Gandeng Kanada Demi Tingkatkan Iklim Investasi Daerah
A
A
A
BALI - Pada bulan Februari tahun 2015 lalu, Pemerintah Kanada dan Pemerintah Indonesia melaksanakan launching Proyek National Support for Local Investment Climates (NSLIC)/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSELRED) senilai USD18 juta. Proyek yang didanai oleh Kanada ini dilaksanakan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui BAPPENAS dan dilaksanakan oleh CowaterSogema International.
NSLIC/NSELRED menyediakan pengembangan kapasitas untuk meningkatkan iklim investasi daerah dan pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten/Kota terpilih di 2 Provinsi yaitu Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.
Direktur NSLIC/NSELRED-Cowater Sogema International Incorporated, Rino Sa’danoer mengungkapkan Proyek NSLIC mendukung inovasi di 18 provinsi melalui skema dana RIF yang diberikan kepada 6 daerah setiap tahun selama tiga tahun. Tujuannya untuk memperkuat Kementerian/Lembaga Nasional untuk mendukung pengembangan ekonomi regional dan lokal yang berkelanjutan, responsive gender dan ramah lingkungan.
“Proyek RIF dirancang untuk meningkatkan iklim usaha, mendorong investasi, dan mengembangkan ekonomi yang inovatif dengan menggunakan alat, instrument, dan dukungan teknis yang tepat. Daerah-daerah RIF yang terpilih diharapkan untuk menyediakan solusi-solusi yang bersifat inovatif dalam bidang perbaikan kebijakan dan pertumbuhan investasi di kabupaten-kabupaten terpilih,” ungkap Rino saat pertemuan kuartal pertama untuk review perkembangan dari proyek-proyek yang didanai oleh RIF di Four Points by Sheraton, Seminyak, Bali.
Rino menambahkan, tujuan adanya RIF tersebut adalah untuk memperkuat dukungan nasional yang terkoordinasi untuk pengembangan ekonomi lokal yang inovatif dan bisa berbentuk pengembangan proses yang lebih efisien, metode baru dari penyampaian layanan, sharing sumber daya dengan kabupaten lainnya, atau penggunaan alat dan teknologi untuk membantu mengatasi jarak dan hambatan lainnnya.
“Dana Inovasi Responsive Innovation Fund/RIF menyediakan dukungan teknis kepada 18 Kawasan Prioritas Perdesaan Nasional (KPPN) yang terpilih dari 39 wilayah yang merupakan target nasional untuk pusat pertumbuhan baru untuk peningkatan keterkaitan kota-desa sesuai RPJMN 2015-2019," tambah Rino.
Enam penerima Dana Inovasi RIF Tahap Pertama yakni Banyuwangi, Pinrang, Maluku Tengah, Kubu Raya, Lombok Timur, dan Tabanan yang dipilih melalui proses yang partisipatoris dan transparan yang melibatkan perwakilan dari Bappenas, Global Affairs Canada, Kemenko PMK dan Kemendesa. Enam daerah itu akan mempresentasikan perkembangan mereka, mengevaluasi dan review pencapaian, berbagi tantangan dan pembelajaran, dan menyiapkan feedback.
Sementara itu, Duta Besar Kanada Peter MacArthur menyatakan bahwa Proyek NSLIC sangat sejalan dengan International Assistance Policy Kanada yang berfokus pada membantu kaum miskin, lemah dan terpinggirkan termasuk memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan dalam pembangunan ekonomi lokal dan regional.
“Dengan adanya proyek ini, saya berharap bisa membantu beberapa daerah di Indonesia, supaya lebih maju baik dari sektor ekonomi, sumber daya manusia, pertanian, pariwisata,perikanan maupun yang lainnya,” tandas Peter.
NSLIC/NSELRED menyediakan pengembangan kapasitas untuk meningkatkan iklim investasi daerah dan pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten/Kota terpilih di 2 Provinsi yaitu Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.
Direktur NSLIC/NSELRED-Cowater Sogema International Incorporated, Rino Sa’danoer mengungkapkan Proyek NSLIC mendukung inovasi di 18 provinsi melalui skema dana RIF yang diberikan kepada 6 daerah setiap tahun selama tiga tahun. Tujuannya untuk memperkuat Kementerian/Lembaga Nasional untuk mendukung pengembangan ekonomi regional dan lokal yang berkelanjutan, responsive gender dan ramah lingkungan.
“Proyek RIF dirancang untuk meningkatkan iklim usaha, mendorong investasi, dan mengembangkan ekonomi yang inovatif dengan menggunakan alat, instrument, dan dukungan teknis yang tepat. Daerah-daerah RIF yang terpilih diharapkan untuk menyediakan solusi-solusi yang bersifat inovatif dalam bidang perbaikan kebijakan dan pertumbuhan investasi di kabupaten-kabupaten terpilih,” ungkap Rino saat pertemuan kuartal pertama untuk review perkembangan dari proyek-proyek yang didanai oleh RIF di Four Points by Sheraton, Seminyak, Bali.
Rino menambahkan, tujuan adanya RIF tersebut adalah untuk memperkuat dukungan nasional yang terkoordinasi untuk pengembangan ekonomi lokal yang inovatif dan bisa berbentuk pengembangan proses yang lebih efisien, metode baru dari penyampaian layanan, sharing sumber daya dengan kabupaten lainnya, atau penggunaan alat dan teknologi untuk membantu mengatasi jarak dan hambatan lainnnya.
“Dana Inovasi Responsive Innovation Fund/RIF menyediakan dukungan teknis kepada 18 Kawasan Prioritas Perdesaan Nasional (KPPN) yang terpilih dari 39 wilayah yang merupakan target nasional untuk pusat pertumbuhan baru untuk peningkatan keterkaitan kota-desa sesuai RPJMN 2015-2019," tambah Rino.
Enam penerima Dana Inovasi RIF Tahap Pertama yakni Banyuwangi, Pinrang, Maluku Tengah, Kubu Raya, Lombok Timur, dan Tabanan yang dipilih melalui proses yang partisipatoris dan transparan yang melibatkan perwakilan dari Bappenas, Global Affairs Canada, Kemenko PMK dan Kemendesa. Enam daerah itu akan mempresentasikan perkembangan mereka, mengevaluasi dan review pencapaian, berbagi tantangan dan pembelajaran, dan menyiapkan feedback.
Sementara itu, Duta Besar Kanada Peter MacArthur menyatakan bahwa Proyek NSLIC sangat sejalan dengan International Assistance Policy Kanada yang berfokus pada membantu kaum miskin, lemah dan terpinggirkan termasuk memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan dalam pembangunan ekonomi lokal dan regional.
“Dengan adanya proyek ini, saya berharap bisa membantu beberapa daerah di Indonesia, supaya lebih maju baik dari sektor ekonomi, sumber daya manusia, pertanian, pariwisata,perikanan maupun yang lainnya,” tandas Peter.
(akr)