PTTEP Indonesia Bangun Kemitraan Berkelanjutan Bangun SDGs
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan Migas dan Gas (Migas) yang banyak beroperasi di daerah dan bersentuhan langsung dengan komunitas, PTTEP Indonesia memutuskan untuk bermitra dengan Universitas Trisakti, MM-Sustainability untuk melakukan pembinaan relasi dengan komunitas dan NGO maupun pemangku kepentingan lainnya yang relevan untuk bersama-sama mencapai pembangunan yang berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Kami dari sektor swasta menyadari bahwa untuk mencapai SDGSs adalah upaya kolektif dan tidak dapat dilakukan tanpa kolaborasi. Sebagai langkah nyata, PTTEP Indonesia akan mengadakan seminar serupa di kota-kota besar Indonesia, agar inisiatif ini dapat di kemudian hari dilakukan juga oleh sektor swasta lainnya, serta akan menciptakan dampak pembangunan yang berkelanjutan," General Affairs Manager PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara di Jakarta.
PTTEP Indonesia dan Universitas Trisakti, Program Pascasarjana MM-Sustainability kembali mengadakan Seminar Nasional Membangun SDGs. Seminar di Makassar ini merupakan acara kedua dari seminar berseri di lima kota besar di Indonesia, yang pertama kali diadakan di Jakarta pada tanggal 25 April silam. Seminar ini kembali menyatukan akademisi, LSM dan sektor publik dan swasta untuk bersama-sama menciptakan kolaborasi dan front persatuan untuk mencapai SDGs di Indonesia.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs) merupakan serangkaian 17 tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan ekonomi dan sosial yang dihadapi dunia di dalam ‘The 2030 Agenda’. Pemerintah Indonesia sudah mengadopsi tujuan-tujuan ini hampir tiga tahun lalu bersama para pemimpin dunia.
Sebagaimana dinyatakan dalam SDG 17, “Kemitraan untuk Tujuan”, “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” hanya dapat direalisasikan melalui komitmen dan kemitraan yang kuat di antara sejumlah besar pemangku kepentingan (stakeholders). Dalam hal ini, PTTEP Indonesia ikut berkontribusi untuk berperan serta mengsukseskan program tersebut.
Selain di Jakarta dan Makassar, PTTEP Indonesia dan Universitas Trisakti, MM-Sustainability juga akan mengadakan Seminar serupa di Palembang, Medan dan Surabaya. Seminar di Makassar yang diadakan di Hotel Four Points by Sheraton kembali bersama-sama dengan pejabat publik tingkat tinggi, sektor swasta dan BUMN, serta pemimpin LSM-LSM dan tokoh publik di wilayah Sulawesi Selatan.
Panel pertama mengundang Ibu Juliaty Ansye Sopacua dari UNDP Indonesia; Bapak Sebastian Abbas, Manager Senior Kehumasan SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi; serta Bapak Afiat, General Affairs Manager PTTEP Indonesia untuk membahas tentang pentingnya SDGs dan bagaimana industri minyak & gas ikut serta membangun kemitraan untuk mencapai SDGs.
Panel sesi kedua merupakan sebuah diskusi mengenai Kewirausahaan Sosial untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan yang diikuti oleh Bapak Hamzah Ismail dari Yayasan Masyarakat Mandar Madani; Ibu Tri Mumpuni, pendiri Yayasan Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka); Bapak Masril Koto dan Bank Tani; dan Ibu Maria Nindita Radyati, pendiri CECT – MM Sustainability, Universitas Trisakti.
Panel sesi ketiga mengundang Muhammad Ikram Riswandi, HIPMI Makassar; Ibu Lusia Palulungan dari Yayasan BaKTI; dan Nur Fitriani, Puteri Indonesia 2017 Sulawesi Selatan untuk berbagi pengalaman sebagai individu untuk meraih perkembangan yang berkelanjutan di Makassar.
Menurut Tri Mumpuni, pendiri Ibeka dan salah satu pejuang mikrohidro di Indonesia yang telah berhasil menerangkan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia dengan inovasinya. “Sinergi itu kunci segala keberhasilan. Kunci kemitraan harus ada kepercayaan, dan ini hanya bisa terjadi kalau kemitraan menjadi kesadaran semua pihak dalam mengerjakan kegiatan pembangunan," ujarnya.
Masril Koto dari Bank Tani menambahkan, seminar ini penting sekali karena bisa mempertemukan multi pihak untuk mencapai SDGs. Sementara Dr. Maria R Nindita Radyati, pendiri program CECT Universitas Trisakti mengutarakan, diperlukan tiga modal 3 modal untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yaitu Intellectual, Financial dan Social Capital.
“Dimana masing-masing dimiliki oleh 3 stakeholders yang berbeda: Institusi Pendidikan, Perusahaan Swasta dan Wirausaha. Maka dari itu diperlukan ketiga stakeholder tersebut bersama pemerintah untuk bersinergi mendorong akselerasi SDGs," papar Maria R Nindita
Juliaty Ansye Sopacua, Technical Advisor SDGs untuk UNDP Indonesia juga mengingatkan bahwa visi akselerasi SDG sudah didorong oleh pemerintah melalui PerPres No 59/2017 ‘Kemitraan dalam Aksi SDGs’ maka dari itu stakeholders harus terus bekerjasama untuk mencapai tujuan yang mulia ini. Lokakarya tentang Kemitraan yang Setara antara Sektor Swasta, Pemerintah dan LSM
Selain seri seminar ini, PTTEP Indonesia dan CECT juga akan secara kolaboratif menyelenggarakan lokakarya dua hari yang bertujuan untuk melatih LSM lokal tentang bagaimana cara terlibat secara lebih efektif dan bermitra dengan sektor swasta dan publik. Lokakarya ini akan dipimpin oleh para instruktur dari Program Magistrate-Magistrasi Guru di Universitas Trisakti.
Program pelatihan intensif ini akan mengajarkan LSM pentingnya membangun tata pemerintahan yang baik, mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan, beralih ke perusahaan, dan menciptakan program pengembangan masyarakat yang memiliki dampak berkelanjutan.
“Bekerja dengan LSM sangatlah penting bagi kami, karena mereka memainkan peranan penting sebagai mitra tepercaya bagi semua stakeholders. Oleh karena itu, kami percaya bahwa perlu untuk memberikan peningkatan kapasitas yang tepat agar LSM menjadi profesional di bidangnya dengan kompetensi yang tepat untuk memberikan hasil yang berkualitas tinggi,” kata General Affairs Manager PTTEP Indonesia, Afiat Djajanegara.
“Kami dari sektor swasta menyadari bahwa untuk mencapai SDGSs adalah upaya kolektif dan tidak dapat dilakukan tanpa kolaborasi. Sebagai langkah nyata, PTTEP Indonesia akan mengadakan seminar serupa di kota-kota besar Indonesia, agar inisiatif ini dapat di kemudian hari dilakukan juga oleh sektor swasta lainnya, serta akan menciptakan dampak pembangunan yang berkelanjutan," General Affairs Manager PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara di Jakarta.
PTTEP Indonesia dan Universitas Trisakti, Program Pascasarjana MM-Sustainability kembali mengadakan Seminar Nasional Membangun SDGs. Seminar di Makassar ini merupakan acara kedua dari seminar berseri di lima kota besar di Indonesia, yang pertama kali diadakan di Jakarta pada tanggal 25 April silam. Seminar ini kembali menyatukan akademisi, LSM dan sektor publik dan swasta untuk bersama-sama menciptakan kolaborasi dan front persatuan untuk mencapai SDGs di Indonesia.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs) merupakan serangkaian 17 tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan ekonomi dan sosial yang dihadapi dunia di dalam ‘The 2030 Agenda’. Pemerintah Indonesia sudah mengadopsi tujuan-tujuan ini hampir tiga tahun lalu bersama para pemimpin dunia.
Sebagaimana dinyatakan dalam SDG 17, “Kemitraan untuk Tujuan”, “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” hanya dapat direalisasikan melalui komitmen dan kemitraan yang kuat di antara sejumlah besar pemangku kepentingan (stakeholders). Dalam hal ini, PTTEP Indonesia ikut berkontribusi untuk berperan serta mengsukseskan program tersebut.
Selain di Jakarta dan Makassar, PTTEP Indonesia dan Universitas Trisakti, MM-Sustainability juga akan mengadakan Seminar serupa di Palembang, Medan dan Surabaya. Seminar di Makassar yang diadakan di Hotel Four Points by Sheraton kembali bersama-sama dengan pejabat publik tingkat tinggi, sektor swasta dan BUMN, serta pemimpin LSM-LSM dan tokoh publik di wilayah Sulawesi Selatan.
Panel pertama mengundang Ibu Juliaty Ansye Sopacua dari UNDP Indonesia; Bapak Sebastian Abbas, Manager Senior Kehumasan SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi; serta Bapak Afiat, General Affairs Manager PTTEP Indonesia untuk membahas tentang pentingnya SDGs dan bagaimana industri minyak & gas ikut serta membangun kemitraan untuk mencapai SDGs.
Panel sesi kedua merupakan sebuah diskusi mengenai Kewirausahaan Sosial untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan yang diikuti oleh Bapak Hamzah Ismail dari Yayasan Masyarakat Mandar Madani; Ibu Tri Mumpuni, pendiri Yayasan Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka); Bapak Masril Koto dan Bank Tani; dan Ibu Maria Nindita Radyati, pendiri CECT – MM Sustainability, Universitas Trisakti.
Panel sesi ketiga mengundang Muhammad Ikram Riswandi, HIPMI Makassar; Ibu Lusia Palulungan dari Yayasan BaKTI; dan Nur Fitriani, Puteri Indonesia 2017 Sulawesi Selatan untuk berbagi pengalaman sebagai individu untuk meraih perkembangan yang berkelanjutan di Makassar.
Menurut Tri Mumpuni, pendiri Ibeka dan salah satu pejuang mikrohidro di Indonesia yang telah berhasil menerangkan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia dengan inovasinya. “Sinergi itu kunci segala keberhasilan. Kunci kemitraan harus ada kepercayaan, dan ini hanya bisa terjadi kalau kemitraan menjadi kesadaran semua pihak dalam mengerjakan kegiatan pembangunan," ujarnya.
Masril Koto dari Bank Tani menambahkan, seminar ini penting sekali karena bisa mempertemukan multi pihak untuk mencapai SDGs. Sementara Dr. Maria R Nindita Radyati, pendiri program CECT Universitas Trisakti mengutarakan, diperlukan tiga modal 3 modal untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yaitu Intellectual, Financial dan Social Capital.
“Dimana masing-masing dimiliki oleh 3 stakeholders yang berbeda: Institusi Pendidikan, Perusahaan Swasta dan Wirausaha. Maka dari itu diperlukan ketiga stakeholder tersebut bersama pemerintah untuk bersinergi mendorong akselerasi SDGs," papar Maria R Nindita
Juliaty Ansye Sopacua, Technical Advisor SDGs untuk UNDP Indonesia juga mengingatkan bahwa visi akselerasi SDG sudah didorong oleh pemerintah melalui PerPres No 59/2017 ‘Kemitraan dalam Aksi SDGs’ maka dari itu stakeholders harus terus bekerjasama untuk mencapai tujuan yang mulia ini. Lokakarya tentang Kemitraan yang Setara antara Sektor Swasta, Pemerintah dan LSM
Selain seri seminar ini, PTTEP Indonesia dan CECT juga akan secara kolaboratif menyelenggarakan lokakarya dua hari yang bertujuan untuk melatih LSM lokal tentang bagaimana cara terlibat secara lebih efektif dan bermitra dengan sektor swasta dan publik. Lokakarya ini akan dipimpin oleh para instruktur dari Program Magistrate-Magistrasi Guru di Universitas Trisakti.
Program pelatihan intensif ini akan mengajarkan LSM pentingnya membangun tata pemerintahan yang baik, mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan, beralih ke perusahaan, dan menciptakan program pengembangan masyarakat yang memiliki dampak berkelanjutan.
“Bekerja dengan LSM sangatlah penting bagi kami, karena mereka memainkan peranan penting sebagai mitra tepercaya bagi semua stakeholders. Oleh karena itu, kami percaya bahwa perlu untuk memberikan peningkatan kapasitas yang tepat agar LSM menjadi profesional di bidangnya dengan kompetensi yang tepat untuk memberikan hasil yang berkualitas tinggi,” kata General Affairs Manager PTTEP Indonesia, Afiat Djajanegara.
(akr)