan Karyawan Bekerja dengan Senang
A A A
SEIRING pertumbuhan ekonomi dan bermunculannya bisnis baru, industri perekrutan ikut menuai peluang. Dengan tren digital, kebutuhan akan pekerja yang melek teknologi digital pun meningkat pesat. Digitalisasi yang berkembang pesat dalam satu dekade terakhir telah mengubah cara kerja bisnis di nyaris semua sektor. Pasar lapangan kerja pun diramaikan dengan permintaan yang besar akan pekerja yang punya pengalaman dan keahlian dalam digital.
Hal itu diakui perusahaan perekrutan internasional Robert Walters. Managing Director Robert Walters Indonesia Sally Raj mengatakan, selain penguasaan digital, kemampuan bilingual juga masih menjadi poin krusial. Sally juga memandang optimistis peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dampaknya terhadap penciptaan lapangan kerja. Program Pulang Kampung yang diinisiasi Robert Walters tiga tahun lalu juga diharapkan bisa menarik banyak talenta berbakat Indonesia di luar negeri untuk pulang dan berkarya di Tanah Air. Lebih lanjut, berikut wawancara KORAN SINDO dengan Sally Raj di Jakarta, belum lama ini.
Seperti apa tren perekrutan profesional saat ini?
Saat ini banyak organisasi dan industri yang melangkah ke digitalisasi. Ada permintaan yang besar untuk talenta yang punya pengalaman dan keahlian di digital. Ini terjadi tidak hanya di perusahaan teknologi digital, IT company dan perbankan, tapi juga e-commerce dan ritel. Seperti kita ketahui, bisnis tradisional saat ini didorong untuk go online karena pasarnya juga berubah. Jadi, ada permintaan yang besar untuk kandidat yang punya kapasitas dan penguasaan digital yang baik, orang yang bisa memahami dan bisa bekerja dengan big data. Permintaannya tinggi, setidaknya dalam lima tahun ke depan.

Bagaimana dengan di Indonesia?
Kami melihat potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan di balik itu ada permintaan yang besar akan talenta profesional. Umumnya di industri perbankan dan IT, tapi juga ada permintaan tinggi untuk posisi-posisi kunci di keuangan seperti chief financial officer (CFO). Manakala banyak bisnis baru bermunculan, maka peran bagian keuangan cukup dominan, terutama untuk level direksi. Ada dua kriteria yang dilihat, kandidat yang melek teknologi dan yang bisa menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan model bisnis masa kini. Selain itu, sepengetahuan saya di ASEAN ini yang juga jadi pertimbangan utama adalah penguasaan lebih dari satu bahasa. Biasanya bilingual, kemampuan untuk berbicara dalam bahasa Inggris dan bahasa lokal.

Untuk bidang research & development (R&D) sepertinya kurang, ya?
Tidak hanya Indonesia, Malaysia juga tidak punya cukup R&D. Saya kira pemerintah harus membangun infrastruktur dan fasilitas yang bisa membuat orang mau datang dan tertarik ke R&D. Salah satu bidang keterampilan yang kami sangat kesulitan untuk membawa mereka kembali pulang dari luar negeri adalah ilmuwan atau R&D. Kalaupun mereka pulang kampung, di sini tidak ada fasilitas R&D memadai. Jadi, pemerintah harus memberi mereka ruang untuk kembali, tidak hanya hardware-nya, tapi ilmuwan apa yang akan ditarik pulang dan mengabdi di Tanah Air.

Bagaimana Anda melihat peluang dan tantangan di industri perekrutan profesional khususnya di Indonesia?

Peluangnya sangat luas, terutama dengan proyeksi pertumbuhan yang tinggi dari ekonomi Indonesia. Ini tercermin juga di kami, ada permintaan yang masif akan kandidat atau talenta di sektor engineering. Untuk structural dan mechanical engineer misalnya, ada permintaan besar untuk mengisi beragam proyek infrastruktur publik yang sedang berjalan. Di bidang teknologi akan ada permintaan yang besar karena Indonesia adalah pasar terbesar di ASEAN.

Saat ini kita lihat setiap minggu ada pemain baru yang masuk ke pasar untuk mendirikan bisnis perdagangan online. Tentu saja ada pekerja asing di sektor ini, tapi seiring waktu kita akan melihat banyak talenta lokal yang berperan penting. Jadi, peluangnya sangat besar sekali. Mengenai tantangannya, yang utama adalah tantangan dalam menemukan talenta tersebut. Ada talenta yang bagus di luar sana, tapi yang punya pengalaman internasional dan bilingual, menjadi tantangan untuk ditemukan.

Klien Robert Walters Indonesia dari sektor apa saja?
Klien kami sebagian besar perusahaan multinasional. Kami juga melakukan pekerjaan untuk perusahaan konglomerasi lokal yang besar. Sektornya beragam, di antaranya perbankan dan lembaga keuangan, fintech, supply chain dan logistik, commercial finance, teknologi informasi, sales dan marketing, hukum dan sumber daya manusia.

Bagaimana menjaga kepercayaan dari klien bahwa perusahaan Anda bisa mencarikan talenta terbaik untuk mereka?
Kami akan melakukan sebisa mungkin untuk mendapatkan talenta terbaik di market. Kami bisa melakukan itu karena kami perusahaan global. Klien dan kandidat pekerja juga punya peran besar. Mereka harus bisa menyediakan tidak hanya remunerasi dan gaji, tapi mampu menjamin perjalanan kariernya. Jadi, kami cari dan bawakan talenta potensial, selanjutnya setelah mereka bekerja di perusahaan klien kami, maka klien bertanggung jawab atas perkembangan mereka, misalnya terkait jenjang karier tadi. Artinya, dalam hal ini kami hanya membuka jalan ke jenjang karier si pekerja tersebut.

Di Indonesia, generasi milenial jumlahnya besar, bagaimana Anda melihat potensi mereka?

Potensinya ada, peluangnya juga ada. Saran saya kepada mereka, terus memperbaiki dan meningkatkan kapasitas diri, misalnya nomor satu dalam hal kemampuan bahasa dan berkomunikasi. Kalau bekerja dengan perusahaan multinasional atau asing, tentunya kemampuan bahasa inggris penting. Sebetulnya di perusahaan lokal pun penting karena perusahaan lokal akan bertumbuh dan mungkin saja berekspansi ke luar Indonesia hingga go global.

Bagaimana Anda memandang peluang kaum wanita untuk bisa mencapai karier profesional hingga level CEO misalnya?
Wanita selalu punya peluang. Memang peluangnya berbeda-beda, di beberapa negara kadang ada banyak, di negara lainnya sedikit. Jika kita bicara peran kepemimpinan wanita secara umum, sebelumnya memang agak menantang bagi wanita untuk meningkatkan kariernya karena secara harfiah tugasnya mengurus keluarga, mendidik, dan membesarkan anak-anak. Ini terkadang menjadi penghambat tapi tidak menghentikan mereka dari mengejar kariernya. Kaum wanita di ASEAN saya kira punya akses bantuan yang lebih baik. Baik itu dari keluarga inti, keluarga besar, ataupun dengan mempekerjakan pekerja rumah tangga (PRT). Sehingga, wanita karier bisa mendelegasikan sebagian urusan rumah ke pembantu.

Untuk mencapai level pemimpin, ini mestinya tidak hanya menjadi upaya si wanita karier tersebut, tapi para karyawan lain juga harus mendorong wanita untuk berkembang di organisasi dan memberikan kesempatan yang sama dengan pekerja pria. Jadi, ini tanggung jawab bersama, semua orang terlibat dalam memberikan peluang itu kepada mereka.

Sebagai pimpinan di Robert Walters Indonesia, seperti apa gaya atau falsafah kepemimpinan yang Anda terapkan?
Saya punya pengalaman bertahun-tahun, dan saya cukup yakin dalam hal bagaimana saya melakukan sesuatu. Saya belajar bagaimana untuk memberi kepercayaan, belajar membiarkan orang lain melakukan dengan cara mereka sendiri. Ini tidak mudah, tapi buat kami ini tentang proses, tentang mempunyai cara yang benar dalam melakukan sesuatu, sistemnya, prosesnya, karena Anda sedang mengembangkan bisnis.

Mungkin Anda bisa mendapat uang, tapi jika Anda tidak memahami prosesnya, kebangkrutan bisa terjadi kapan saja. Kita juga harus memastikan bahwa kita punya struktur manajemen, artinya harus ada manajer di setiap divisi. Ini penting karena Anda tidak akan bisa melakukannya sendiri. Sebagai organisasi, kami menginvestasikan cukup banyak untuk melatih dan mengembangkan orang. Kami juga mendorong karyawan dalam mobilitas internasional. Mereka yang sudah punya minimal dua tahun pengalaman kerja, ada kemungkinan untuk pindah tugas ke luar negeri, misalnya dari Indonesia ke Singapura.

Ada kegiatan untuk membangun kekompakan dengan tim?
Di sini kami punya 40 karyawan saat ini. Tim kami sangat harmonis. Saya sangat beruntung bahwa orang-orang di kantor ini bisa membaur, mereka senang, kerja keras juga. Ini juga menjadi peran pemimpin untuk memastikan bahwa orang-orangnya bekerja dengan senang.

Apa saja nilai atau budaya perusahaan di Robert Walters?
Target kami untuk menjadi perusahaan perekrutan teratas di dunia. Kami sudah pada posisi itu. Kami firma global, punya jaringan kerja dan mitra global. Kami ingin memberi nilai tambah bagi mitra bisnis dan klien, pada saat yang sama juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara di mana kami berada. Misalnya dengan mengembangkan dan membawa talenta di luar negeri untuk pulang kampung. Itu cara kami berkontribusi.

Program Pulang Kampung seperti apa yang dimaksud?

Pulang Kampung adalah salah satu inisiatif terbesar paling sukses yang kami mulai sejak tiga tahun lalu. Kami mendorong program ini karena sebagai perusahaan global dengan 54 kantor di berbagai negara, kami punya akses kepada kandidat yang tinggal di luar negeri. Kami datang dengan program ini untuk membawa mereka kembali pulang. Jadi, tujuan kami bukan membawa mereka pulang sekarang, tapi saat mereka siap pulang dan ingin pulang, mereka bisa bilang ke kami. Mereka bisa mendaftar di program ini. Sejak program diluncurkan, kami sudah membawa 40 orang kembali ke Indonesia. Bidangnya mulai dari perbankan, IT, dan keuangan. Cukup sukses dan akan diteruskan.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4046 seconds (0.1#10.140)