Digitalisasi Pertanian Bakal Tingkatkan 10% Pendapatan Petani
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, digitalisasi sistem pertanian akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Melalui empat siklus tanam, diyakini pendapatan para petani bisa bertambah mencapai 10%.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan bakal terus memberikan dukungan kepada para petani lewat beberapa peralatan yang memudahkan petani dalam memproduksi beras. "Ini sangat bagus karena pendapatan petani meningkat karena menjual berasnya premium. Jadi bisa capai 10%," ujar Mentan Amran di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018).
Empat siklus tanam, yaitu pra-tanam dengan penerapan asuransi usaha tani dan KUR yang merupakan wujud sinergi PT Jasindo, PT Askrindo dan Himpunan Bank Negara (Himbara). Sementara itu, tahap tanam dengan penyediaan benih, distribusi pupuk dan pendampingan merupakan wujud sinergi PT Pupuk Indonesia, PT Syang Hiang Seri/SHS, PT Pertani (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero.
Untuk tahap panen dengan penyimpanan hasil panen dan resi gudang dijalankan oleh PT Pegadaian dan tahap pasca panen berupa penjualan dan distribusi hasil tani, merupakan wujud sinergi Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Pangan. "Ini kan sudah ada alat mesin pertanian jadi bisa lebih cepat menjual berasnya ataupun pupuk, jadi lebih baik dan kualitasnya juga oke," paparnya.
Mitra Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes) Bersama atau disebut juga MBB di Sliyeg, Indramayu merupakan salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian. Digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi “Logistik Tani’/LOGTAN sebagai platform digital yang mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR/Non-KUR), penyaluran pupuk dan marketplace holtikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan bakal terus memberikan dukungan kepada para petani lewat beberapa peralatan yang memudahkan petani dalam memproduksi beras. "Ini sangat bagus karena pendapatan petani meningkat karena menjual berasnya premium. Jadi bisa capai 10%," ujar Mentan Amran di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018).
Empat siklus tanam, yaitu pra-tanam dengan penerapan asuransi usaha tani dan KUR yang merupakan wujud sinergi PT Jasindo, PT Askrindo dan Himpunan Bank Negara (Himbara). Sementara itu, tahap tanam dengan penyediaan benih, distribusi pupuk dan pendampingan merupakan wujud sinergi PT Pupuk Indonesia, PT Syang Hiang Seri/SHS, PT Pertani (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero.
Untuk tahap panen dengan penyimpanan hasil panen dan resi gudang dijalankan oleh PT Pegadaian dan tahap pasca panen berupa penjualan dan distribusi hasil tani, merupakan wujud sinergi Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Pangan. "Ini kan sudah ada alat mesin pertanian jadi bisa lebih cepat menjual berasnya ataupun pupuk, jadi lebih baik dan kualitasnya juga oke," paparnya.
Mitra Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes) Bersama atau disebut juga MBB di Sliyeg, Indramayu merupakan salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian. Digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi “Logistik Tani’/LOGTAN sebagai platform digital yang mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR/Non-KUR), penyaluran pupuk dan marketplace holtikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.
(akr)