China Membuka Awal Baru dengan Sekutu AS saat Perang Dagang Memanas

Rabu, 29 Mei 2024 - 10:43 WIB
loading...
China Membuka Awal Baru...
China membuka babak baru dengan sekutu Amerika Serikat (AS) di tengah memanasnya perang dagang Beijing dan Washington. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - China membuka babak baru dengan sekutu Amerika Serikat (AS) di tengah memanasnya perang dagang Beijing dan Washington. Hal ini ditandai ketika Perdana Menteri China , Li Qiang bertemu dengan para petinggi kedua negara yakni Jepang dan Korea Selatan (Korsel) untuk pembicaraan tiga arah pertama dalam empat tahun pada awal pekan kemarin.

Li Qiang memuji apa yang disebutnya memulai kembali hubungan dan berusaha untuk menghidupkan kembali dialog perdagangan dan keamanan yang terhambat oleh ketegangan global.

Perdana menteri China bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida di Seoul dengan upaya untuk merevitalisasi negosiasi perjanjian perdagangan bebas tiga pihak, yang menjadi agenda utama usai terhenti sejak 2019.

Ketika membuka KTT, Li mengatakan pembicaraan itu "dimulai kembali dan awal yang baru" serta menyerukan dimulainya kembali kerja sama yang komprehensif antara kekuatan ekonomi Asia Timur. Namun Ia memberikan catatan tambahan, bahwa agar semua itu terjadi, politik harus dipisahkan dari masalah ekonomi dan perdagangan.



Ia juga menyerukan agar diakhirinya proteksionisme dan pemisahan rantai pasokan. "Bagi China, Korea Selatan, dan Jepang, hubungan dekat kami tidak akan berubah, semangat kerja sama yang dicapai melalui respons krisis tidak akan berubah dan misi kami untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional tidak akan berubah," kata Li.

Terlepas dari kesepakatan yang ditandatangani selama pembicaraan, pertemuan itu sendiri dipandang sebagai tanda kemajuan dalam hubungan antara tiga negara yang penuh dengan naik turun.

China dan Korea Selatan serta Jepang (yang bersekutu dengan AS) berusaha mengelola rasa saling tidak percaya di tengah persaingan antara Beijing dan Washington. Hubungan AS dan China diwarnai ketegangan atas Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang diklaim China sebagai miliknya, dan program nuklir Korea Utara.

Yoon dan Kishida telah memetakan arah yang lebih dekat satu sama lain dan ke Washington, memulai kerja sama tiga arah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Amerika Serikat mengenai langkah-langkah militer dan lainnya.

Sementara itu Presiden AS Joe Biden telah meningkatkan hambatan impor China, menaikkan tarif pada berbagai impor China termasuk baterai kendaraan listrik (EV) dan chip komputer. Donald Trump, saingannya dalam pemilihan presiden di November, mendatang telah melayangkan tarif 60% atau lebih tinggi untuk semua produk China.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2659 seconds (0.1#10.140)