Inovasi Perusahaan Butuh Benchmark
A
A
A
JAKARTA - Menghasilkan inovasi yang tepat guna membutuhkan strategi tepat untuk menciptakan dampak terukur. Pelaku industri nasional membutuhkan lebih banyak benchmark perusahaan inovatif yang sukses dan berdampak positif.
Salah satu juri dalam Innovation Award yang diadakan KORAN SINDO, Lektor Kepala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) Budi Frensidy mengatakan, beberapa peserta sangat baik dalam memberikan ukuran yang jelas manfaat inovasi terukur.
Dampaknya bisa dalam penghematan biaya, meningkatkan pendapatan, menghasilkan intangible benefit, atau mendongkrak peringkat dalam industri. Tapi di sisi lain, masih ada juga belum jelas menyampaikan manfaat yang diperoleh.
”Manfaat nyata yang kami apresiasi. Masih ada yang belum begitu tahu best practice inovasi tepat guna itu. Bagaimana mewujudkannya sehingga harus ada acuan. Mereka bisa belajar dari yang telah menerapkan secara efektif dan konsisten mendapat apresiasi inovasi,” ujar Budi di sela presentasi peserta Innovation Award 2018 di Gedung SINDO, Jakarta, kemarin.
Dia mengapresiasi presentasi dari pengelola jalan tol yang terus tumbuh dan melakukan inovasi tepat guna. Dampaknya sangat terukur, seperti pengurangan kecelakaan, skor dari otoritas membaik, meningkatnya revenue, dan pangsa pasar terus membesar.
Semuanya bukti karena perusahaan memberikan manfaat nyata yang terukur bukan lagi rencana atau konsep, tapi sudah dieksekusi nyata. Dia mengatakan, syarat utama menjalankan inovasi tepat guna adalah komitmen seluruh stakeholder, baik itu dari internal, pemegang saham, otoritas, bahkan pengguna. Semuanya harus memberikan dukungan komitmen dan komunikasi dari banyak pihak secara berkesinambungan.
”Tidak bisa inovasi dilakukan secara sepihak. Komunikasi harus terus dilakukan dan disosialisasikan kepada seluruh stakeholder sehingga mendapatkan dukungan,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Waskita Karya Realty Sani Burhanuddin mengatakan, pihaknya mendorong inovasi dari sisi produk di tengah kelesuan industri properti.
Sebagai developer, pihaknya melakukan segmentasi tepat sasaran dengan kajian mendalam untuk proyek dan produk yang ditawarkan untuk segmen tertentu. Kesuksesan inovasi dinilai dengan scoring card terkait rating kelayakan investasi awalnya.
Karena awal suatu pembangunan ada investasi berupa tanah atau bangunan. Nanti dilihat scoring apakah memenuhi seluruh tahap hingga perizinan. Lalu berkonsultasi pada konsultan soal esensi produk seperti apa yang diminati kemudian ditentukan konsep yang ditawarkan kepada market.
”Parameter ini jadi benchmark inovasi produk yang kami dorong. Kami optimistis dengan inovasi bisa tumbuh dua kali lipat tahun ini secara laba bersih,” tegas Sani.
Chief Marketing and Product Management PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan, pihaknya mendorong produk Insurance Protection Linked Auto Navigation (iPLAN) sebagai asuransi unit link yang inovatif. Produk tersebut mampu memaksimalkan nilai investasi nasabah.
Tahun ini Generali fokus memperkuat produk dengan pengembangan manfaat asuransi tambahan untuk kesehatan dan manfaat hidup. Medical PLAN, manfaat perlindungan kesehatan di seluruh dunia hingga usia 90 tahun.
”Perlindungan mereka juga akan terus berjalan demi membantu melindungi keluarga mereka bila terjadi risiko tak terduga. Ini merupakan inovasi terbaru dari Generali dan merupakan pertama di pasar asuransi tanah air,” kata Vivin.
Manfaat ini disebutnya melengkapi ragam solusi perlindungan kesehatan yang dimiliki Generali, termasuk Global Medical PLAN yang memungkinkan nasabah mendapatkan rekomendasi perawatan terbaik dari dokter terbaik di dunia dengan perlindungan perawatan rumah sakit hingga Rp35 miliar per tahun. Jangkauan perlindungan meliputi seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Jepang dengan sistem cashless (nontunai).
”Generali akan terus menghadirkan ragam produk inovatif untuk melindungi di setiap tahapan hidup masyarakat dalam mewujudkan visi kami yang secara aktif melindungi dan meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia,” jelasnya. (Hafid Fuad)
Salah satu juri dalam Innovation Award yang diadakan KORAN SINDO, Lektor Kepala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) Budi Frensidy mengatakan, beberapa peserta sangat baik dalam memberikan ukuran yang jelas manfaat inovasi terukur.
Dampaknya bisa dalam penghematan biaya, meningkatkan pendapatan, menghasilkan intangible benefit, atau mendongkrak peringkat dalam industri. Tapi di sisi lain, masih ada juga belum jelas menyampaikan manfaat yang diperoleh.
”Manfaat nyata yang kami apresiasi. Masih ada yang belum begitu tahu best practice inovasi tepat guna itu. Bagaimana mewujudkannya sehingga harus ada acuan. Mereka bisa belajar dari yang telah menerapkan secara efektif dan konsisten mendapat apresiasi inovasi,” ujar Budi di sela presentasi peserta Innovation Award 2018 di Gedung SINDO, Jakarta, kemarin.
Dia mengapresiasi presentasi dari pengelola jalan tol yang terus tumbuh dan melakukan inovasi tepat guna. Dampaknya sangat terukur, seperti pengurangan kecelakaan, skor dari otoritas membaik, meningkatnya revenue, dan pangsa pasar terus membesar.
Semuanya bukti karena perusahaan memberikan manfaat nyata yang terukur bukan lagi rencana atau konsep, tapi sudah dieksekusi nyata. Dia mengatakan, syarat utama menjalankan inovasi tepat guna adalah komitmen seluruh stakeholder, baik itu dari internal, pemegang saham, otoritas, bahkan pengguna. Semuanya harus memberikan dukungan komitmen dan komunikasi dari banyak pihak secara berkesinambungan.
”Tidak bisa inovasi dilakukan secara sepihak. Komunikasi harus terus dilakukan dan disosialisasikan kepada seluruh stakeholder sehingga mendapatkan dukungan,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Waskita Karya Realty Sani Burhanuddin mengatakan, pihaknya mendorong inovasi dari sisi produk di tengah kelesuan industri properti.
Sebagai developer, pihaknya melakukan segmentasi tepat sasaran dengan kajian mendalam untuk proyek dan produk yang ditawarkan untuk segmen tertentu. Kesuksesan inovasi dinilai dengan scoring card terkait rating kelayakan investasi awalnya.
Karena awal suatu pembangunan ada investasi berupa tanah atau bangunan. Nanti dilihat scoring apakah memenuhi seluruh tahap hingga perizinan. Lalu berkonsultasi pada konsultan soal esensi produk seperti apa yang diminati kemudian ditentukan konsep yang ditawarkan kepada market.
”Parameter ini jadi benchmark inovasi produk yang kami dorong. Kami optimistis dengan inovasi bisa tumbuh dua kali lipat tahun ini secara laba bersih,” tegas Sani.
Chief Marketing and Product Management PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan, pihaknya mendorong produk Insurance Protection Linked Auto Navigation (iPLAN) sebagai asuransi unit link yang inovatif. Produk tersebut mampu memaksimalkan nilai investasi nasabah.
Tahun ini Generali fokus memperkuat produk dengan pengembangan manfaat asuransi tambahan untuk kesehatan dan manfaat hidup. Medical PLAN, manfaat perlindungan kesehatan di seluruh dunia hingga usia 90 tahun.
”Perlindungan mereka juga akan terus berjalan demi membantu melindungi keluarga mereka bila terjadi risiko tak terduga. Ini merupakan inovasi terbaru dari Generali dan merupakan pertama di pasar asuransi tanah air,” kata Vivin.
Manfaat ini disebutnya melengkapi ragam solusi perlindungan kesehatan yang dimiliki Generali, termasuk Global Medical PLAN yang memungkinkan nasabah mendapatkan rekomendasi perawatan terbaik dari dokter terbaik di dunia dengan perlindungan perawatan rumah sakit hingga Rp35 miliar per tahun. Jangkauan perlindungan meliputi seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Jepang dengan sistem cashless (nontunai).
”Generali akan terus menghadirkan ragam produk inovatif untuk melindungi di setiap tahapan hidup masyarakat dalam mewujudkan visi kami yang secara aktif melindungi dan meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia,” jelasnya. (Hafid Fuad)
(nfl)