INKA Bangun Pabrik Baru, Rini: Banyak Negara Pesan KA Buatan RI
A
A
A
BANYUWANGI - Menteri BUMN Rini Soemarno mengunjungi lokasi proyek pembangunan workshop/pabrik kereta api milik PT INKA (Persero) di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (1/7/2018). Sebelumnya Rini mendatangi petani kopi rakyat di Jember.
PT INKA saat ini sedang berupaya meningkatkan kapasitas produksi dalam rangka mendukung program pengembangan industri perkerataapian nasional. Juga menjawab tantangan kebutuhan sarana kereta api dari luar negeri.
Pabrik yang memanfaatkan lahan seluas 84 hektare juga merupakan sinergi antara PT INKA dengan PTPN XII. Pabrik modern ini diharapkan akan menjadi workshop perakitan sarana kereta api baru kedua setelah workshop yang ada di Madiun.
Rini berharap pembangunan pabrik baru ini berjalan lancar dan bisa selesai sesuai dengan yang ditargetkan. Pembangunan pabrik ini menjadi bukti bahwa industri perkerataapian nasional mampu menjawab tantangan kebutuhan sarana kereta api dari luar negeri.
“Saya bangga PT INKA terus mengembangkan bisnisnya, banyak negara yang membeli kereta api buatan RI. Saya akan terus memantau dan memastikan pelaksanaan pembangunan proyek ini,” kata Menteri Rini di sela-sela kunjungannya. (Baca juga: Menteri Rini Dorong Kereta Buatan PT INKA Kian Mendunia )
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyelesaikan proses perizinan dan rancang bangun untuk pabrik modern yang akan digunakan untuk memproduksi sarana kereta api berbasis alumunium dan stainless steel. Proses pembangunan tahap 1 direncanakan mulai akhir 2018 dan dapat mulai beroperasi pada awal 2020. “Total investasi dari pembangunan proyek ini tercatat mencapai Rp1,6 triliun,” ujarnya.
Menurut Budi, kedekatan lokasi workshop dengan pelabuhan barang Tanjung Wangi yang dikelola PT Pelindo III ini nantinya akan sangat mendukung perusahaan dalam proses pengiriman produk jadi melalui laut. Baik untuk ekspor maupun untuk kebutuhan dalam negeri di luar pulau Jawa. (Baca juga: RI Pemain Besar Industri Sarana Kereta Api di Asia Tenggara )
PT INKA mencatat kontribusi penjualan ekspor perseroan meningkat dalam tiga tahun terakhir. Hal ini tercermin dalam nilai kontrak penjualan ekspor tercatat sebesar Rp850 miliar pada 2015 dan meningkat menjadi Rp1,33 triliun di 2017. Sementara negara-negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Bangladesh, Malaysia, Singapura, Australia, dan Filipina.
Selain mendukung perkembangan bisnis PT INKA, berdirinya workshop ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan perindustrian di Kabupaten Banyuwangi. Termasuk perekonomian bagi masyarakat di sekitarnya.
PT INKA saat ini sedang berupaya meningkatkan kapasitas produksi dalam rangka mendukung program pengembangan industri perkerataapian nasional. Juga menjawab tantangan kebutuhan sarana kereta api dari luar negeri.
Pabrik yang memanfaatkan lahan seluas 84 hektare juga merupakan sinergi antara PT INKA dengan PTPN XII. Pabrik modern ini diharapkan akan menjadi workshop perakitan sarana kereta api baru kedua setelah workshop yang ada di Madiun.
Rini berharap pembangunan pabrik baru ini berjalan lancar dan bisa selesai sesuai dengan yang ditargetkan. Pembangunan pabrik ini menjadi bukti bahwa industri perkerataapian nasional mampu menjawab tantangan kebutuhan sarana kereta api dari luar negeri.
“Saya bangga PT INKA terus mengembangkan bisnisnya, banyak negara yang membeli kereta api buatan RI. Saya akan terus memantau dan memastikan pelaksanaan pembangunan proyek ini,” kata Menteri Rini di sela-sela kunjungannya. (Baca juga: Menteri Rini Dorong Kereta Buatan PT INKA Kian Mendunia )
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyelesaikan proses perizinan dan rancang bangun untuk pabrik modern yang akan digunakan untuk memproduksi sarana kereta api berbasis alumunium dan stainless steel. Proses pembangunan tahap 1 direncanakan mulai akhir 2018 dan dapat mulai beroperasi pada awal 2020. “Total investasi dari pembangunan proyek ini tercatat mencapai Rp1,6 triliun,” ujarnya.
Menurut Budi, kedekatan lokasi workshop dengan pelabuhan barang Tanjung Wangi yang dikelola PT Pelindo III ini nantinya akan sangat mendukung perusahaan dalam proses pengiriman produk jadi melalui laut. Baik untuk ekspor maupun untuk kebutuhan dalam negeri di luar pulau Jawa. (Baca juga: RI Pemain Besar Industri Sarana Kereta Api di Asia Tenggara )
PT INKA mencatat kontribusi penjualan ekspor perseroan meningkat dalam tiga tahun terakhir. Hal ini tercermin dalam nilai kontrak penjualan ekspor tercatat sebesar Rp850 miliar pada 2015 dan meningkat menjadi Rp1,33 triliun di 2017. Sementara negara-negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Bangladesh, Malaysia, Singapura, Australia, dan Filipina.
Selain mendukung perkembangan bisnis PT INKA, berdirinya workshop ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan perindustrian di Kabupaten Banyuwangi. Termasuk perekonomian bagi masyarakat di sekitarnya.
(poe)