Gini Ratio Maret 0,407 Kesenjangan Ekonomi di Jabar Naik
A
A
A
BANDUNG - Rasio kesenjangan ekonomi antara kelompok miskin dan kaya di Jawa Barat (Jabar) pada Maret 2018 naik. Gencarnya pembangunan dan peningkatan kue ekonomi justru lebih banyak dinikmati kalangan kaya.
Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jabar Gandari Adianti mengatakan, pada Maret 2018 gini ratio di Jabar naik menjadi 0,407 dari September 2017 sebesar 0,393.
"Berdasarkan skala yang dibuat Bank Dunia, gini ratio Jabar masuk kategori menengah. Namun harus diakui, sejak 2015 gini ratio Jabar mengalami turun naik," kata Gandari di Bandung, senin (16/7/2018).
Naiknya gini ratio pada Maret 2018, dipengaruhi kenaikan di kawasan perkotaan. Kesenjangan antara miskin dan kaya diperkirakan naik menjadi 0,418. Berbeda dengan di pedesaan, rasio kesenjangan antara miskin dan kaya justru turun sebesar 0,322.
Naiknya gini ratio di Jabar tak bisa dilepaskan dari kondisi ekonomi di kawasan ini. Dia mengakui, kue ekonomi akibat pembangunan di Jabar semakin besar. Sayangnya, kue ekonomi tersebut lebih banyak dinikmati kalangan kaya atau pemilik modal. Sementara menengah bawah hanya mengandalkan kenaikan upah.
"Penyebab kenaikan gini ratio adalah karena kelompok kaya pendapatannya naik. Itu bisa dilihat dari konsumsi mereka yang rata-rata naik hingga 11% dari Rp2,6 juta menjadi Rp2,9 juta. Sementara warga miskin pengeluarannya hanya naik 4,2%," jelas dia.
Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jabar Gandari Adianti mengatakan, pada Maret 2018 gini ratio di Jabar naik menjadi 0,407 dari September 2017 sebesar 0,393.
"Berdasarkan skala yang dibuat Bank Dunia, gini ratio Jabar masuk kategori menengah. Namun harus diakui, sejak 2015 gini ratio Jabar mengalami turun naik," kata Gandari di Bandung, senin (16/7/2018).
Naiknya gini ratio pada Maret 2018, dipengaruhi kenaikan di kawasan perkotaan. Kesenjangan antara miskin dan kaya diperkirakan naik menjadi 0,418. Berbeda dengan di pedesaan, rasio kesenjangan antara miskin dan kaya justru turun sebesar 0,322.
Naiknya gini ratio di Jabar tak bisa dilepaskan dari kondisi ekonomi di kawasan ini. Dia mengakui, kue ekonomi akibat pembangunan di Jabar semakin besar. Sayangnya, kue ekonomi tersebut lebih banyak dinikmati kalangan kaya atau pemilik modal. Sementara menengah bawah hanya mengandalkan kenaikan upah.
"Penyebab kenaikan gini ratio adalah karena kelompok kaya pendapatannya naik. Itu bisa dilihat dari konsumsi mereka yang rata-rata naik hingga 11% dari Rp2,6 juta menjadi Rp2,9 juta. Sementara warga miskin pengeluarannya hanya naik 4,2%," jelas dia.
(fjo)