Siapa Bilang Ambles? Ini Sumbangsih Industri Hulu Migas untuk Ketahanan Energi Nasional

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 19:23 WIB
loading...
Siapa Bilang Ambles?...
Indonesia memasuki usia kemerdekaan ke-79. Selama itu pula, industri Migas telah memberikan sumbangsih yang besar bagi ketahanan energi nasional dan pembangunan bangsa. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Indonesia memasuki usia kemerdekaan ke-79. Selama itu pula, industri migas telah memberikan sumbangsih yang besar bagi ketahanan energi nasional dan pembangunan bangsa. Bahkan di tahun 2023, investasi industri hulu migas mencapai USD13,7 miliar (setara Rp206 Triliun) meningkat 13% dari realisasi 2022 dan lebih tinggi 5% dari LTP serta di atas tren investasi E&P Global.



Kepala Divisi Program dan Komunikasi (Prokom) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Hudi D Suryodipuro menyampaikan, selama kurang lebih dua dekade terakhir, industri hulu migas telah menjadi penyumbang kedua terbesar penerimaan negara setelah pajak, dengan total kontribusi sebesar Rp5.045 triliun.

“Upaya kita untuk terus mencari dan mengembangkan cadangan migas baru berhasil mempertahankan Reserve Replacement Ratio (RRR) di atas 100% selama enam tahun berturut-turut, kita juga telah menyelesaikan proyek-proyek besar seperti Lapangan Jangkrik, Lapangan Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3. Lebih lanjut, sejak tahun 2012, pasokan gas untuk kebutuhan domestik telah melebihi ekspor, yang merupakan bagian dari upaya kita memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar dia di acara peringatan HUT RI ke-79 di Kantor Pusat SKK Migas Jakarta, Sabtu (17/8/2024).



Hudi menambahkan, kegiatan usaha hulu migas, seperti pengeboran dan eksekusi proyek, juga turut menciptakan efek multiplier yang signifikan melalui penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), yang mencapai 58% dari total belanja dan penyediaan lapangan kerja untuk 150 ribu pekerja.

Menurur Hudi, dalam peringatan HUT RI ke 79 ini, industri hulu migas telah memberikan sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara. Sumbangsih nyata tersebut antara lain kesuksesan kinerja eksplorasi dengan temuan eksplorasi di Geng North, Layaran, dan Tangkulo yang telah menempatkan Indonesia pada posisi teratas temuan eksplorasi di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir.

“Temuan ini membuktikan bahwa potensi subsurface Indonesia masih sangat menjanjikan,” kata Hudi.

Kedua, upaya peningkatan produksi minyak melalui produksi dari Banyu Urip Infill Clastic atau BUIC. Sumur B-13 yang merupakan sumur pertama dari proyek ini telah memproduksikan minyak pada tanggal 9 Agustus lalu.

“Beberapa hari lalu kita juga menyaksikan pengapalan ke-1.000 minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip. Kita berharap 6 sumur berikutnya dari Proyek BUIC akan segera menyusul sehingga kontribusi proyek ini untuk semakin mengangkat profil produksi minyak nasional dapat terwujud,” ujarnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1877 seconds (0.1#10.140)