Hingga Mei, Penjualan Emas Antam Capai 12,8 Ton

Rabu, 06 Juni 2018 - 10:58 WIB
Hingga Mei, Penjualan Emas Antam Capai 12,8 Ton
Hingga Mei, Penjualan Emas Antam Capai 12,8 Ton
A A A
JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan penjualan emas hingga akhir Mei 2018 sebesar 12,8 ton atau rata-rata 2,56 ton per bulan sepanjang Januari-Mei 2018. Antam memproyeksikan sepanjang tahun ini penjualan emas sekitar 24 ton, naik dibandingkan 2017 sebesar 13 ton maupun 2016 sebanyak 9 ton.

"Peningkatan volume penjualan emas Antam sejalan dengan upaya perusahaan untuk terus berupaya memperluas pasar serta inovasi produks emas Logam Mulia," ujar Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Antam, saat buka puasa bersama Energy and Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Peningkatan penjualan emas tersebut antara lain didukung oleh kerja sama perdagangan Indonesia dan Jepang melalui pendatanganan nota kesepahaman dengan MKK Co Ltd terkait perluasan cakupan penjualan dan pembelian emas di Jepang. Menurut Arie, Antam antara lain melakukan inovasi produk melalui penjualan produk emas batangan bermotif Hello Kitty ke Jepang, inovasi produk emas bermotif batik dan emas batangan tematik seperti edisi Idul Fitri, Tahun Baru Imlek dan Natal.

Menurut dia, optimalisasi perluasan pasar emas berdampak pada pendapatan selama kuartal I/2018 sebesar Rp4,09 triliun. Capaian penjualan ini naik 253% dibandingkan pendapatan pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun. Antam memproyeksikan pendapatan sepanjang 2018 mencapai Rp22 triliun dengan laba bersih di kisaran Rp500 miliar-Rp1 triliun.

Arie juga menjelaskan, seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik maupun ekspor, Antam menargetkan produksi emas tahun ini dari tambang Pongkor di Jawa Barat dan Cibaliung, Banten, bisa mencapai 2 ton. "Dari tambang Pongkor produksi emas ditargetkan bisa mencapai 1,2 ton dan Cibaliung sekitar 800 kg. Sedangkan realisasi produksi hingga akhir Mei dari kedua tambang mencapai 901 kg," katanya.

Komoditas emas merupakan kontributor terbesar (mencapai 72%) dari total penjualan anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di sektor pertambangan mineral logam tersebut. Sisanya, disumbang dari penjualan feronikel (17%), bijih nikel (10%) serta bauksit dan batu bara (1%).

Lebih lanjut, Ari mengatakan, produksi feronikel (FeNi) perseroan hingga akhir Mei mencapai 10.600 ton. Sementara target produksi sepanjang 2018 sebesar 26.000 ton, naik dari tahun lalu 21.700 ton dan 2016 sebesar 20.800 ton.

Antam saat ini juga tengah menuntaskan pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara. Progres pengerjaan proyek tahap pertama itu sudah mencapai di atas 60%. Perseroan memproyeksikan kapasitas produksi feronikel tersebut di lini satu mencapai 13.500 ton nikel dalam feronikel dari kapasitas tahap pertama sebesar 27.000 per tahun.

Di luar itu, menurut Arie, Antam juga melanjutkan proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) Mempawah di Kalimantan Barat. Menurut rencana proyek tersbut akan memiliki kapasitas produksi sekitar 1 juta ton SGA per tahun. Dalam pengembangan proyek SGAR, Antam bekerja sama dengan PT Inalum (Persero) dan Chalco. "Saat ini dalam proses finalisasi bankable feasibility study (BFS). Groundbreaking kita harapkan bisa dimulai kuartal IV/2018," tuturnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6966 seconds (0.1#10.140)