Inflasi Rendah Bukti Pemerintah Bisa Kendalikan Harga Pangan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, inflasi rendah bukti bahwa pemerintah bisa mengendalikan harga pangan. Hal itu terlihat stabilitas harga pangan selama Ramadhan dan Lebaran tahun ini berhasil dikendalikan.
Enggar menambahkan, pencapaian tersebut tidak lepas dari peran satuan petugas pangan yang dibentuk Kemendag dan melibatkan berbagai lembaga lainnya.
"Tanpa kerja sama dengan pemerintah daerah, asosiasi pelaku usaha, semua ini tidak bisa terjadi. Padahal kita sempat pusing saat harus menstabilkan harga," ujar Enggar di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Menurut dia, tahun ini, pemerintah banyak menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah adanya kenaikan harga yang terjadi pada awal tahun, yang disebabkan oleh minimnya suplai. Namun berkat kerja keras, hal itu bisa dikendaikan dengan baik.
"Tahun 2018 lebih berat dari 2017. Pengendalian inflasi jauh lebih berat karena tahun 2017 lebih stabil, suplainya banyak. Tapi masuk di akhir 2017, terjadi kenaikan karena suplai berkurang," jelasnya.
Dia pun menyebutkan menjelang Ramadhan dan Lebaran, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan. Diantaranya kenaikan harga daging, ayam ras, dan telur.
"Memang di saat akhir tahun terjadi sedikit kenaikan harga ayam dan telur. Saya juga harus menyampaikan terima kasih peternak. Harga telur turun lebih dahulu dengan banyak operasi pasar. Jadi rata-rata stabil, hanya ada beberapa saja (kenaikan harga)," jelasnya.
Karena itu, Enggar memberikan apresiasi kepada Satgas Pangan, Perum Bulog dan beberapa asosiasi perdagangan dan perusahaan swasta yang turut membantu menstabilkan harga komoditas.
Enggar menambahkan, pencapaian tersebut tidak lepas dari peran satuan petugas pangan yang dibentuk Kemendag dan melibatkan berbagai lembaga lainnya.
"Tanpa kerja sama dengan pemerintah daerah, asosiasi pelaku usaha, semua ini tidak bisa terjadi. Padahal kita sempat pusing saat harus menstabilkan harga," ujar Enggar di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Menurut dia, tahun ini, pemerintah banyak menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah adanya kenaikan harga yang terjadi pada awal tahun, yang disebabkan oleh minimnya suplai. Namun berkat kerja keras, hal itu bisa dikendaikan dengan baik.
"Tahun 2018 lebih berat dari 2017. Pengendalian inflasi jauh lebih berat karena tahun 2017 lebih stabil, suplainya banyak. Tapi masuk di akhir 2017, terjadi kenaikan karena suplai berkurang," jelasnya.
Dia pun menyebutkan menjelang Ramadhan dan Lebaran, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan. Diantaranya kenaikan harga daging, ayam ras, dan telur.
"Memang di saat akhir tahun terjadi sedikit kenaikan harga ayam dan telur. Saya juga harus menyampaikan terima kasih peternak. Harga telur turun lebih dahulu dengan banyak operasi pasar. Jadi rata-rata stabil, hanya ada beberapa saja (kenaikan harga)," jelasnya.
Karena itu, Enggar memberikan apresiasi kepada Satgas Pangan, Perum Bulog dan beberapa asosiasi perdagangan dan perusahaan swasta yang turut membantu menstabilkan harga komoditas.
(ven)