Targetkan Pertumbuhan di Masa Depan, Allianz Life Rekrut Milenial
A
A
A
JAKARTA - Jumlah generasi milenial di Indonesia, yang berusia 19 tahun hingga 34 tahun, sangat besar, mencapai sekitar 50% dari populasi penduduk. Riset Accenture Strategy menyebutkan pertumbuhan generasi milenial di negeri ini mencapai 12% per tahun. Kebanyakan milenial ialah profesional muda yang secara umum memiliki aspirasi karir masa depan untuk mendirikan bisnis sendiri.
Potensi milenial ini, membuat PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) mengadakan program rekrutmen bertajuk Life Changer, yang fokus kepada generasi milenial yang ingin membangun kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship) dalam bidang jasa keuangan asuransi dan mengembankan model bisnis yang bisa diwariskan ke gerenasi berikutnya.
Country Manager & President Director Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier mengatakan, melalui program Life Changer, Allianz memberi kesempatan bagi milenial untuk mewujudkan aspirasinya, yakni membangun bisnis yang dapat membawa perubahan positif bagi diri sendiri dan sesama.
“Program rekrutmen Life Changer sebagai salah satu langkah strategis untuk mengantisipasi dan mengoptimalkan pertumbuhan pasar di masa depan. Program rekrutmen ini fokus pada milenial yang ingin membangun kemampuan kewirausahaan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Sementara, Chief Agency Officer Allianz Indonesia Ginawati Djuandi mengatakan, segmen milenial memiliki potensi besar untuk menjadi kontributor premi pendapatan bruto di masa depan. Dan sebagai seorang wirausahawan, para Life Changer harus benar-benar menjadi mitra dan menyediakan layanan terbaik bagi nasabah dengan menggunakan beragam sarana dan infrastruktur, khususnya yang berbasis digital.
“Milenial ini tidak terpisahkan dari teknologi digital. Ini selaras dengan produk Allianz Life, dimana layanan kami kini berbasis digital. Saat ini, banyak proses transaksional mulai dari pengajuan asuransi, pelayanan polis, dan klaim dilakukan melalui platform digital. Cepat, tepat, ringkas jadi tidak perlu mengisi di kertas formulir lagi,” terangnya.
Semua inisiatif ini diharapkan dapat menarik lebih banyak Life Changer alias Agen Allianz Life di masa mendatang, demi meningkatkan pertumbuhan di masa depan. Hingga April 2018 kemarin, kata Gina, jumlah men power di Allianz Life mencapai 26.500, dimana 11.000 merupakan generasi milenial.
Joos menambahkan, program Life Changer diharapkan bisa berkontribusi terhadap pendapatan premi bruto Allianz Life di masa depan. “Untuk program ini, kami tidak memasang target berapa kontribusinya. Namun, dengan program ini bisa membuat pendapatan bruto kami di atas rata-rata industri,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Allianz Life mencatatkan pendapatan premi bruto tahun 2017 sebesar Rp10,03 triliun atau tumbuh 10,2% dari tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar berasal dari produk unit linked sebesar 70% dari total pendapatan premi bruto. Perusahaan juga mencatat laba bersih (net income) sebesar Rp313,77 miliar.
Potensi milenial ini, membuat PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) mengadakan program rekrutmen bertajuk Life Changer, yang fokus kepada generasi milenial yang ingin membangun kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship) dalam bidang jasa keuangan asuransi dan mengembankan model bisnis yang bisa diwariskan ke gerenasi berikutnya.
Country Manager & President Director Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier mengatakan, melalui program Life Changer, Allianz memberi kesempatan bagi milenial untuk mewujudkan aspirasinya, yakni membangun bisnis yang dapat membawa perubahan positif bagi diri sendiri dan sesama.
“Program rekrutmen Life Changer sebagai salah satu langkah strategis untuk mengantisipasi dan mengoptimalkan pertumbuhan pasar di masa depan. Program rekrutmen ini fokus pada milenial yang ingin membangun kemampuan kewirausahaan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Sementara, Chief Agency Officer Allianz Indonesia Ginawati Djuandi mengatakan, segmen milenial memiliki potensi besar untuk menjadi kontributor premi pendapatan bruto di masa depan. Dan sebagai seorang wirausahawan, para Life Changer harus benar-benar menjadi mitra dan menyediakan layanan terbaik bagi nasabah dengan menggunakan beragam sarana dan infrastruktur, khususnya yang berbasis digital.
“Milenial ini tidak terpisahkan dari teknologi digital. Ini selaras dengan produk Allianz Life, dimana layanan kami kini berbasis digital. Saat ini, banyak proses transaksional mulai dari pengajuan asuransi, pelayanan polis, dan klaim dilakukan melalui platform digital. Cepat, tepat, ringkas jadi tidak perlu mengisi di kertas formulir lagi,” terangnya.
Semua inisiatif ini diharapkan dapat menarik lebih banyak Life Changer alias Agen Allianz Life di masa mendatang, demi meningkatkan pertumbuhan di masa depan. Hingga April 2018 kemarin, kata Gina, jumlah men power di Allianz Life mencapai 26.500, dimana 11.000 merupakan generasi milenial.
Joos menambahkan, program Life Changer diharapkan bisa berkontribusi terhadap pendapatan premi bruto Allianz Life di masa depan. “Untuk program ini, kami tidak memasang target berapa kontribusinya. Namun, dengan program ini bisa membuat pendapatan bruto kami di atas rata-rata industri,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Allianz Life mencatatkan pendapatan premi bruto tahun 2017 sebesar Rp10,03 triliun atau tumbuh 10,2% dari tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar berasal dari produk unit linked sebesar 70% dari total pendapatan premi bruto. Perusahaan juga mencatat laba bersih (net income) sebesar Rp313,77 miliar.
(ven)