Kementerian BUMN Beri Pembekalan 1.000 Agen Mekaar di Bogor
A
A
A
BOGOR - Kementerian BUMN memberikan pembekalan bagi para account officer (AO) program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) melalui seminar bertema "AO Mekaar: Profesional Muda Bangkit dan Berdaya" di Graha Widya Wisuda Kampus IPB.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh 1.000 AO Mekaar asal Karawang dan Bogor ini, Menteri BUMN Rini Soemarno mendorong mereka untuk membangun semangat untuk bekerja serta berkarya untuk negara.
"Pekerjaan yang mereka lakukan merupakan sebuah darma bakti untuk membangun negeri. Untuk itu Kementerian BUMN terus mendorong para AO Mekaar yang berisikan generasi muda ini agar dapat terus meningkatkan kemampuan dan potensi diri dalam berkarir di BUMN," ujar Rini di Bogor, Minggu (3/6/2018).
Menurut Rini, program Mekaar merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah melalui BUMN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Program unggulan PT PNM ini juga bisa menjadi upaya efektif meningkatkan inklusi keuangan.
"Mekaar secara langsung memberi akses keuangan pada berbagai masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga," ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Rini, Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Wahyu Kuncoro, Staf Khusus V Parman Nataadmadja, Direktur Utama (Dirut) PT Permodalan Nasional Madani/PNM (Persero) Arief Mulyadi, Dirut PT PLN (Persero) Sofyan Basir, Dirut Bank BNI Achmad Baiquni, Dirut Bank BRI Suprajarto, Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Dirut Bank BTN Maryono, Direktur Human Capital Management PT Telkom (Persero) Tbk Hardy Harman, Direktur SDM dan Umum PTPN III Seger Budiarjo, Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah serta Rektor IPB Arif Satria.
Hadir pula sejumlah wirausaha muda inspiratif seperti Billy Boen (Founder Young & Top), Paundra (Co-Founder Growpal) dan Rizal Fahreza (wirausaha muda asal Kampus IPB).
Pekan lalu, Kementerian BUMN juga menggelar kegiatan serupa di Ciwidey, Bandung Barat. Di sana Menteri BUMN memberikan pembekalan, apresiasi serta berbagi cerita dengan 4.000 AO Mekaar.
Rini menambahkan, Kementerian BUMN bersama PT PNM saat ini tengah merencanakan jenjang karir bagi para AO. Mulai dari AO, Financial Officer, Senior AO, Kepala Cabang Mekaar, Area Manager, Regional Manager, Kepala Divisi hingga Direktur. Diharapkan, ke depannya para profesional AO Muda ini dapat menjadi 'Talent Pool' di berbagai BUMN.
Tercatat, hingga April 2018 nasabah aktif Mekaar secara nasional telah melampaui angka 2,8 juta jiwa dengan lebih dari 22.000AO yang mendampingi. Khusus di Jawa Barat sendiri, sedikitnya terdapat 662.000 perempuan pra-sejahtera yang sudah menjadi nasabah Mekaar. Hingga akhir 2018 ditargetkan jumlah nasabah Mekaar bisa mencapai 4 juta.
Sementara total dana yang tersalurkan mencapai Rp6,76 triliun, dengan rata-rata pembiayaan yang diberikan sebesar Rp2,1 juta per nasabah. Sedangkan non-performance loan (NPL) Mekaar berada di angka 0,25%. Hal ini dinilai menunjukkan bahwa sistem pembinaan yang dilakukan kepada para nasabah telah berhasil menciptakan komitmen pengembalian pinjaman yang tinggi pada tiap nasabah.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh 1.000 AO Mekaar asal Karawang dan Bogor ini, Menteri BUMN Rini Soemarno mendorong mereka untuk membangun semangat untuk bekerja serta berkarya untuk negara.
"Pekerjaan yang mereka lakukan merupakan sebuah darma bakti untuk membangun negeri. Untuk itu Kementerian BUMN terus mendorong para AO Mekaar yang berisikan generasi muda ini agar dapat terus meningkatkan kemampuan dan potensi diri dalam berkarir di BUMN," ujar Rini di Bogor, Minggu (3/6/2018).
Menurut Rini, program Mekaar merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah melalui BUMN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Program unggulan PT PNM ini juga bisa menjadi upaya efektif meningkatkan inklusi keuangan.
"Mekaar secara langsung memberi akses keuangan pada berbagai masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga," ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Rini, Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Wahyu Kuncoro, Staf Khusus V Parman Nataadmadja, Direktur Utama (Dirut) PT Permodalan Nasional Madani/PNM (Persero) Arief Mulyadi, Dirut PT PLN (Persero) Sofyan Basir, Dirut Bank BNI Achmad Baiquni, Dirut Bank BRI Suprajarto, Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Dirut Bank BTN Maryono, Direktur Human Capital Management PT Telkom (Persero) Tbk Hardy Harman, Direktur SDM dan Umum PTPN III Seger Budiarjo, Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah serta Rektor IPB Arif Satria.
Hadir pula sejumlah wirausaha muda inspiratif seperti Billy Boen (Founder Young & Top), Paundra (Co-Founder Growpal) dan Rizal Fahreza (wirausaha muda asal Kampus IPB).
Pekan lalu, Kementerian BUMN juga menggelar kegiatan serupa di Ciwidey, Bandung Barat. Di sana Menteri BUMN memberikan pembekalan, apresiasi serta berbagi cerita dengan 4.000 AO Mekaar.
Rini menambahkan, Kementerian BUMN bersama PT PNM saat ini tengah merencanakan jenjang karir bagi para AO. Mulai dari AO, Financial Officer, Senior AO, Kepala Cabang Mekaar, Area Manager, Regional Manager, Kepala Divisi hingga Direktur. Diharapkan, ke depannya para profesional AO Muda ini dapat menjadi 'Talent Pool' di berbagai BUMN.
Tercatat, hingga April 2018 nasabah aktif Mekaar secara nasional telah melampaui angka 2,8 juta jiwa dengan lebih dari 22.000AO yang mendampingi. Khusus di Jawa Barat sendiri, sedikitnya terdapat 662.000 perempuan pra-sejahtera yang sudah menjadi nasabah Mekaar. Hingga akhir 2018 ditargetkan jumlah nasabah Mekaar bisa mencapai 4 juta.
Sementara total dana yang tersalurkan mencapai Rp6,76 triliun, dengan rata-rata pembiayaan yang diberikan sebesar Rp2,1 juta per nasabah. Sedangkan non-performance loan (NPL) Mekaar berada di angka 0,25%. Hal ini dinilai menunjukkan bahwa sistem pembinaan yang dilakukan kepada para nasabah telah berhasil menciptakan komitmen pengembalian pinjaman yang tinggi pada tiap nasabah.
(fjo)