Sofjan Wanandi: Pemerintah Akan Kirim Tim Negosiasi ke AS
A
A
A
JAKARTA - Indonesia segera mengambil langkah terkait ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memperingatkan soal kemungkinan penerapan tarif untuk ekspor Indonesia. Pemerintah berencana mengirim tim negosiasi pada bulan ini ke AS.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi yang mengatakan bahwa tim negosiasi yang disiapkan pemerintah akan terdiri dari beberapa kementerian.
"Terutama Kemendag, tentunya dibantu lain-lain, tapi ujung tombaknya nanti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri," ujar Sofyan di Gedung Kemenko, Jakarta, Senin (8/7/2018).
Dia mengatakan bahwa tim tersebut rencananya akan berangkat akhir bulan ini. Hanya saja, Sofjan belum bisa memerinci terkait misi maupun personel tim yang akan bernegosiasi dengan pemerintah AS tersebut.
"Jadi ini menurut saya yang kita harus lihat, harus kita selesaikan, walaupun urusan utama dia kan adalah China dan Eropa dan negara-negara yang lebih besar trade defisitnya. Cuma kita harus siap Karena Amerika enggak main-main dalam persoalan ini," tegasnya.
Lebih lanjut, Sofjan menilai perang dagang yang telah berlangsung antara AS dan China tidak terlalu berpengaruh terhadap Indonesia. "Tidak terlalu besar menurut saya akibatnya, tapi yang paling penting menurut saya bagaiman kita mempersiapkan diri kita, bagaimana membantu pengusaha-pengusaha yang terdampak, ini yang kita harapkan," jelasnya.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi yang mengatakan bahwa tim negosiasi yang disiapkan pemerintah akan terdiri dari beberapa kementerian.
"Terutama Kemendag, tentunya dibantu lain-lain, tapi ujung tombaknya nanti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri," ujar Sofyan di Gedung Kemenko, Jakarta, Senin (8/7/2018).
Dia mengatakan bahwa tim tersebut rencananya akan berangkat akhir bulan ini. Hanya saja, Sofjan belum bisa memerinci terkait misi maupun personel tim yang akan bernegosiasi dengan pemerintah AS tersebut.
"Jadi ini menurut saya yang kita harus lihat, harus kita selesaikan, walaupun urusan utama dia kan adalah China dan Eropa dan negara-negara yang lebih besar trade defisitnya. Cuma kita harus siap Karena Amerika enggak main-main dalam persoalan ini," tegasnya.
Lebih lanjut, Sofjan menilai perang dagang yang telah berlangsung antara AS dan China tidak terlalu berpengaruh terhadap Indonesia. "Tidak terlalu besar menurut saya akibatnya, tapi yang paling penting menurut saya bagaiman kita mempersiapkan diri kita, bagaimana membantu pengusaha-pengusaha yang terdampak, ini yang kita harapkan," jelasnya.
(fjo)