Investasi Hulu Migas Sulit Capai Target

Senin, 09 Juli 2018 - 14:29 WIB
Investasi Hulu Migas Sulit Capai Target
Investasi Hulu Migas Sulit Capai Target
A A A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pesimistis investasi di sektor hulu migas dapat mencapai target tahun ini.

Berdasarkan data SKK Migas realisasi investasi hulu migas pada semester 1/2018 baru mencapai USD3,9 miliar atau Rp55,7 triliun. Realisasi semester I/2018 tersebut baru tercapai 27% dari target tahun ini sebesar USD14,2 miliar. ”Target tahun ini sebesar USD11,1 miliar atau tercapai 78%. Salah satunya karena jadwal investasi banyak yang berubah,” ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, perubahan jadwal investasi hulu migas bukan membatalkan investasi untuk eksplorasi dan eksploitasi, melainkan tidak sesuai dengan agenda investasi proyek hulu migas. Banyaknya proyek yang berubah jadwal, kata dia, sehingga tidak dihitung dalam investasi tahun ini karena terjadi penundaan.

”Memang sudah masuk perencanaannya. Kalau lapangannya tertunda, cadangan ada, tapi penyiapan tertunda, maka realisasinya juga tertunda,” kata dia. Pihaknya menyebut proyekproyek hulu migas yang tertunda berpengaruh terhadap Final Investment Decision (FID). Menurutnya, jika FID tidak tepat waktu atau terjadi penundaan, maka berpengaruh terhadap realisasi investasi hulu migas. ”Nah, ini yang bikin investasinya belum tercapai. Ini bukan batal, tapi schedule -nya mundur. Ini belum terealisasi semester ini, bukan tidak jadi, tapi mundur,” kata dia. Dia mencontohkan, salah satunya proyek Lapangan MDA dan MBH yang dikelola Husky CNOOC Madura Limited (HCML).

Proyek MDA dan MBH ini awalnya sudah disetujui dengan menyewa kapal Floating Processing Unit sebagai fasilitas produksi. Namun, di tengah jalan, tender pertama ber masalah sehingga jadwal proyeknya tertunda karena SKK Migas meminta dilakukan tender ulang. ”Saya waktu itu perintahkan tender ulang karena salah prosedur. Saya juga minta bangun kapal di Indonesia,” ungkapnya.

Tak berhenti di situ, pada tahap tender kedua juga terjadi masalah karena salah satu konsorsium mengundurkan diri. Selanjutnya, kata Amien, proyek diberikan kepada pemenang tender kedua. ”Pemenang kedua akhirnya melakukan desain proyek, tapi di tengah jalan dipanggil polisi. Kalau sudah dipanggil begitu, biasanya tidak ada bank yang support , akhirnya tertunda lagi,” ujarnya.

Meski begitu, SKK Migas terus berupaya meningkatkan investasi di sektor hulu migas. Salah satunya dengan menagih komitmen pasti yang sudah diajukan di awal kontrak. Apalagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah diwajibkan untuk menyetor sebagian persen dari komitmen pasti sebagai jaminan pelaksanaan proyek. Amien mengatakan, apabila kontraktor tidak menjalankan komitmen pastinya, maka sesuai aturan yang ada kontraktor akan menerima sanksi. Pihaknya memprediksi laju investasi tinggi di sektor hulu migas akan tercapai tahun depan. Pasalnya, pemerintah telah mengantongi total komitmen kerja pasti sebesar USD642,5 juta untuk studi, seismik, dan pengeboran sumur eksplorasi untuk jangka waktu lima tahun setelah kontrak efektif.

Komitmen tersebut diperoleh dari persetujuan sembilan kontrak baru pada wilayah kerja hulu migas yang akan berakhir pada 2019-2026. ”Mulai tahun depan akan ada kegiatan eksplorasi yang agresif. Dengan eksplorasi agresif diharapkan akan ada penemuan besar yang bisa menjadi cadangan terbukti dan bisa diproduksikan,” ujarnya. Tidak hanya itu, investasi tinggi di sektor hulu migas disebabkan komitmen kerja pasti lebih dari USD1 miliar karena ada 25 blok yang akan terminasi.

Selain itu, temuan cadangan terbukti juga sangat penting untuk mendongkrak investasi hulu migas. Pasalnya, komponen investasi terbesar sektor hulu migas adalah untuk membangun fasilitas produksi dan biaya produksi. ”Memang saat ini kurang menggembirakan, tapi tahun depan akan ada tren yang meningkat,” ujar Amien.

Produksi Migas

Di sisi lain, SKK Migas terus berupaya menggenjot produksi migas nasional. SKK Migas melaporkan akan ada lima proyek yang bakal produksi tahun ini. Kelima proyek hulu migas yang beroperasi, yaitu pengem-bangan lapangan gas Blok A Aceh oleh PT E&P Malaka dengan target berproduksi Juli 2018, optimalisasi fasilitas produksi Lica oleh PT Medco E&P Indonesia diperkirakan akan beroperasi pada Oktober 2018, kemudian proyek PT Pertamina Hulu Energi Offshore West Java (ONWJ) yang ditargetkan Oktober 2018, pengaliran gas Temelat ke Gunung Kebang Stasiun oleh PT Medco E&P Indonesia akan beroperasi Desember 2018, dan pembangunan pipa gas di lapangan Poeleng oleh PT Pertamina EP.

Kelima proyek hulu migas yang beroperasi tersebut, kata Amien, akan menambah produksi migas sebesar 7.800 barel per hari untuk minyak dan 98 juta kaki kubik per hari untuk gas. ”Produksi migas terus didorong dengan melakukan percepatan penyelesaian proyek dan memprioritaskan kegiatan yang menjaga tingkat produksi,” katanya. Hal senada juga dikatakan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar. Arcandra berharap produksi migas nasional dapat terus ditingkatkan semaksimal mungkin. ”Produksi migas harus terus diupayakan. Produksi migas itu ya harus sebesar- besarnya,” kata dia.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3576 seconds (0.1#10.140)