Profil PT INKA, Perusahaan Manufaktur Kereta Api Kebanggaan Indonesia

Rabu, 15 Maret 2023 - 09:21 WIB
loading...
Profil PT INKA, Perusahaan...
PT INKA (Industri Kereta Api) belakangan menjadi sorotan di tengah polemik impor kereta bekas asal Jepang yang mencuat. Berikut profil PT INKA yang punya sejarah panjang. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT INKA (Industri Kereta Api) belakangan menjadi sorotan di tengah polemik impor kereta bekas asal Jepang yang mencuat. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) manufaktur kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara itu dipertanyakan soal kemampuannya memasok kereta yang dibutuhkan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).



PT INKA terbentuk sejak formal pada 18 Mei 1981, dimana merupakan penerus Balai Yasa Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) milik PT KAI. BUMN manufaktur kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara itu memiliki sejarah perjalanan yang panjang.



Penyerahan operasional pabrik kereta api oleh pihak PJKA kepada manajemen PT INKA (Persero) terjadi pada tanggal 29 Agustus 1981. Tanggal inilah yang kemudian dicatat sebagai Hari Kelahiran PT INKA (Persero).

Melansir dari laman resmi PT INKA, markas utama dari perusahaan plat merah ini terletak di Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa Timur. Untuk memperluas jangkauannya, PT INKA mendapat topangan dari Kantor Perwakilan yang berada di Jakarta, supaya selalu dekat dengan para pelanggan dan pemangku kepentingan.

PT INKA sempat berada dalam naungan Departemen Perhubungan ketika baru berdiri. Kemudian di tahun 1983, perusahaan ini sempat dibina oleh Dewan Pembina Industri Strategis (DPIS).

Sebelum akhirnya diakuisisi oleh BUMN pada 1998, PT INKA sempat berada di bawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) pada tahun 1989.

Sebagai perusahaan yang bernaung di BUMN, PT INKA sempat jadi anak perusahaan dari holding PT Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS) tahun 1998. Setelah dibubarkannya PT BPIS pada 2002, PT INKA (Persero) berada dalam pengelolaan Kementerian BUMN hingga sekarang.

Kualitas produk yang dihadirkan PT INKA rupanya mengundang ketertarikan beberapa negara lain. Diantaranya seperti Bangladesh, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia.

Namun usaha PT INKA tidak selamanya berjalan mulus. Terdapat beberapa hambatan terutama pada saat pandemi covid 19 yang membuat mereka mengalami kerugian di tahun 2020 dengan defisit Rp334,99 miliar.

Meski begitu, produsen kereta api ini bangkit di tahun 2021 dengan mencetak keuntungan sebesar Rp64,01 miliar. Pada awal 2023 ini PT INKA sempat jadi sorotan lantaran dianggap belum mampu untuk memenuhi kebutuhan kereta rel listrik (KRL) yang mendesak.

Polemik ini terjadi usai PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) diketahui berencana mengimpor KRL bekas dari Jepang. Menurut VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus, INKA belum bisa memasok dalam 2-3 tahun mendatang sehingga meminta waktu tambahan. Hal itu menjadi alasan impor KRL bekas dari Jepang.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2076 seconds (0.1#10.140)