Red Planet Indonesia Berencana Kembangkan Hotel TOD
A
A
A
JAKARTA - PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) menyatakan akan mengembangkan hotel di sekitar proyek kereta api ringan (light rail transit/LRT) dan MRT atau transit oriented development (TOD).
Presiden Direktur Red Planet Indonesia Suwito mengatakan, pengembangan tersebut merupakan bagian dari rencana perusahaan dalam waktu lima tahun ke depan.
Saat ini, kata Suwito, perusahaan sedang dalam tahap komunikasi dengan pemilik proyek LRT dan MRT Jabodetabek, tapi belum mencapai kesepakatan karena masih fokus untuk mendapatkan lahan baru di lokasi strategis untuk pendirian hotel.
"Pola kerja sama belum kami matangkan, tapi bisa kita sewa untuk jangka panjang. Kira-kira dengan konsep BOT (build-operate-transfer) dengan pengembang itu," ujarnya di Jakarta, Senin (6/6/2018).
Suwito mengungkapkan, kalau rencana ini sukses maka perusahaan dapat menambah kamar sekitar 1.000 unit lagi atau dua kali lipat dari kapasitas sekarang.
"Untuk 4-5 lokasi saja, kita bangun 200 kamar per lokasi. Kita bisa efektifkan ruangnya karena area parkir tidak banyak karena orang pakai LRT," kata dia.
Sementara, sampai kuartal I/2018, perusahaan sudah mencatat pendapatan Rp15,97 miliar. Capaian ini meningkat 10,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,47 miliar.
Kontribusi pendapatan dari jumlah kamar jadi yang terbesar yakni Rp94,98 juta, tapi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan dari jumlah kamar turun tipis 0,2% dari Rp95,22 juta.
Adapun dari sisi penyewaan kamar, jumlahnya naik 11,8% menjadi Rp67,4 juta dari periode sama tahun lalu Rp60,3 juta. Lalu, average daily rate (AVR) turun tipis 0,8% menjadi Rp223,1 juta dibanding periode sama tahun lalu Rp224,85 juta.
Dengan ini, revenue per available room (RevPAR) perusahaan naik 11,2% menjadi Rp158,31 juta dari periode sama tahun lalu Rp142,39 juta. Kemudian, untuk tingkat okupansi naik 7,6% menjadi 71,0% dari periode sama tahun lalu 63,3%.
Presiden Direktur Red Planet Indonesia Suwito mengatakan, pengembangan tersebut merupakan bagian dari rencana perusahaan dalam waktu lima tahun ke depan.
Saat ini, kata Suwito, perusahaan sedang dalam tahap komunikasi dengan pemilik proyek LRT dan MRT Jabodetabek, tapi belum mencapai kesepakatan karena masih fokus untuk mendapatkan lahan baru di lokasi strategis untuk pendirian hotel.
"Pola kerja sama belum kami matangkan, tapi bisa kita sewa untuk jangka panjang. Kira-kira dengan konsep BOT (build-operate-transfer) dengan pengembang itu," ujarnya di Jakarta, Senin (6/6/2018).
Suwito mengungkapkan, kalau rencana ini sukses maka perusahaan dapat menambah kamar sekitar 1.000 unit lagi atau dua kali lipat dari kapasitas sekarang.
"Untuk 4-5 lokasi saja, kita bangun 200 kamar per lokasi. Kita bisa efektifkan ruangnya karena area parkir tidak banyak karena orang pakai LRT," kata dia.
Sementara, sampai kuartal I/2018, perusahaan sudah mencatat pendapatan Rp15,97 miliar. Capaian ini meningkat 10,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,47 miliar.
Kontribusi pendapatan dari jumlah kamar jadi yang terbesar yakni Rp94,98 juta, tapi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan dari jumlah kamar turun tipis 0,2% dari Rp95,22 juta.
Adapun dari sisi penyewaan kamar, jumlahnya naik 11,8% menjadi Rp67,4 juta dari periode sama tahun lalu Rp60,3 juta. Lalu, average daily rate (AVR) turun tipis 0,8% menjadi Rp223,1 juta dibanding periode sama tahun lalu Rp224,85 juta.
Dengan ini, revenue per available room (RevPAR) perusahaan naik 11,2% menjadi Rp158,31 juta dari periode sama tahun lalu Rp142,39 juta. Kemudian, untuk tingkat okupansi naik 7,6% menjadi 71,0% dari periode sama tahun lalu 63,3%.
(fjo)