PGN Siapkan Dana Rp16,6 Triliun Akuisisi Pertagas
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menindaklanjuti proses pengambilalihan saham Pertagas yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero). Nilai total saham yang di akuisisi oleh PGN sebesar Rp16,6 triliun atau setara dengan 51% saham.
“Ini merupakan tindak lanjut dari proses holding migas. Akuisisi sebesar 51% ini merupakan tujuan dari holding migas yaitu supaya distribusi dan transmisi dapat terintegrasi,” ujar Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim saat konferensi pers menindaklanjuti hasil penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) PGN dan Pertamina, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Menurut dia, nilai transaksi tersebut untuk pembelian 2.591.099 lembar saham yang dimiliki Pertamina sebagai induk usaha di dalam Pertagas. Adapun di dalam akuisisi ini hanya dilakukan untuk Pertagas Niaga sedangkan PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta Samtan Gas, PT Perta Kalimantan Gas sudah dikeluarkan dari buku Pertagas.
Jobi berharap, dengan adanya akuisisi ini maka bisnis gas kedepan akan jauh lebih efisien dan lebih menguntungkan. Selain itu, kata Jobi, integrasi ini bertujuan untuk mengurai bisnis gas antara PGN dan Pertagas yang selama ini mengalami tumpang tindih.
Ke depan, dengan integrasi ini, masing masing perusahaan akan lebih fokus pada bidang bisnisnya masing-masing. Pertagas kedepan akan fokus pada transmisi dan PGN akan fokus pada distribusi. "Selain itu, akan ada banyak proyek baru yang akan kita jalankan kedepan. Jalur gas yang masih tumpang tindih bisa kita lebur dan kita optimalkan," kata dia.
Dia menjelaskan, salah satu proyek yang akan dikerjakan dalam waktu dekat ialah integrasi pipa gas antara PGN dengan Pertagas. Selain itu, Pertagas dan PGN juga akan membuat penyambungan pipa terintegrasi secara bersama-sama. Tak hanya itu, integrasi dua perusahaan ini dapat menambah portofolio perusahaan. Sehingga, kedepan pengerjaan proyek bisa ditopang dari investasi yang lebih besar.
"Fokus kita ditahap awal ini adalah bagaimana kita menselaraskan bisnis transmisi dan distribusi gas. Hari ini dari seluruh mata rantai yang ada yang mengurus transmisi dan distribusi hanya pertagas dan pertagas niaga. Ini yang akan kita fokuskan pada akuisisi," ujarnya.
“Ini merupakan tindak lanjut dari proses holding migas. Akuisisi sebesar 51% ini merupakan tujuan dari holding migas yaitu supaya distribusi dan transmisi dapat terintegrasi,” ujar Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim saat konferensi pers menindaklanjuti hasil penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) PGN dan Pertamina, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Menurut dia, nilai transaksi tersebut untuk pembelian 2.591.099 lembar saham yang dimiliki Pertamina sebagai induk usaha di dalam Pertagas. Adapun di dalam akuisisi ini hanya dilakukan untuk Pertagas Niaga sedangkan PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta Samtan Gas, PT Perta Kalimantan Gas sudah dikeluarkan dari buku Pertagas.
Jobi berharap, dengan adanya akuisisi ini maka bisnis gas kedepan akan jauh lebih efisien dan lebih menguntungkan. Selain itu, kata Jobi, integrasi ini bertujuan untuk mengurai bisnis gas antara PGN dan Pertagas yang selama ini mengalami tumpang tindih.
Ke depan, dengan integrasi ini, masing masing perusahaan akan lebih fokus pada bidang bisnisnya masing-masing. Pertagas kedepan akan fokus pada transmisi dan PGN akan fokus pada distribusi. "Selain itu, akan ada banyak proyek baru yang akan kita jalankan kedepan. Jalur gas yang masih tumpang tindih bisa kita lebur dan kita optimalkan," kata dia.
Dia menjelaskan, salah satu proyek yang akan dikerjakan dalam waktu dekat ialah integrasi pipa gas antara PGN dengan Pertagas. Selain itu, Pertagas dan PGN juga akan membuat penyambungan pipa terintegrasi secara bersama-sama. Tak hanya itu, integrasi dua perusahaan ini dapat menambah portofolio perusahaan. Sehingga, kedepan pengerjaan proyek bisa ditopang dari investasi yang lebih besar.
"Fokus kita ditahap awal ini adalah bagaimana kita menselaraskan bisnis transmisi dan distribusi gas. Hari ini dari seluruh mata rantai yang ada yang mengurus transmisi dan distribusi hanya pertagas dan pertagas niaga. Ini yang akan kita fokuskan pada akuisisi," ujarnya.
(akr)