Pengembangan Bandara Terus Dipacu
A
A
A
TANGERANG - Lonjakan jumlah penumpang angkutan udara dari tahun ke tahun harus diantisipasi dengan pengembangan infrastruktur bandara yang memadai. Penambahan fasilitas bandara diharapkan mendorong peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat sekaligus mendatangkan wisatawan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah terus memacu pembangunan bandara di berbagai daerah. Mulai dari bandara perintis yang dikelola Kementerian Perhubungan maupun bandara komersial.
Setelah Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat dan Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah yang diresmikan beberapa waktu lalu, kini giliran bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng yang akan ditambah kapasitasnya. Pengelola bandara terbesar di Indonesia itu kini sedang membangun landasan pacu (runway) ketiga yang ditargetkan rampung Juni tahun depan.
Pembangunan runway baru tersebut pararel dengan penambahan taxi way atau jalan penghubung antara landas pacu dengan apron yang ditargetkan selesai pada akhir 2018.
Penambahan fasilitas di Bandara Soetta ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pergerakan pesawat (take off dan landing) dari saat ini 80 pesawat per jam menjadi 120 pesawat per jam.
“Saya sudah perintahkan kepada Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi), Dirut Angkasa Pura II, untuk juga menyiapkan terminal yang keempat karena memang kita harus selalu merencanakan lebih awal seperti itu," kata Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan landasan pacu (runway) ketiga Bandara Soetta, Tangerang, Banten kemarin.
Pengembangan Bandara Soetta berupa pembangunan runway ketiga sepanjang 3.000 meter dan taxi way sepanjang 3.160 meter itu menelan biaya hingga Rp1,5 triliun. Adapun untuk pembangunan terminal 4 yang menempati areal bekas Lapangan Golf Suwarna diperkirakan membutuhkan biaya Rp11 triliun. Saat ini, pembangunan landasan pacu ketiga yang dimulai pada Maret 2018 sudah memasuki tahapan konstruksi berbarengan dengan pembebasan tanah.
"Pembebasan sudah selesai 70%, konstruksi juga sudah dimulai prosesnya dan kita harapkan paralel taxi way`ini selesai nanti pada akhir Desember 2018,” ucapnya.
Presiden menambahkan, berbagai upaya pengembangan fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta diharapkan bisa mengatasi lonjakan penumpang yang saat ini mencapai 63 juta orang. Dia memperkirakan, pada 2025 jumlah penumpang bahkan diprediksi mencapai lebih dari 100 juta orang. Sebagai perbandingan, pada 2014 lalu, jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 26,5 juta.
“Jadi kalau terminal ini tidak juga segera dipersiapkan kita juga akan kedodoran lagi," ungkap Presiden.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan runway ketiga Bandara Internasional Soetta akan meningkatkan pergerakan pesawat hingga 100 pergerakan pesawat per jamnya. “Saat ini juga dibangun saat connection taxi way dan cargo village karena permintaan akan barang ini banyak sekali. Tentu dengan adanya tambahan landasan maka take off dan landing bisa lebih cepat lagi,” pungkasnya.
Terminal 4 Dalam Proses Perincian Desain
Pada kesempatan kemarin, Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa untuk pengembangan Terminal 4 Bandara Soekarno Hatta saat ini masih dalam proses detail engineering desain.
“Kita perkirakan 2020 dimulai (pembangunan). Memang sudah tidak ada kesempatan lagi, begitu direncanakan, desain langsung dikerjakan. Kurang lebih 2020 akan dimulai dan tadi langsung saya perintahkan juga," ujar Presiden.
Presiden menambahkan, dengan pertumbuhan jumlah penerbangan udara per tahun mencapai 9%, sudah saatnya pemerintah terus membangun infrastruktur baru, termasuk bandara Soekarno-Hatta. “Yang kita lihat dan kita rasakan setiap kali mau naik pesawat, mau take off itu harus mengantre 20 menit sampai 30 menit," tambah Presiden
Presiden juga meyakini, dengan semakin baiknya infrastruktur penerbangan di Tanah Air, akan leih banyak masyarakat internasional yang datang ke Indonesia. Dengan demikian, dampak terhadap perekonimian akan semakin bertambah positif.
Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai, pembangunan runway ketiga Bandara Internasional Soetta sudah semestinya direalisasikan dengan cepat. Alasannya, kebutuhan penumpang udara yang tinggi di bandara tersibuk di Indonesia ini sudah mendesak. “Sekarang ini Bandara Soekarno-Hatta sudah mencapai titik jenuh. Kalau runway tidak ditambah tidak akan berkembang sedangkan kebutuhan penumpang dari tahun ke tahun juga terus bertambah,” ujarnya kepada KORAN SINDO tadi malam.
Dia menambahkan, dengan pertumbuhan penumpang rata-rata 9-10% per tahun kondisi Bandara Soekarno-Hatta saat ini terbilang padat. Pertumbuhan penumpang tersebut mau tak mau harus diikuti dengan meningkatnya jumlah pergerakan pesawat.
“Kalau kita bandingkan, Bandara Haneda Jepang sudah memiliki empat runway, di Beijing bahkan punya tujuh runway,” ujarnya.
Menurutnya, dengan penambahan runway ketiga di Bandara Soekarno-Hatta bisa menjawab tantangan mengenai kebutuhan penumpang udara yang berkembang sangat pesat di Ibu Kota.
Terpisah, Anggota Komisi V DPR Muhidin M Said mengatakan, langkah pemerintah membangun runway ketiga Bandara Soekarno-Hatta dimaksudkan menjawab kebutuhan pertumbuhan penumpang udara di dalam negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya, pembangunan runway di Bandara Soekarno-Hatta bisa diikuti dengan mengembangkan bandara lain pada pengelolaan bandara milik PT Angkasa Pura II.
“Pembangunan ini kita harapkan juga bisa dilakukan tidak hanya di Bandara Soetta namun juga di daerah lain. Hal ini perlu agar pertumbuhan bisa merata,” ujar dia. (Dita Angga/Ichsan Amin)
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah terus memacu pembangunan bandara di berbagai daerah. Mulai dari bandara perintis yang dikelola Kementerian Perhubungan maupun bandara komersial.
Setelah Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat dan Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah yang diresmikan beberapa waktu lalu, kini giliran bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng yang akan ditambah kapasitasnya. Pengelola bandara terbesar di Indonesia itu kini sedang membangun landasan pacu (runway) ketiga yang ditargetkan rampung Juni tahun depan.
Pembangunan runway baru tersebut pararel dengan penambahan taxi way atau jalan penghubung antara landas pacu dengan apron yang ditargetkan selesai pada akhir 2018.
Penambahan fasilitas di Bandara Soetta ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pergerakan pesawat (take off dan landing) dari saat ini 80 pesawat per jam menjadi 120 pesawat per jam.
“Saya sudah perintahkan kepada Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi), Dirut Angkasa Pura II, untuk juga menyiapkan terminal yang keempat karena memang kita harus selalu merencanakan lebih awal seperti itu," kata Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan landasan pacu (runway) ketiga Bandara Soetta, Tangerang, Banten kemarin.
Pengembangan Bandara Soetta berupa pembangunan runway ketiga sepanjang 3.000 meter dan taxi way sepanjang 3.160 meter itu menelan biaya hingga Rp1,5 triliun. Adapun untuk pembangunan terminal 4 yang menempati areal bekas Lapangan Golf Suwarna diperkirakan membutuhkan biaya Rp11 triliun. Saat ini, pembangunan landasan pacu ketiga yang dimulai pada Maret 2018 sudah memasuki tahapan konstruksi berbarengan dengan pembebasan tanah.
"Pembebasan sudah selesai 70%, konstruksi juga sudah dimulai prosesnya dan kita harapkan paralel taxi way`ini selesai nanti pada akhir Desember 2018,” ucapnya.
Presiden menambahkan, berbagai upaya pengembangan fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta diharapkan bisa mengatasi lonjakan penumpang yang saat ini mencapai 63 juta orang. Dia memperkirakan, pada 2025 jumlah penumpang bahkan diprediksi mencapai lebih dari 100 juta orang. Sebagai perbandingan, pada 2014 lalu, jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 26,5 juta.
“Jadi kalau terminal ini tidak juga segera dipersiapkan kita juga akan kedodoran lagi," ungkap Presiden.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan runway ketiga Bandara Internasional Soetta akan meningkatkan pergerakan pesawat hingga 100 pergerakan pesawat per jamnya. “Saat ini juga dibangun saat connection taxi way dan cargo village karena permintaan akan barang ini banyak sekali. Tentu dengan adanya tambahan landasan maka take off dan landing bisa lebih cepat lagi,” pungkasnya.
Terminal 4 Dalam Proses Perincian Desain
Pada kesempatan kemarin, Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa untuk pengembangan Terminal 4 Bandara Soekarno Hatta saat ini masih dalam proses detail engineering desain.
“Kita perkirakan 2020 dimulai (pembangunan). Memang sudah tidak ada kesempatan lagi, begitu direncanakan, desain langsung dikerjakan. Kurang lebih 2020 akan dimulai dan tadi langsung saya perintahkan juga," ujar Presiden.
Presiden menambahkan, dengan pertumbuhan jumlah penerbangan udara per tahun mencapai 9%, sudah saatnya pemerintah terus membangun infrastruktur baru, termasuk bandara Soekarno-Hatta. “Yang kita lihat dan kita rasakan setiap kali mau naik pesawat, mau take off itu harus mengantre 20 menit sampai 30 menit," tambah Presiden
Presiden juga meyakini, dengan semakin baiknya infrastruktur penerbangan di Tanah Air, akan leih banyak masyarakat internasional yang datang ke Indonesia. Dengan demikian, dampak terhadap perekonimian akan semakin bertambah positif.
Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai, pembangunan runway ketiga Bandara Internasional Soetta sudah semestinya direalisasikan dengan cepat. Alasannya, kebutuhan penumpang udara yang tinggi di bandara tersibuk di Indonesia ini sudah mendesak. “Sekarang ini Bandara Soekarno-Hatta sudah mencapai titik jenuh. Kalau runway tidak ditambah tidak akan berkembang sedangkan kebutuhan penumpang dari tahun ke tahun juga terus bertambah,” ujarnya kepada KORAN SINDO tadi malam.
Dia menambahkan, dengan pertumbuhan penumpang rata-rata 9-10% per tahun kondisi Bandara Soekarno-Hatta saat ini terbilang padat. Pertumbuhan penumpang tersebut mau tak mau harus diikuti dengan meningkatnya jumlah pergerakan pesawat.
“Kalau kita bandingkan, Bandara Haneda Jepang sudah memiliki empat runway, di Beijing bahkan punya tujuh runway,” ujarnya.
Menurutnya, dengan penambahan runway ketiga di Bandara Soekarno-Hatta bisa menjawab tantangan mengenai kebutuhan penumpang udara yang berkembang sangat pesat di Ibu Kota.
Terpisah, Anggota Komisi V DPR Muhidin M Said mengatakan, langkah pemerintah membangun runway ketiga Bandara Soekarno-Hatta dimaksudkan menjawab kebutuhan pertumbuhan penumpang udara di dalam negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya, pembangunan runway di Bandara Soekarno-Hatta bisa diikuti dengan mengembangkan bandara lain pada pengelolaan bandara milik PT Angkasa Pura II.
“Pembangunan ini kita harapkan juga bisa dilakukan tidak hanya di Bandara Soetta namun juga di daerah lain. Hal ini perlu agar pertumbuhan bisa merata,” ujar dia. (Dita Angga/Ichsan Amin)
(nfl)