Produsen Daging Minta Pemerintah Konsisten Stabilkan Harga
A
A
A
JAKARTA - Seperti sudah menjadi kebiasaan, setiap menjelang hari raya keagamaan, harga daging selalu meningkat. Ikhtiar pemerintah untuk menstabilkan harga daging masih jauh dari kenyataan.
Oleh karena itu, pengusaha dan produsen daging meminta pemerintah lebih konsisten untuk membuat harga daging stabil setiap jelang hari raya. Pada Lebaran tahun ini, harga daging juga mengalami kenaikan. Bahkan di beberapa daerah, harga daging menguat drastis.
Pengusaha daging yang juga Direktur Utama PT Suri Nusantara Jaya Dimas Wibowo berharap pemerintah konsisten dalam menstabilkan harga daging. "Harapan kami, harga daging stabil, terjangkau dan ketersediaan pasokan selalu ada," ujarnya kepada SINDOnews, Rabu (13/6/2018).
Dimas menambahkan, poin yang sangat penting dalam menstabilkan harga daging adalah ketersediaan yang berkesinambungan agar harga daging terjangkau dari dompet masyarakat.
Untuk itu, sambung dia, setidaknya pemerintah harus memiliki persediaan daging minimal 10% dari kebutuhan nasional, agar kebutuhan pasokan daging selalu terjaga.
Saat ini, kata Dimas, kebutuhan daging di Indonesia mencapai 450 ribu ton per tahun. Dimana 150 ribu ton untuk daging beku impor dan sisanya, 300 ribu ton dari sapi hidup, baik lokal maupun impor.
"Sehingga saran kami agar pemerintah mempunyai cadangan stok daging seperti layaknya beras (cadangan beras pemerintah). Dengan perkembangan zaman yang berjalan saat ini, daging beku dapat bertahan dua tahun lamanya dalam cold storage," terangnya.
Dengan demikian, menurutnya, pemerintah mungkin dalam hal ini BUMN yang mengurus pangan bisa memainkan peran dalam hal management stok yang baik.
Indonesia, tuturnya, harus punya stok daging yang cukup berlimpah, tidak hanya berkepentingan komersial belaka. Negara harus hadir dan berperan lebih jauh untuk menjaga kestabilan harga yang ada di pasar.
"Penerapan harga HET di pasar saat ini sudah cukup baik tinggal dibarengi dengan persediaan barang. Yang kami butuhkan hanya kestabilan harga sepanjang tahun, ketersediaan barang, serta harga yang terjangkau. Insya Allah rakyatnya senang bisa mendapatkan harga yang terjangkau, BUMNnya untung, pengusahanya happy juga," pungkasnya.
Oleh karena itu, pengusaha dan produsen daging meminta pemerintah lebih konsisten untuk membuat harga daging stabil setiap jelang hari raya. Pada Lebaran tahun ini, harga daging juga mengalami kenaikan. Bahkan di beberapa daerah, harga daging menguat drastis.
Pengusaha daging yang juga Direktur Utama PT Suri Nusantara Jaya Dimas Wibowo berharap pemerintah konsisten dalam menstabilkan harga daging. "Harapan kami, harga daging stabil, terjangkau dan ketersediaan pasokan selalu ada," ujarnya kepada SINDOnews, Rabu (13/6/2018).
Dimas menambahkan, poin yang sangat penting dalam menstabilkan harga daging adalah ketersediaan yang berkesinambungan agar harga daging terjangkau dari dompet masyarakat.
Untuk itu, sambung dia, setidaknya pemerintah harus memiliki persediaan daging minimal 10% dari kebutuhan nasional, agar kebutuhan pasokan daging selalu terjaga.
Saat ini, kata Dimas, kebutuhan daging di Indonesia mencapai 450 ribu ton per tahun. Dimana 150 ribu ton untuk daging beku impor dan sisanya, 300 ribu ton dari sapi hidup, baik lokal maupun impor.
"Sehingga saran kami agar pemerintah mempunyai cadangan stok daging seperti layaknya beras (cadangan beras pemerintah). Dengan perkembangan zaman yang berjalan saat ini, daging beku dapat bertahan dua tahun lamanya dalam cold storage," terangnya.
Dengan demikian, menurutnya, pemerintah mungkin dalam hal ini BUMN yang mengurus pangan bisa memainkan peran dalam hal management stok yang baik.
Indonesia, tuturnya, harus punya stok daging yang cukup berlimpah, tidak hanya berkepentingan komersial belaka. Negara harus hadir dan berperan lebih jauh untuk menjaga kestabilan harga yang ada di pasar.
"Penerapan harga HET di pasar saat ini sudah cukup baik tinggal dibarengi dengan persediaan barang. Yang kami butuhkan hanya kestabilan harga sepanjang tahun, ketersediaan barang, serta harga yang terjangkau. Insya Allah rakyatnya senang bisa mendapatkan harga yang terjangkau, BUMNnya untung, pengusahanya happy juga," pungkasnya.
(ven)