Kapasitas Industri Galangan Kapal Nasional Dipacu Naik Tiga Kali Lipat
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah saat ini menempatkan industri kemaritiman sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya. Sektor tersebut meliputi industri galangan kapal dan penunjangnya. Ini merupakan bentuk komitmen untuk mewujudkan Indonesia menjadiporos maritim dunia.
"Melalui visinya, pemerintah terus memacu agar sektor industri maritim kita punya daya saing tinggi di tingkat global," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Bagi Indonesia, menurut Menperin, sektor maritim bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara. Bahkan sektor ini mempunyai peran penting untuk menyatukan wilayah yang tersebar di Indonesia.
"Bapak Presiden sudah mencanangkan tentang poros maritim, backbone-nya itu harusnya ada peran dari IPERINDO. Apalagi bisa menghemat devisa untuk repair dan maintenance, daripada dibawa ke luar negeri. Maka itu, kami ingin kapasitas industri galangan kapal nasional bisa naik hingga 2-3 kali lipat," paparnya.
Airlangga meyakini, industri galangan kapal di Indonesia mampu meningkatkan kemampuan produksinya mengingat upaya penguatan sarana transportasi laut guna mewujudkan konektivitas antar wilayah. Selain itu, pasar internasional yang masih prospektif. Perkembangan sektor industri galangan kapal dunia saat ini didominasi oleh negara China, Korea Selatan, dan Jepang.
Tahun 2017, tercatat jumlah order pembangunan kapal di Indonesia sebesar 218.300 gross tonnage (GT). Pembangunan kapal di Indonesia mayoritas untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri sebesar 83%, yang diperkirakan sebanyak 120 unit atau 135.440 GT. Sisanya untuk ekspor, sekitar 24 unit atau 82.860 GT.
Di era revolusi industri 4.0, industri galangan kapal dinilai strategis berperan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, dengan karakteristiknya yang padat karya, padat modal dan padat teknologi, industri galangan kapal memerlukan penanganan dan perhatian yang serius dari pemerintah agar semakin kompetitif di kancah domestik dan internasional.
"Kami telah mendorong industri komponen di dalam negeri agar menjadi supply chain untuk memproduksi kapal. Seiring langkah tersebut, pengurus baru IPERINDO perlu membentuk konsorsium nasional," tutur Airlangga.
Selanjutnya, Kementerian Perindustrian pun telah menginisiasi usulan insentif penurunan tarif bea masuk komponen kapal melalui skema khusus serta usulan tax holiday yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai stimulus untuk meningkatkan kinerja industri galangan kapal nasional.
Begitu pula dari sisi finansial, pemerintah akan mengupayakan dan mendorong agar kegiatan usaha sektor industri galangan kapal dapat dukungan dari sektor perbankan atau pembiayaan sehingga kesempatan untuk melakukan ekspansi bisnis pembangunan kapal akan semakin terbuka lebar.
"Maka itu, perlunya pusat research, development, and design (RDnD) untuk perkapalan. Pemerintah akan memfasilitasi pemberian super deductible tax bagi industri yang berinovasi. Kalau bisa kita kembangkan desain bersama untuk kapal ikan, patroli, tanker, dan tugboat," imbuhnya.
Pemerintah juga berusaha memperkuat kemampuan desain kapal melalui optimalisasi standar desain kapal series agar mampu menumbuhkan industri komponen kapal di dalam negeri. Saat ini, Kemenperin telah membuat website yang memberikan informasi terkait desain kapal yang telah dibangun industri dalam negeri serta telah teruji performanya.
"Diharapkan informasi tersebut dapat memberikan referensi bagi perusahaan, instansi, maupun lembaga yang akan membangun kapal baru. Website itu dapat dibuka melalui alamat www.tekno.kemenperin.go.iddan akan terus dilakukan updating data," ungkap Airlangga.
Pada acara pengukuhan pengurus IPERINDO periode 2018-2022, ditetapkan Ketua Umum IPERINDO adalah Eddy Kurniawan Logam. Menperin berharap, pengurus baru DPP IPERINDO ini dapat menjalankan tugas, dan tanggung jawab dalam mengembangkan industri galangan kapal nasional, serta menjadi mitra aktif dalam memberikan saran dan masukan kepada pemerintah terkait kebijakan sektor industri kemaritiman.
Eddy menyampaikan, pihaknya akan melanjutkan program-program IPERINDO yang telah berjalan baik selama periode 2014-2018. "Kami juga mendukung program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, dengan menyediakan kebutuhan kapal dalam negeri yang dibuat di dalam negeri," ujarnya.
IPERINDO pun bertekad terus mengurangi impor kapal bekas maupun baru di dalam negeri dengan meningkatkan kapasitas produksi anggotanya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik. "Kami mengembangkan industri galangan kapal secara menyeluruh, yang artinya industri komponen kapal dalam negeri juga ikut berkembang seiring dengan pengembangan industri galangan kapal itu sendiri," imbuhnya.
"Melalui visinya, pemerintah terus memacu agar sektor industri maritim kita punya daya saing tinggi di tingkat global," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Bagi Indonesia, menurut Menperin, sektor maritim bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara. Bahkan sektor ini mempunyai peran penting untuk menyatukan wilayah yang tersebar di Indonesia.
"Bapak Presiden sudah mencanangkan tentang poros maritim, backbone-nya itu harusnya ada peran dari IPERINDO. Apalagi bisa menghemat devisa untuk repair dan maintenance, daripada dibawa ke luar negeri. Maka itu, kami ingin kapasitas industri galangan kapal nasional bisa naik hingga 2-3 kali lipat," paparnya.
Airlangga meyakini, industri galangan kapal di Indonesia mampu meningkatkan kemampuan produksinya mengingat upaya penguatan sarana transportasi laut guna mewujudkan konektivitas antar wilayah. Selain itu, pasar internasional yang masih prospektif. Perkembangan sektor industri galangan kapal dunia saat ini didominasi oleh negara China, Korea Selatan, dan Jepang.
Tahun 2017, tercatat jumlah order pembangunan kapal di Indonesia sebesar 218.300 gross tonnage (GT). Pembangunan kapal di Indonesia mayoritas untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri sebesar 83%, yang diperkirakan sebanyak 120 unit atau 135.440 GT. Sisanya untuk ekspor, sekitar 24 unit atau 82.860 GT.
Di era revolusi industri 4.0, industri galangan kapal dinilai strategis berperan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, dengan karakteristiknya yang padat karya, padat modal dan padat teknologi, industri galangan kapal memerlukan penanganan dan perhatian yang serius dari pemerintah agar semakin kompetitif di kancah domestik dan internasional.
"Kami telah mendorong industri komponen di dalam negeri agar menjadi supply chain untuk memproduksi kapal. Seiring langkah tersebut, pengurus baru IPERINDO perlu membentuk konsorsium nasional," tutur Airlangga.
Selanjutnya, Kementerian Perindustrian pun telah menginisiasi usulan insentif penurunan tarif bea masuk komponen kapal melalui skema khusus serta usulan tax holiday yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai stimulus untuk meningkatkan kinerja industri galangan kapal nasional.
Begitu pula dari sisi finansial, pemerintah akan mengupayakan dan mendorong agar kegiatan usaha sektor industri galangan kapal dapat dukungan dari sektor perbankan atau pembiayaan sehingga kesempatan untuk melakukan ekspansi bisnis pembangunan kapal akan semakin terbuka lebar.
"Maka itu, perlunya pusat research, development, and design (RDnD) untuk perkapalan. Pemerintah akan memfasilitasi pemberian super deductible tax bagi industri yang berinovasi. Kalau bisa kita kembangkan desain bersama untuk kapal ikan, patroli, tanker, dan tugboat," imbuhnya.
Pemerintah juga berusaha memperkuat kemampuan desain kapal melalui optimalisasi standar desain kapal series agar mampu menumbuhkan industri komponen kapal di dalam negeri. Saat ini, Kemenperin telah membuat website yang memberikan informasi terkait desain kapal yang telah dibangun industri dalam negeri serta telah teruji performanya.
"Diharapkan informasi tersebut dapat memberikan referensi bagi perusahaan, instansi, maupun lembaga yang akan membangun kapal baru. Website itu dapat dibuka melalui alamat www.tekno.kemenperin.go.iddan akan terus dilakukan updating data," ungkap Airlangga.
Pada acara pengukuhan pengurus IPERINDO periode 2018-2022, ditetapkan Ketua Umum IPERINDO adalah Eddy Kurniawan Logam. Menperin berharap, pengurus baru DPP IPERINDO ini dapat menjalankan tugas, dan tanggung jawab dalam mengembangkan industri galangan kapal nasional, serta menjadi mitra aktif dalam memberikan saran dan masukan kepada pemerintah terkait kebijakan sektor industri kemaritiman.
Eddy menyampaikan, pihaknya akan melanjutkan program-program IPERINDO yang telah berjalan baik selama periode 2014-2018. "Kami juga mendukung program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, dengan menyediakan kebutuhan kapal dalam negeri yang dibuat di dalam negeri," ujarnya.
IPERINDO pun bertekad terus mengurangi impor kapal bekas maupun baru di dalam negeri dengan meningkatkan kapasitas produksi anggotanya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik. "Kami mengembangkan industri galangan kapal secara menyeluruh, yang artinya industri komponen kapal dalam negeri juga ikut berkembang seiring dengan pengembangan industri galangan kapal itu sendiri," imbuhnya.
(ven)