Ini Kata BI Tentang Inflasi 0,59% di Bulan Juni 2018
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik merilis Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2018 tetap terkendali atau berada dalam kisaran sasaran 3,5%±1% (yoy). Inflasi IHK Juni 2018 mencapai 0,59% (mtm), meningkat dibandingkan inflasi bulan Mei lalu sebesar 0,21% (mtm).
Peningkatan tersebut dipengaruhi permintaan terkait Hari Raya Idul Fitri. Meskipun mengalami peningkatan, inflasi IHK Juni 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan rata-rata IHK pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir yang sebesar 0,81% (mtm)," ujar Direktur Eksekutif Komunikasi Agusman di Jakarta, Senin (2/7/2018).
Secara bulanan, peningkatan inflasi IHK pada bulan ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai dengan pola musimannya. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK telah mencapai 1,90% (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,12% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,23% (yoy).
"Inflasi inti tetap stabil sehingga mendukung terkendalinya inflasi IHK. Inflasi inti tercatat sebesar 0,24% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi inti bulan lalu sebesar 0,21% (mtm), namun lebih rendah dari rata-rata inflasi inti pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir sebesar 0,37% (mtm)," jelasnya.
Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah komoditas sewa rumah dan nasi dengan lauk. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,72% (yoy), lebih rendah dari bulan lalu sebesar 2,75% (yoy). Terkendalinya inflasi inti hingga Juni 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.
Sedangkan kelompok volatile food pada Juni 2018 kembali mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan historis inflasi volatile food pada periode Idul Fitri. Inflasi volatile food tercatat 0,90% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi volatile food bulan lalu 0,19% (mtm). Peningkatan inflasi tersebut sejalan dengan adanya perayaan Idul Fitri, meskipun lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi volatile food pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir sebesar 1,50% (mtm).
Inflasi terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras, cabai rawit, ikan segar, sayur-sayuran, kelapa, bawang merah, daging sapi, ayam hidup, dan daging ayam kampung. Sementara komoditas telur ayam ras, cabai merah, beras dan bawang putih mencatat deflasi didukung stabilnya pasokan.
"Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat 4,60% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,33% (yoy)," jelasnya.
Inflasi kelompok administered prices meningkat, bersumber dari tarif subkelompok transportasi. Inflasi administered prices pada bulan Juni 2018 mencapai 1,38% (mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,27% (mtm).
Inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan inflasi angkutan udara dan angkutan antar kota seiring dengan mudik Lebaran. Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi 2,88% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,61% (yoy).
Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5%±1% (yoy). Untuk itu, koordinasi kebijakan antara pemerintah (pusat dan daerah) dan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi akan terus diperkuat.
Peningkatan tersebut dipengaruhi permintaan terkait Hari Raya Idul Fitri. Meskipun mengalami peningkatan, inflasi IHK Juni 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan rata-rata IHK pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir yang sebesar 0,81% (mtm)," ujar Direktur Eksekutif Komunikasi Agusman di Jakarta, Senin (2/7/2018).
Secara bulanan, peningkatan inflasi IHK pada bulan ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai dengan pola musimannya. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK telah mencapai 1,90% (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,12% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,23% (yoy).
"Inflasi inti tetap stabil sehingga mendukung terkendalinya inflasi IHK. Inflasi inti tercatat sebesar 0,24% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi inti bulan lalu sebesar 0,21% (mtm), namun lebih rendah dari rata-rata inflasi inti pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir sebesar 0,37% (mtm)," jelasnya.
Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah komoditas sewa rumah dan nasi dengan lauk. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,72% (yoy), lebih rendah dari bulan lalu sebesar 2,75% (yoy). Terkendalinya inflasi inti hingga Juni 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.
Sedangkan kelompok volatile food pada Juni 2018 kembali mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan historis inflasi volatile food pada periode Idul Fitri. Inflasi volatile food tercatat 0,90% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi volatile food bulan lalu 0,19% (mtm). Peningkatan inflasi tersebut sejalan dengan adanya perayaan Idul Fitri, meskipun lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi volatile food pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir sebesar 1,50% (mtm).
Inflasi terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras, cabai rawit, ikan segar, sayur-sayuran, kelapa, bawang merah, daging sapi, ayam hidup, dan daging ayam kampung. Sementara komoditas telur ayam ras, cabai merah, beras dan bawang putih mencatat deflasi didukung stabilnya pasokan.
"Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat 4,60% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,33% (yoy)," jelasnya.
Inflasi kelompok administered prices meningkat, bersumber dari tarif subkelompok transportasi. Inflasi administered prices pada bulan Juni 2018 mencapai 1,38% (mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,27% (mtm).
Inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan inflasi angkutan udara dan angkutan antar kota seiring dengan mudik Lebaran. Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi 2,88% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,61% (yoy).
Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5%±1% (yoy). Untuk itu, koordinasi kebijakan antara pemerintah (pusat dan daerah) dan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi akan terus diperkuat.
(ven)