Harga Minyak Mentah Dunia Mendaki Pasca Jatuh Hampir 2%
A
A
A
SEOUL - Harga minyak dunia naik lebih tinggi pada perdagangan, Selasa (5/6/2018) setelah jatuh hampir 2% dalam sesi sebelumnya. Meski begitu sentimen pertumbuhan produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) serta ekspektasi pasokan OPEC yang lebih tinggi terus membebani.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional bertambah 15 sen atau 0,2% menjadi USD75,44 per barel pada pukul 00.20 GMT, setelah sempat menyusut 2% di posisi USD75,29 per barel pada hari Senin, kemarin.
Selanjutnya harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI), meningkat 28 sen yang setara 0,4% ke level USD65,03 per barel. Dalam sesi sebelumnya, harga minyak AS lebih rendah 1,6% pada posisi USD64,75 per barel.
"Ini semua tentang pasokan, apakah itu OPEC meningkatkan output atau meningkatkannya produksi AS, semua jalan mengarah ke pasokan minyak global yang lebih tinggi. Hal itu membuat para pedagang minyak cemas," ujar Kepala Perdagangan untuk Asia-Pasifik di broker berjangka OANDA yakni Stephen Innes.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sendiri dijadwalkan akan bertemu di Wina pada 22 Juni, mendatang untuk memutuskan apakah kelompok dan anggota non-OPEC termasuk Rusia akan meningkatkan produksi untuk mengurangi kekhawatiran atas potensi kekurangan pasokan dari Iran dan Venezuela.
Selama akhir pekan, para menteri minyak OPEC dan non-OPEC Arab sepakat tentang perlunya kerja sama yang berkelanjutan untuk menyeimbangkan pasokan global, seperti disampaikan kantor berita Kuwait KUNA. Meningkatnya produksi minyak mentah AS masih juga memberikan tekanan pada harga minyak.
Tercatat pada Maret, produksi minyak mentah AS naik menjadi 10,47 juta barel per hari, atau menjadi rekor tertinggi, menurut laporan bulanan oleh Energy Information Administration (EIA). Jumlah rig pengeboran di Amerika Serikat juga naik dua kali dalam seminggu hingga 1 Juni, sehingga total menjadi 861.
Grup industri American Petroleum Institute (API) akan merilis datanya untuk inventaris minyak mentah AS minggu lalu pada pukul 20.30 GMT pada hari Selasa, dan laporan EIA dijadwalkan pada 1430 GMT pada hari Rabu. Stok minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 2,5 juta barel rata-rata dalam pekan yang berakhir 1 Juni, menurut lima analis yang disurvei menjelang laporan.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional bertambah 15 sen atau 0,2% menjadi USD75,44 per barel pada pukul 00.20 GMT, setelah sempat menyusut 2% di posisi USD75,29 per barel pada hari Senin, kemarin.
Selanjutnya harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI), meningkat 28 sen yang setara 0,4% ke level USD65,03 per barel. Dalam sesi sebelumnya, harga minyak AS lebih rendah 1,6% pada posisi USD64,75 per barel.
"Ini semua tentang pasokan, apakah itu OPEC meningkatkan output atau meningkatkannya produksi AS, semua jalan mengarah ke pasokan minyak global yang lebih tinggi. Hal itu membuat para pedagang minyak cemas," ujar Kepala Perdagangan untuk Asia-Pasifik di broker berjangka OANDA yakni Stephen Innes.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sendiri dijadwalkan akan bertemu di Wina pada 22 Juni, mendatang untuk memutuskan apakah kelompok dan anggota non-OPEC termasuk Rusia akan meningkatkan produksi untuk mengurangi kekhawatiran atas potensi kekurangan pasokan dari Iran dan Venezuela.
Selama akhir pekan, para menteri minyak OPEC dan non-OPEC Arab sepakat tentang perlunya kerja sama yang berkelanjutan untuk menyeimbangkan pasokan global, seperti disampaikan kantor berita Kuwait KUNA. Meningkatnya produksi minyak mentah AS masih juga memberikan tekanan pada harga minyak.
Tercatat pada Maret, produksi minyak mentah AS naik menjadi 10,47 juta barel per hari, atau menjadi rekor tertinggi, menurut laporan bulanan oleh Energy Information Administration (EIA). Jumlah rig pengeboran di Amerika Serikat juga naik dua kali dalam seminggu hingga 1 Juni, sehingga total menjadi 861.
Grup industri American Petroleum Institute (API) akan merilis datanya untuk inventaris minyak mentah AS minggu lalu pada pukul 20.30 GMT pada hari Selasa, dan laporan EIA dijadwalkan pada 1430 GMT pada hari Rabu. Stok minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 2,5 juta barel rata-rata dalam pekan yang berakhir 1 Juni, menurut lima analis yang disurvei menjelang laporan.
(akr)