Menteri Rini Prediksi Kondisi Keuangan Pertamina Tahun Ini Turun
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui kondisi keuangan PT Pertamina (Persero) tahun ini akan menurun. Hal itu berkaitan dengan tingginya beban keuangan BUMN migas tersebut pada tahun ini karena banyaknya penugasan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat.
Hal itu diungkapkan Rini saat menjawab pertanyaan salah satu account officer (AO) PNM program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) tentang BUMN mana yang memiliki keuangan terbaik. "Yang (kondisinya) paling bagus sebenarnya Pertamina di tahun 2017. Tapi tahun ini mungkin menurun karena kita buat program supaya masyarakat tidak terbebani," ujar Rini di Bogor, Minggu (3/6/2018).
Rini mencontohkan, salah satunya adalah ditahannya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang berdasarkan perhitungan Pertamina sebetulnya sudah tidak masuk dalam skala keekonomian. Harga premium ditetapkan pemerintah tak berubah Rp6.450 per liter agar tidak membebankan masyarakat.
Seperti diketahui, sejak 1 April 2016 harga premium dibanderol dengan harga Rp6.450 per liter. Harga ini dipastikan tidak naik hingga 2019. Selain itu, Pertamina juga diminta menjalankan program BBM Satu Harga di berbagai wilayah di Indonesia. "Kita tidak menaikan (harga) premium agar tidak membebani masyarakat," sebut Rini.
Laba bersih Pertamina sepanjang tahun lalu tercatat hanya sebesar USD2,54 miliar atau anjlok sekitar 24% dibanding 2016 yang sebesar USD3,15 miliar.
Hal itu diungkapkan Rini saat menjawab pertanyaan salah satu account officer (AO) PNM program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) tentang BUMN mana yang memiliki keuangan terbaik. "Yang (kondisinya) paling bagus sebenarnya Pertamina di tahun 2017. Tapi tahun ini mungkin menurun karena kita buat program supaya masyarakat tidak terbebani," ujar Rini di Bogor, Minggu (3/6/2018).
Rini mencontohkan, salah satunya adalah ditahannya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang berdasarkan perhitungan Pertamina sebetulnya sudah tidak masuk dalam skala keekonomian. Harga premium ditetapkan pemerintah tak berubah Rp6.450 per liter agar tidak membebankan masyarakat.
Seperti diketahui, sejak 1 April 2016 harga premium dibanderol dengan harga Rp6.450 per liter. Harga ini dipastikan tidak naik hingga 2019. Selain itu, Pertamina juga diminta menjalankan program BBM Satu Harga di berbagai wilayah di Indonesia. "Kita tidak menaikan (harga) premium agar tidak membebani masyarakat," sebut Rini.
Laba bersih Pertamina sepanjang tahun lalu tercatat hanya sebesar USD2,54 miliar atau anjlok sekitar 24% dibanding 2016 yang sebesar USD3,15 miliar.
(fjo)