Harga Telur Naik, Disperindag Kesulitan Gelar Operasi Pasar
A
A
A
BANDUNG BARAT - Kenaikan harga telur ayam yang terjadi dalam sepekan terakhir membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Barat (KBB) berpikir keras mencari solusinya. Pasalnya kenaikan ini merata hampir di sembilan pasar tradisional di KBB dengan kenaikan harga berkisar antara Rp7.000-Rp8.000 per kg.
"Kami sudah banyak mendapatkan laporan soal kenaikan harga telur ini, seperti di Pasar Lembang dan Pasar Tagog Padalarang. Berdasarkan informasi dari Pelayanan Informasi Pasar, rata-rata harga telur ayam hingga Jumat (13/7/2018) adalah Rp28.000 per kg dari semula Rp20.000 per kg," sebut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KBB, Maman Sulaiman, Sabtu (14/7/2018).
Maman mengaku, terdapat banyak faktor penyebab kenaikan harga telur ayam. Diantaranya pasokan Day Old Chick (DOC) bagus yang susah. Selain itu pelarangan Antibiotic Growth-Promoters (AGP), yang menyebabkan pertumbuhan ayam jadi lambat dan rawan sakit sehingga masa panen lebih panjang. Serta harga pakan ayam yang naik sebagai efek dari kurs dolar AS terhadap rupiah.
"Sebagian besar komponen pakan ternak masih impor, terutama jagung sebagai sumber protein sehingga harganya tergantung kurs dolar," kata dia.
Terkait kondisi ini, pemerintah daerah tidak bisa dengan mudah menggelar operasi pasar. Terlebih bagi komoditas telur atau daging yang tidak bisa sewaktu-waktu dilakukan operasi pasar (OP). Berbeda dengan komoditas beras, dimana Bulog Divre Bandung bisa kapan saja menggelar OP ketika harga di masyarakat naik lebih dari 10%.
Seperti pada Lebaran lalu, banyak ayam petelur yang diafkir menjadi ayam pedaging. Pasalnya, momen untuk mengganti ayam yang sudah tua dan kurang produktif biasanya ialah menjelang Lebaran. Sehingga pada sebelum lebaran lalu, OP di KBB selain sembako dan minyak goreng juga ada daging ayam. Sehingga setelah Lebaran, jumlah ayam yang siap bertelur jadi berkurang. Kondisi tersebut akhirnya berefek terhadap populasi dan produksi telur.
"Kalau untuk beras, kita bisa minta ke Bulog untuk OP. Malamnya koordinasi, besok bisa langsung dikirim. Tapi kalau telur atau daging, Bulog tidak menyiapkannya kecuali pada momen hari raya saja," sebut Maman.
"Kami sudah banyak mendapatkan laporan soal kenaikan harga telur ini, seperti di Pasar Lembang dan Pasar Tagog Padalarang. Berdasarkan informasi dari Pelayanan Informasi Pasar, rata-rata harga telur ayam hingga Jumat (13/7/2018) adalah Rp28.000 per kg dari semula Rp20.000 per kg," sebut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KBB, Maman Sulaiman, Sabtu (14/7/2018).
Maman mengaku, terdapat banyak faktor penyebab kenaikan harga telur ayam. Diantaranya pasokan Day Old Chick (DOC) bagus yang susah. Selain itu pelarangan Antibiotic Growth-Promoters (AGP), yang menyebabkan pertumbuhan ayam jadi lambat dan rawan sakit sehingga masa panen lebih panjang. Serta harga pakan ayam yang naik sebagai efek dari kurs dolar AS terhadap rupiah.
"Sebagian besar komponen pakan ternak masih impor, terutama jagung sebagai sumber protein sehingga harganya tergantung kurs dolar," kata dia.
Terkait kondisi ini, pemerintah daerah tidak bisa dengan mudah menggelar operasi pasar. Terlebih bagi komoditas telur atau daging yang tidak bisa sewaktu-waktu dilakukan operasi pasar (OP). Berbeda dengan komoditas beras, dimana Bulog Divre Bandung bisa kapan saja menggelar OP ketika harga di masyarakat naik lebih dari 10%.
Seperti pada Lebaran lalu, banyak ayam petelur yang diafkir menjadi ayam pedaging. Pasalnya, momen untuk mengganti ayam yang sudah tua dan kurang produktif biasanya ialah menjelang Lebaran. Sehingga pada sebelum lebaran lalu, OP di KBB selain sembako dan minyak goreng juga ada daging ayam. Sehingga setelah Lebaran, jumlah ayam yang siap bertelur jadi berkurang. Kondisi tersebut akhirnya berefek terhadap populasi dan produksi telur.
"Kalau untuk beras, kita bisa minta ke Bulog untuk OP. Malamnya koordinasi, besok bisa langsung dikirim. Tapi kalau telur atau daging, Bulog tidak menyiapkannya kecuali pada momen hari raya saja," sebut Maman.
(ven)