Genjot Produktivitas, Kementan Tambah Bantuan Alsintan
A
A
A
BOMBANA - Program Peningkatan Produksi melalui Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) telah memberikan hasil di berbagai sentra produksi, salah satunya di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sebelum adanya program ini, produksi padi di tahun 2014 hanya 53.000 ton. Namun setelah Upsus, produksi tahun 2017 mencapai 84.000 ton dan tahun 2018 ditargetkan mencapai 87.000 ton.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengapresiasi kerja sama dan kerja keras semua pihak yang telah mendukung program Upsus. "Pertama dalam sejarah, bantuan alsintan (alat dan mesin pertanian), irigasi, asuransi. Dulu enggak ada ini selama di Indonesia," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Desa Biru, Kecamatan Poleang Timur, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Rabu (25/7/2018).
Amran meminta agar tidak bermain-main dengan bantuan yang sudah digelontorkan dari pusat maupun daerah. Untuk terus meningkatkan produktivitas, lanjut Amran, Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan tambahan alsintan di Kabupaten Bombana.
Bantuan Kementan di Kabupaten Bombana di tahun 2018 berupa pengembangan kedelai 50 hektare (ha), padi ladang 250 ha, jagung hibrida 525 ha, rehabilitasi jaringan irigasi 1.000 ha, pembangunan embung 3 unit, hand traktor 20 unit dan inseminasi buatan 600 ekor.
"Bantuan kami tambah, traktor tangan tambah lagi 20 unit. Bantuan juga untuk jagung 15.000 ha berupa benih dan pupuk, bantuan kapur 30 ha. Satu sampai dua minggu terkirim. Bibit kelapa unggul 40.000 pohon dan bantuan juga berupa tenaga pendamping ternak," jelasnya.
Bupati Bombana Tafdil mengatakan, program Upsus yang dicanangkan sejak tahun 2015 telah memberikan manfaat bagi para petani. Menurut dia, ada kenaikan hingga 58% dari sebelum Upsus. "Setelah dipelajari, kesuksesan ini karena adanya peningkatan produktivitas, dan yang paling penting ada pencetakan sawah baru. Adanya bantuan alsintan juga meningkatkan gairah petani dari bertanam hanya 1 kali menjadi 2 kali kemudian jadi 3 kali dalam setahun," ujarnya.
Tafdil melanjutkan, kebutuhan beras di Kabupaten Bombana hanya sekitar 35.000 ton. Sehingga masih ada surplus sekitar 54.000 ton. "Bisa dibilang kami swasembada. Tapi kami tidak berpuas diri. Kami berharap ada peningkatan petani juga," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana Andini Nur Alam mengatakan, padi merupakan salah satu produksi unggulan dari Kabupaten Bombana. "Biasanya setiap panen 7-8 ton per ha dan dalam dua tahun bisa lima kali panen dengan sistem irigasi," tuturnya.
Dia melanjutkan, luasan sawah yang tercatat ada sekitar 13.289 ha dari 22 kecamatan yang dimiliki oleh Bombana. Menurut dia, luas area yang ada tidak sebanding dengan jumlah alsintan. "Luas areanya masih belum mencukupi dengan alsintan yang sudah ada. Untuk itu, kami berterima kasih telah ditambah bantuan alsitan," tandasnya.
Sebelum adanya program ini, produksi padi di tahun 2014 hanya 53.000 ton. Namun setelah Upsus, produksi tahun 2017 mencapai 84.000 ton dan tahun 2018 ditargetkan mencapai 87.000 ton.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengapresiasi kerja sama dan kerja keras semua pihak yang telah mendukung program Upsus. "Pertama dalam sejarah, bantuan alsintan (alat dan mesin pertanian), irigasi, asuransi. Dulu enggak ada ini selama di Indonesia," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Desa Biru, Kecamatan Poleang Timur, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Rabu (25/7/2018).
Amran meminta agar tidak bermain-main dengan bantuan yang sudah digelontorkan dari pusat maupun daerah. Untuk terus meningkatkan produktivitas, lanjut Amran, Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan tambahan alsintan di Kabupaten Bombana.
Bantuan Kementan di Kabupaten Bombana di tahun 2018 berupa pengembangan kedelai 50 hektare (ha), padi ladang 250 ha, jagung hibrida 525 ha, rehabilitasi jaringan irigasi 1.000 ha, pembangunan embung 3 unit, hand traktor 20 unit dan inseminasi buatan 600 ekor.
"Bantuan kami tambah, traktor tangan tambah lagi 20 unit. Bantuan juga untuk jagung 15.000 ha berupa benih dan pupuk, bantuan kapur 30 ha. Satu sampai dua minggu terkirim. Bibit kelapa unggul 40.000 pohon dan bantuan juga berupa tenaga pendamping ternak," jelasnya.
Bupati Bombana Tafdil mengatakan, program Upsus yang dicanangkan sejak tahun 2015 telah memberikan manfaat bagi para petani. Menurut dia, ada kenaikan hingga 58% dari sebelum Upsus. "Setelah dipelajari, kesuksesan ini karena adanya peningkatan produktivitas, dan yang paling penting ada pencetakan sawah baru. Adanya bantuan alsintan juga meningkatkan gairah petani dari bertanam hanya 1 kali menjadi 2 kali kemudian jadi 3 kali dalam setahun," ujarnya.
Tafdil melanjutkan, kebutuhan beras di Kabupaten Bombana hanya sekitar 35.000 ton. Sehingga masih ada surplus sekitar 54.000 ton. "Bisa dibilang kami swasembada. Tapi kami tidak berpuas diri. Kami berharap ada peningkatan petani juga," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana Andini Nur Alam mengatakan, padi merupakan salah satu produksi unggulan dari Kabupaten Bombana. "Biasanya setiap panen 7-8 ton per ha dan dalam dua tahun bisa lima kali panen dengan sistem irigasi," tuturnya.
Dia melanjutkan, luasan sawah yang tercatat ada sekitar 13.289 ha dari 22 kecamatan yang dimiliki oleh Bombana. Menurut dia, luas area yang ada tidak sebanding dengan jumlah alsintan. "Luas areanya masih belum mencukupi dengan alsintan yang sudah ada. Untuk itu, kami berterima kasih telah ditambah bantuan alsitan," tandasnya.
(fjo)