Rupiah Ditutup Lesu, Dolar Menguat Saat Perang Dagang Memudar
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan, Selas (10/7/2018) berakhir lesu usai sedikit terkoreksi dari sesi penutupan awal pekan kemarin. Pelemahan rupiah terjadi saat mata uang Negeri Paman Sam menguat seiring memudarnya kekhawatiran investor terhadap perang dagang.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi perdagangan sore masih tak berdaya di level Rp14.363/USD apabila dibandingkan sebelumnya Rp14.320/USD. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp14.298 hingga Rp14.370/USD.
Menurut data Bloomberg di akhir perdagangan, rupiah juga masih tertekan untuk sulit keluar dari zona merah menjadi Rp14.367/USD. Posisi tersebut tidak lebih baik dari kemarin Rp14.330/USD dengan pergerakan harian rupiah berada di kisaran Rp14.318-Rp14.373/USD.
Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah sore ini berada pada level Rp14.363/USD. Posisi tersebut memperlihatkan rupiah masih menyusut dibanding awal sesi dan penutupan kemarin.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada jalur perbaikan di level Rp14.326/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah mulai mencoba pulih dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp14.332/USD.
Di sisi lain dilansir Reuters, Yuan China mencetak rebound dan dolar menguat secara luas pada hari Senin karena investor mulai tidak lagi mengkhawatirkan perang dagang. Ketika musim laporan pendapatan kuartal kedua dimulai, para investor tampaknya mengabaikan konflik perdagangan yang semakin mendalam antara Amerika Serikat dan China.
Sebaliknya mereka fokus terhadap data ekonomi termasuk angka pekerjaan AS yang menguntungkan dan peningkatan yang sehat dalam ekspor Jerman yang telah mendorong dolar dan euro lebih tinggi. Aset berisiko meluas di pasar mata uang dengan USD naik 0,3% terhadap Yen Jepang, mata uang yang biasanya dibeli selama masa ketidakpastian politik ke level 111,08 atau mendekati tertinggi enam bulan.
Poundsterling berbalik menanjak dan naik ke 1,3301 terhadap USD sebelumnya sempat merayap turun menjadi 1,3245 setelah data menunjukkan pertumbuhan industri dan manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan pada bulan Mei.
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama naik 0,3% pada level 94,308 setelah jatuh pada Senin ke posisi 93,711 atau menyentuh posisi terendah sejak pertengahan Juni. Hal itu menghentikan reli oleh euro yang jatuh 0,3% menjadi 1,1721 terhadap USD untuk menuju penurunan harian terbesar terhadap dolar dalam lebih dari seminggu.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi perdagangan sore masih tak berdaya di level Rp14.363/USD apabila dibandingkan sebelumnya Rp14.320/USD. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp14.298 hingga Rp14.370/USD.
Menurut data Bloomberg di akhir perdagangan, rupiah juga masih tertekan untuk sulit keluar dari zona merah menjadi Rp14.367/USD. Posisi tersebut tidak lebih baik dari kemarin Rp14.330/USD dengan pergerakan harian rupiah berada di kisaran Rp14.318-Rp14.373/USD.
Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah sore ini berada pada level Rp14.363/USD. Posisi tersebut memperlihatkan rupiah masih menyusut dibanding awal sesi dan penutupan kemarin.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada jalur perbaikan di level Rp14.326/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah mulai mencoba pulih dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp14.332/USD.
Di sisi lain dilansir Reuters, Yuan China mencetak rebound dan dolar menguat secara luas pada hari Senin karena investor mulai tidak lagi mengkhawatirkan perang dagang. Ketika musim laporan pendapatan kuartal kedua dimulai, para investor tampaknya mengabaikan konflik perdagangan yang semakin mendalam antara Amerika Serikat dan China.
Sebaliknya mereka fokus terhadap data ekonomi termasuk angka pekerjaan AS yang menguntungkan dan peningkatan yang sehat dalam ekspor Jerman yang telah mendorong dolar dan euro lebih tinggi. Aset berisiko meluas di pasar mata uang dengan USD naik 0,3% terhadap Yen Jepang, mata uang yang biasanya dibeli selama masa ketidakpastian politik ke level 111,08 atau mendekati tertinggi enam bulan.
Poundsterling berbalik menanjak dan naik ke 1,3301 terhadap USD sebelumnya sempat merayap turun menjadi 1,3245 setelah data menunjukkan pertumbuhan industri dan manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan pada bulan Mei.
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama naik 0,3% pada level 94,308 setelah jatuh pada Senin ke posisi 93,711 atau menyentuh posisi terendah sejak pertengahan Juni. Hal itu menghentikan reli oleh euro yang jatuh 0,3% menjadi 1,1721 terhadap USD untuk menuju penurunan harian terbesar terhadap dolar dalam lebih dari seminggu.
(akr)